Sekedar info untuk yang belum tahu tentang HGST:

HGST (Hitachi Global Storage Technologies) awalnya adalah divisi bisnis hard disk dari IBM yang kemudian dibeli oleh Hitachi. Sekarang HGST sudah dibeli Western Digital secarai tunai dan lewat pemberian saham. Kesepakatannya: WD menguasai 100% saham HGST, sedangkan Hitachi Ltd. mendapatkan10% saham WD. Kemudian, walau HGST sudah dimiliki WD, mereka akan tetap bersaing secara merek (brand) dan lini produk.

Saat ini bisnis HD 2.5" HGST masih dipegang WD, sedangkan lini HD 3.5" sudah di bawah Toshiba. Ini atas dasar regulasi dari EU (Uni Eropa) untuk mencegah praktek duopoly HD 3.5" (karena kalau 3.5" Hitachi dikuasai WD, maka produsen HD 3.5" dunia tinggal dua, WD dan Seagate).


Latar belakang ane membeli HGST:

Hard disk yang sudah punya nama besar di pasar Indonesia adalah WD dan Seagate, HGST bisa dibilang masih relatif kurang populer di mata awam. Termasuk ane juga sebelumnya . Sampai kemudian secara tidak sengaja ane mampir ke blog-nya BackBlaze. BackBlaze ini menjual jasa online backup dan termasuk salah satu perusahaan sudah lama berdiri dan masih terus berkembang pesat. Mereka menggunakan hard disk lebih dari 34000 buah dan menyimpan data lebih dari 100 petabytes ( = 100.000 TB = 100.000.000 MB! ).

Agar bisa memberikan harga yang kompetitif, mereka tidak menggunakan hard disk tipe enterprise, tapi menggunakan hard disk tipe consumer biasa. Keawetan hard disk tentunya sangat penting bagi mereka, oleh karena itu sejak lama mereka selalu melakukan pendataan statistik pada model dan merek HD yang mereka pakai.

Secara periodik hasil pendataan ini dirilis di blog-nya. Nah, dari blog ini ane mendapat informasi bahwa HD 3.5" merek HGST ini ternyata adalah yang paling awet. Hard drive failure rate Hitachi paling bagus, di bawah 1.4%, lebih baik daripada WD apalagi Seagate. Untuk lebih detailnya silahkan googling "Hard Drive Reliability Update – Sep 2014". Atas dasar ini ane coba membeli HGST saja.



Saat membeli HGST ini, ane membeli 2 HD sekaligus, WD Blue 1 TB dan HGST Desktar NAS 4 TB. WD cuma dikemas dengan plastik anti statik saja, sementara HGST dikemas dalam kotak kemasan khusus. Tentunya kemasan kotak khusus ini memberikan pengamanan yang lebih baik terhadap benturan dll, jelas mengurangi kemungkinan kerusakan saat pengiriman mulai dari pabrik sampai akhirnya ke tangan pemakai.

Dari sisi kecepatan, sudah sangat memuaskan bagi ane (7200 RPM), apalagi hanya dipakai untuk media simpan. Secara umum suhu HGST lebih panas 2 derajat dari WD Blue ane, 40 derajat Celcius pada pemakaian dalam ruangan dengan sirkulasi udara baik tanpa AC. Dengan AC tentunya suhu akan lebih rendah sesuai setting suhu AC-nya. Cuma ane sedapat mungkin menghindari pemakai AC kalau tidak benar-benar perlu, ikut andil sedikit mengurangi dampak global warming
HGST ini juga vibrasinya relatif lebih tinggi dibanding WD Blue. Tapi tidak terlalu substantial.
Karena ini HD yang didisain utk NAS (Network-attached storage) maka bisa diasumsikan kalau HD ini siap utk dipakai 24 jam non-stop. Komputer ane sendiri tidak selalu nyala 24 jam, kurang lebih hanya 16 jam/hari. HD utk NAS biasanya punya MTBF (Mean Time Between Failure) tinggi. MTBF HGST adalah 1 juta jam.
HGST juga memiliki rotational vibration sensor. Jadi lebih bisa mempertahankan performanya saat ada getaran (dalam NAS yg memiliki banyak HD, getaran bisa cukup significant dan akan mengganggu performa dan keawetan HD tanpa mekanisme sensor getaran).

Sejauh ini ane puas dengan performa HGST 4 TB ini, dan tidak pernah ada masalah sama sekali. Untuk yang mengejar keawetan, bisa mencoba memakai merek HGST ini. Secara statistik sudah banyak yang membuktikan keawetannya (silahkan googling saja).

Berikut ini detail transfer rate HGST Desktar NAS 4 TB di sistem ane:

catatan: HD ini sudah SATA rev 3.0 (6 Gb/s), tapi ane hubungkan ke SATA rev 2.0 (3 Gb/s) karena kehabisan port SATA rev 3.0, jadi kemungkinan ada sedikit pengurangan performa.

HGST HDN724040ALE640 File Benchmark

Transfer rate test
File Size: 500 MB
Sequential read 108383 KB/s
Sequential write 101947 KB/s
Random read 149 IOPS
Random write 215 IOPS
Random read (queue depth = 32) 316 IOPS
Random write (queue depth = 32) 406 IOPS

File Size: 1000 MB
Sequential read 108230 KB/s
Sequential write 104985 KB/s
Random read 125 IOPS
Random write 403 IOPS
Random read (queue depth = 32) 320 IOPS
Random write (queue depth = 32) 364 IOPS

Test capacity: full
Read transfer rate
Transfer Rate Minimum : 16.8 MB/s
Transfer Rate Maximum : 171.8 MB/s
Transfer Rate Average : 131.4 MB/s
Access Time : 16.9 ms
Burst Rate : 188.3 MB/s
CPU Usage : 13.2%



Untuk write transfer rate, maaf, karena HD sudah dipasang dan operasional, tidak bisa ane lakukan. karena harus copot semua partisi

Sementara reviewnya cuma segini saja, dan no photo, soale setelah HD-nya sudah sebulanan dipasang dan operasional, baru sekarang ane sempet bikin review ini. kalau sudah setahun dipakai, baru nanti ane update lagi untuk long term usage reviewnya.

Tujuan ane bikin review ini hanya supaya agan2 lebih mengenal merek HGST ini, karena ane sudah sering lihat HD ini, tapi ga tahu kalau ternyata ini HD yang bagus dan awet. dulu ane tahunya cuma Seagate sama WD doang yang bagus .

Persaingan sehat dengan adanya banyak alternatif akan menguntungkan kita semua selaku konsumen. Berterimakasihlah pada European Union, karena kalau tidak ada regulasi dari mereka, bisa2 produsen HD 3.5" cuma tinggal Seagate dengan WD doang (duopoly). Nanti kalau salah satunya rontok, malah bisa tinggal satu doang (monopoly), dan akibatnya sudah jelas: harga bisa dipatok semaunya. Kualitas dan R&D secukupnya saja. Kita konsumen yg rugi..