Alun-alun Bandung sedang bersolek. Sejak Agustus lalu, medan seluas 22.700 meter persegi di tengah ibu kota Jawa Barat tersebut dikelilingi hijab bergambar yang menandakan kawasan itu sedang dipugar.

Dandanan Alun-alun Bandung mulai terlihat. Sepasang gerbang, tingginya sekitar 15 meter, menjulang menghadapi Jalan Banceuy di utara dan Jalan Dewi Sartika di selatan. Bentuknya persegi dengan ornamen berbentuk kubah masjid, sebagai pintu masuk menuju Masjid Raya Bandung. “Alun-alun merupakan area publik dekat masjid

Alun-alun itu juga bakal dihiasi pohon kurma—tanaman yang diyakini berasal dari wilayah Irak—dan palem. Keberadaan dua jenis pohon tersebut bakal menambah kental suasana Timur Tengah di Bandung. Sebelumnya, Masjid Raya—dibangun pada 1810 dan pernah menggunakan desain rancangan Presiden Sukarno saat renovasi menjelang Konferensi Asia-Afrika 1955—yang meninggalkan atap kuncup khas bangunan Sunda menjadi berkubah setengah bola.

Meski aroma Timur Tengah makin kental, Pemerintah Kota Bandung emoh meninggalkan identitas mereka sebagai Kota Kembang. Beberapa titik, Arif melanjutkan, akan dijadikan kebun beraneka bunga. Di antaranya satu titik di sisi timur yang berhadapan dengan Gedung Palaguna dan di selatan yang mengarah ke pendapa rumah dinas Wali Kota Bandung.

Wali Kota Ridwan Kamil mengatakan pemugaran tersebut tidak memakan uang pemerintah. Biaya, yang diperkirakan Rp 5-10 miliar, berasal dari alokasi pertanggungjawaban sosial dari sebuah perusahaan properti. Pemerintah Bandung menargetkan proyek tersebut rampung pada akhir tahun ini. "Sehingga bisa dipakai untuk perayaan malam tahun baru," kata Emil, panggilan Ridwan.