Bakri Mustafa sebagai tukang perahu

Dahulu, bakrie mustafa pernah menjadi tukang perahu di selat bosporus.
Ia menyebrangkan penumpang pulang pergi dari Istanbul ke Kadikoy, Anatolia, dan dalam perjalanan itu dia selalu menyediakan arak bagi para penumpangnya,

pada suatu hari Sultan Murad dan seorang menterinya mengadakan perjalanan; keduanya suka menyamar sebagai orang biasa. Dalam perjalanan itu mereka menyebrangi selat Bosporus dengan perahu Bakri Mustafa. merekapun menetapkan harga tertentu yang disepakati, dan kemudian Bakri mendayung perahunya menuju Kadikoy

Setelah mendayung beberapa menit lamanya, bakri meletakkan pendayungnya dan mengeluarkan satu botol arak serta tiga gelas Sultan yang menyamar itu berkata, "Itu kan haram menurut Islam (no sara ya gan,) tetapi kalau saudara mau minum, minum sajalah, kami berdua tidak ikut minum."
"ya, saudara berdua juga harus minum," kata bakri mustafa,
"didalam perahu ini semua orang harus ikut minum kalau saya minum. Dan kalau mereka tidak ikut minum, saya tidak mau mendayung perahu ini ke tepi"

demikianlah sultan dan menterinya itu tidak punya pilihan lain. mereka harus meminum beberapa gelas arak, karena Bakri berulang kali berhenti mendayung dan minum arak.

Ketika akhirnya perahu sudah mencapai Kadikoy dan mereka meniggalkan perahu, sultan pun berkata kepada menterinya, "Nah, sekarang kamu katakan kepada Bakri Mustafa itu bahwa aku ini Sultan dan kamu Menteriku."

ketika bakri mustafa mendengan hal ini, ia pun tertawa terbahak-bahak dan katanya, "Ah, apa katamu? aku ini telah bertahun tahun lamanya, berpuluh-puluh tahun lamanya, minum arak ini dan aku tidak pernah mengira diriku ini sultan atau menteri. kalian baru ikut perahu sekali sudah mengiran diri kalian ini Sultan dan Menteri. Kalau ikut perahuku sekali lagi barangkali kalian akan berpikir bahwa kalian ini Tuhan dan Nabi."