- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Praktek Terang) Jokowi: Singapura Punya Apa? Tapi Ekonominya Melesat


TS
duta.pertamax
(Praktek Terang) Jokowi: Singapura Punya Apa? Tapi Ekonominya Melesat
Quote:
Tarakan -Sebagai negara besar, pembangunan Indonesia masih tertinggal oleh negara-negara lain termasuk Singapura. Padahal kekayaan alam Indonesia sangat melimpah.
Bagaimana kuncinya agar Indonesia bisa melesat sejajar dengan negara maju namun tidak punya sumber daya alam (SDA)?
"Kenapa negara lain bisa maju?" tanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) regional Kalimantan (RPJMN 2014-2019) di Kantor Wali Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (15/12/2014).
Hadir juga Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri LH dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo.
Jokowi mengingatkan para gubernur dan bupati se-Kalimantan yang hadir dalam pembukaan musrenbang tersebut untuk tidak terlalu membanggakan sumber daya alam di wilayahnya. Sebab menurutnya, wilayah yang kaya dengan sumber daya alam belum tentu rakyatnya makmur dan sejahtera.
Suami Iriana ini lalu mencontohkan Singapura, Korea Selatan, dan Jepang. Menurut Jokowi, ketiga negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam sekaya Indonesia.
"Singapura. Punya apa? Tapi begitu melesat, cepat sekali. Korea punya apa, tapi cepat melesat. Jepang punya apa, melesat. Start-nya sama dengan kita dan kita dikaruniai dengan sumber daya alam melimpah. Jadi hati-hati. Jangan terlalu banggakan sumber daya alam,"cetusnya.
Namun Jokowi buru-buru meenggarisbawahi. Menurutnya, boleh saja membanggakaan kekayaan alam asalkan dengan satu syarat.
"Satu catatan paling penting, adanya kebijakan publik yang baik dan benar. Hanya itu kuncinya. Tidak ada yang lain. Jadi hati-hati pengambil kebijakan publik, siapa, bapak ibu semua di ruangan ini. Hati-hati. Kuncinya hanya ada di situ," tegas Jokowi.
http://finance.detik.com/read/2014/1...elesat?9911012
Bagaimana kuncinya agar Indonesia bisa melesat sejajar dengan negara maju namun tidak punya sumber daya alam (SDA)?
"Kenapa negara lain bisa maju?" tanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi sambutan pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) regional Kalimantan (RPJMN 2014-2019) di Kantor Wali Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (15/12/2014).
Hadir juga Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri LH dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo.
Jokowi mengingatkan para gubernur dan bupati se-Kalimantan yang hadir dalam pembukaan musrenbang tersebut untuk tidak terlalu membanggakan sumber daya alam di wilayahnya. Sebab menurutnya, wilayah yang kaya dengan sumber daya alam belum tentu rakyatnya makmur dan sejahtera.
Suami Iriana ini lalu mencontohkan Singapura, Korea Selatan, dan Jepang. Menurut Jokowi, ketiga negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam sekaya Indonesia.
"Singapura. Punya apa? Tapi begitu melesat, cepat sekali. Korea punya apa, tapi cepat melesat. Jepang punya apa, melesat. Start-nya sama dengan kita dan kita dikaruniai dengan sumber daya alam melimpah. Jadi hati-hati. Jangan terlalu banggakan sumber daya alam,"cetusnya.
Namun Jokowi buru-buru meenggarisbawahi. Menurutnya, boleh saja membanggakaan kekayaan alam asalkan dengan satu syarat.
"Satu catatan paling penting, adanya kebijakan publik yang baik dan benar. Hanya itu kuncinya. Tidak ada yang lain. Jadi hati-hati pengambil kebijakan publik, siapa, bapak ibu semua di ruangan ini. Hati-hati. Kuncinya hanya ada di situ," tegas Jokowi.
http://finance.detik.com/read/2014/1...elesat?9911012
yg jelas mereka bersatu dan ndak rasis dan bebas KMP

Generasi muda Singapura kini sadar keberagaman adalah faktor penting.

Generasi muda Singapura kini sadar keberagaman adalah faktor penting.
Spoiler for :
VIVAnews - Pemerintah Singapura menganggap banyaknya etnis di negara mereka bukan sebagai masalah atau tantangan. Mereka menganggap hal itu sebagai kekuatan yang harus terus dikelola.
Hal ini diungkapkan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, yang ditemui Senin malam, 11 Agustus 2014 dalam perayaan Hari Nasional ke-49 Singapura di Pacific Place, Jakarta Selatan.
Dalam perayaan yang mengambil tema "Bangsa Kita Rumah Kita" dihadiri oleh beberapa pejabat seperti Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Anil mengungkapkan keberagaman yang dimiliki oleh Singapura tidak akan disia-siakan. "Pemerintah kami memastikan bahwa semua orang yang terdiri dari beragam suku itu melakukan beragam aktivitas seperti bermain, belajar dan bekerja secara bersama-sama," kata Anil.
Sebagai realisasi dari kebijakan itu, Singapura memiliki kebijakan di bidang perumahan, yakni mengharuskan semua orang dari beragam ras dan suku tinggal di satu atap.
"Kami tidak mengizinkan mereka tinggal terpisah. Kebijakan serupa juga diterapkan di sekolah, militer dan tempat bekerja. Kami berupaya membuat situasinya terintegrasi," ujar pria yang menempati pos sebagai Dubes di Indonesia tahun 2012 lalu.
Anil menyebut pemerintahnya tidak ingin kecolongan dan terulang tragedi kerusuhan akibat masalah etnis seperti tahun 1964 silam. Oleh sebab itu, imbuh Anis, generasi muda di Singapura kini telah menganggap bahwa keberagaman merupakan faktor penting.
Stasiun berita Channel News Asia melaporkan saat itu terjadi dua kerusuhan yakni di bulan Juli dan September antara etnis China dan Malaysia.
Akibat kerusuhan itu, sebanyak 36 orang tewas dan sekitar 556 orang lainnya luka-luka. Sementara sekitar 3.000 ditahan karena diduga terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut.
Menurut data resmi dari Departemen Statistik Singapura tahun 2013 lalu, dari total 5,4 juta penduduk Singapura, sebanyak 74 persen di antaranya terdiri dari etnis China dan menjadi populasi paling besar di Negeri Singa.
Selain etnis China, terdapat juga kelompok Melayu sebanyak 13 persen dan India sebanyak 9,1 persen.
Hal ini diungkapkan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, yang ditemui Senin malam, 11 Agustus 2014 dalam perayaan Hari Nasional ke-49 Singapura di Pacific Place, Jakarta Selatan.
Dalam perayaan yang mengambil tema "Bangsa Kita Rumah Kita" dihadiri oleh beberapa pejabat seperti Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu, Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Anil mengungkapkan keberagaman yang dimiliki oleh Singapura tidak akan disia-siakan. "Pemerintah kami memastikan bahwa semua orang yang terdiri dari beragam suku itu melakukan beragam aktivitas seperti bermain, belajar dan bekerja secara bersama-sama," kata Anil.
Sebagai realisasi dari kebijakan itu, Singapura memiliki kebijakan di bidang perumahan, yakni mengharuskan semua orang dari beragam ras dan suku tinggal di satu atap.
"Kami tidak mengizinkan mereka tinggal terpisah. Kebijakan serupa juga diterapkan di sekolah, militer dan tempat bekerja. Kami berupaya membuat situasinya terintegrasi," ujar pria yang menempati pos sebagai Dubes di Indonesia tahun 2012 lalu.
Anil menyebut pemerintahnya tidak ingin kecolongan dan terulang tragedi kerusuhan akibat masalah etnis seperti tahun 1964 silam. Oleh sebab itu, imbuh Anis, generasi muda di Singapura kini telah menganggap bahwa keberagaman merupakan faktor penting.
Stasiun berita Channel News Asia melaporkan saat itu terjadi dua kerusuhan yakni di bulan Juli dan September antara etnis China dan Malaysia.
Akibat kerusuhan itu, sebanyak 36 orang tewas dan sekitar 556 orang lainnya luka-luka. Sementara sekitar 3.000 ditahan karena diduga terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut.
Menurut data resmi dari Departemen Statistik Singapura tahun 2013 lalu, dari total 5,4 juta penduduk Singapura, sebanyak 74 persen di antaranya terdiri dari etnis China dan menjadi populasi paling besar di Negeri Singa.
Selain etnis China, terdapat juga kelompok Melayu sebanyak 13 persen dan India sebanyak 9,1 persen.







Diubah oleh duta.pertamax 16-12-2014 20:55
0
5.5K
Kutip
86
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan