- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"TAOGE" Rp 23.205.780,- Siapa Mau?


TS
maskitongamuk
"TAOGE" Rp 23.205.780,- Siapa Mau?
Berapakah harga cabai yang dianggap "normal" di Indonesia?
Rentang harga yang wajar seharusnya berada pada kisaran di bawah Rp 10.000,- per kilogramnya.
Tetapi selang tak berapa lama setelah pengumuman penyesuaian harga bahan bakar minyak secara nasional, di beberapa kota di Sumatra harga cabai bisa melambung tinggi menembus harga Rp 100.000,- per kilogramnya. Lonjakan harga yang nyaris tidak terbayangkan sebelumnya.
Dan, bersamaan dengan menggilanya harga cabai itu, ada pula yang menjual "Taoge" dengan harga Rp 23.205.780,-.
Di manakah dijual "Taoge" dengan harga yang tidak masuk akal itu?
Bulan November 2014, HP (Hewlett-Packard) mulai membuka penjualan produk "komputer meja" (komputer berukuran besar, atau yang lebih dikenal dengan sebutan teknisnya "desktop PC") seri terbaru dengan nama "Sprout". Nama yang unik atau malah sebenarnya menggelikan karena dalam bahasa Indonesia "sprout" bisa berarti "kecambah" atau dalam bahasa yang lebih pasaran padanan katanya adalah "taoge".
Sprout belum beredar secara resmi di Indonesia tapi bisa dibeli secara "online" dengan harga US$ 1.899,99 (kurang lebih setara dengan Rp 23.205.780,- dengan asumsi US$ 1 = Rp 12.220,-).
Pihak HP mengklaim bahwa komputer meja "Sprout" itu akan menjadi perangkat jenis baru di dunia komputer yaitu "komputer imersif", komputer yang membuat penggunanya merasa seolah-olah dikelilingi oleh berbagai perangkat yang diperlukan untuk berinteraksi menggunakan komputer tersebut. Perangkat-perangkat tersebut sifatnya maya atau semu ("virtual") namun bisa kita pergunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam lingkungan maya yang dibangun oleh "komputer imersif" itu.
Meski masih dalam tahap impian para pengembang, komputer Jarvis (J.A.R.V.I.S. = Just A Rather Very Intelligent System, bahasa Indonesianya kurang lebih "Sistem Yang Agak Begitu Sangat Cerdas", singkatan yang "dipaksakan" dan diada-adakan karena pada awalnya benar-benar hanya sebuah nama saja dan tidak dimaksudkan sebagai sebuah akronim) dalam film "Iron Man" adalah salah satu contoh "komputer imersif" itu.
Dengan menggunakan komputer imersif bisa ditampilkan tepat di hadapanan kita bentuk-bentuk atau objek-objek maya ("virtual") secara tiga dimensi yang bisa kita sentuh, kita pegang, kita pergunakan, maupun kita rekayasa (diedit), seolah objek-objek tersebut benar-benar ada. Sudah pantaskah HP Sprout disebut sebagai "komputer imersif"?
HP Sprout menggabungkan komputer meja berlayar sentuh yang Unit Pemroses Sentralnya (CPU) menjadi satu bagian yang utuh dari layar monitor (biasa disebut sebagai "all-in-one desktop PC"), dengan sebuah pemindai sekaligus kamera tiga dimensi (3D "camera scanner") yang sekaligus berfungsi sebagai proyektor (pihak HP menyebutnya sebagai "illuminator"), serta sebuah layar proyektor yang peka terhadap sentuhan (touch-sensitive projection surface) yang bentuknya menyerupai tatakan mouse (mousepad) berukuran besar, yang diberi nama "Touch Mat".
Alat pemindai sekaligus proyektor berbentuk lengan itu menjuntai dari bagian tengah atas layar monitor, sedangkan layar proyektor "Touch Mat" itu diletakkan membentang mendatar di depan layar monitor di bagian bawah yang tersambung dengan kait konektor bermagnet.
Lebih rinci spesifikasinya sebagai berikut.
1. Sistem operasi: Windows 8.1
2. Iluminator: proyektor, kamera pemindai 2D dan 3D 14,6 mega piksel yang dilengkapi lampu LED
3. "Touch Mat": tatakan dengan diagonal 20 inci yang peka terhadap 20 titik sentuhan
4. Stylus: pena stylus "Adonit Jot Pro" yang TIDAK peka terhadap tekanan ("non pressure sensitive")
5. Prosesor: Intel® Core™ i7-4790S generasi ke empat
6. VGA: NVIDIA GeForce GT 745A 2GB DDR3
7. Monitor: LED 23 inci, peka terhadap 10 titik sentuhan, full HD (1920x1080)
8. RAM: 8GB PC3-12800 DDR3-1600, bisa ditambah hingga 16GB
9. Hard Disk: "hybrid", 1TB SATA yang dilengkapi 8GB akselerator ("flash acceleration cache") setara kecepatan SSD
10. Webcam: 1 mega piksel webcam
11. Speaker: DTS Sound
12. Wireless: 10/100/1000 Base-T Network, Bluetooth® 4.0, Wireless LAN 802.11a/b/g/n Dual-band (2.4GHz and 5GHz) 2x2
13. USB: dua buah USB 2.0 dan dua buah USB 3.0
14. Card Reader: untuk SD, SDHC, SDXC
15. Keyboard dan mouse: wireless chiclet keyboard dan wireless mouse optik
16. Aplikasi bawaan: "Sprout Workspace", aplikasi khusus untuk Sprout
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh HP Sprout itu? Apa saja yang bisa dilakukan oleh sebuah komputer meja berbasis Windows 8.1 dia bisa melakukannya, tentunya dengan menginstal perangkat lunak atau aplikasi yang diperlukan. Ingin menggunakan Sprout untuk kerja kantoran, installah Microsoft Office dan yang semacam, ingin menggunakan Sprout untuk kerja kreatif, installah Adobe Creative dan yang sejenis, dan sebagainya. Iluminator bisa dipergunakan untuk memindai objek dua dimensi maupun tiga dimensi, "Touch Mat" dapat dipakai untuk bekerja sebagai layar sentuh kedua disamping layar sentuh monitor utama. Jadi, selain di layar sentuh monitor utama, di "Touch Mat" bisa ditampilkan keyboard virtual untuk mengetik, bisa dimunculkan aplikasi "Sprout Workspace" untuk mengolah gambar dua dimensi maupun tiga dimensi.
Bukankah semua itu juga bisa dilakukan komputer meja pada umumnya? Benar. Lantas, di mana keistimewaan Sprout? Tidak ada. Selain penggabungan "all-in-one desktop PC", iluminator, dan "Touch Mat" dalam satu unit produk komputer meja, bisa dibilang tak ada lagi yang luar biasa dari HP "Taoge" yang satu ini. Yang lebih mengenaskan lagi, sejauh ini belum ada aplikasi dari pengembang perangkat lunak terkemuka, Microsoft atau Adobe misalnya, yang bisa memanfaatkan iluminator dan "Touch Mat". Iluminator dan "Touch Mat" hanya berfungsi jika menggunakan "Sprout Workspace", dan beberapa aplikasi bawaan dari HP sendiri, yang semuanya sesungguhnya masih dalam tahap versi "Beta" alias aplikasi yang masih dalam tahap pengembangan dan tengah diujicoba serta belum stabil kinerjanya.
Seorang penulis penguji perangkat "Teknologi Informasi" menceritakan bagaimana dia harus langsung menukarkan satu unit Sprout yang baru saja dia terima dengan Sprout yang lain karena hard disknya rusak. Dan, Sprout pengganti itu pun sering pula menunjukkan gejala-gejala kurang beres, misalnya, keyboard virtual yang tak bisa dimunculkan sebelum dinyalakan ulang, tiba-tiba tak bisa memindahkan gambar dari layar monitor utama ke "Touch Mat" untuk diolah, dan iluminator yang mati sendiri saat sedang dipergunakan.
Idealnya, sebuah komputer imersif mampu menghadirkan perangkat yang meleburkan batas antara dunia nyata dan dunia virtual, komputer imersif mampu menampilkan antarmukanya (interface) dalam sebuah citra atau "image" yang seolah "keluar" dan muncul di hadapan penggunanya, antarmukanya, perangkatnya, maupun objek yang sedang diolah, seolah benar-benar "hadir" di sekeliling pengguna. Komputer Jarvis yang ada di film Iron Man adalah contoh yang bagus untuk ini.
Sedangkan Sprout tak lebih hanyalah "all-in-one desktop PC" yang memiliki layar kedua dalam bentuk "Touch Mat" yang tentu saja hanya mampu menampilkan citra atau gambar yang sifatnya "ada di dalam layar" seperti yang biasa ditampilkan kebanyakan layar monitor pada umumnya. Agak berlebihan sebenarnya jika HP Sprout diklaim sebagi komputer imersif, masih banyak yang harus lebih dikembangkan lagi untuk bisa benar-benar beroleh julukan tersebut.
"All-in-one desktop PC", iluminator, dan "Touch Mat" yang ada pada Sprout juga masih serba tanggung, serba "belum selesai", ibarat ingin membuat telepon genggam cerdas berkamera, tetapi yang dihasilkan baru pada tahap mengikatkan begitu saja sebuah kamera pada sebuah telepon.
"All-in-one desktop PC" adalah jenis komputer yang sudah sangat mudah sekali diperoleh di pasaran hari ini. Iluminator yang terdiri dari kamera pemindai 2D dan 3D dan proyektor juga bisa dibeli di toko hari ini juga meski sebagai produk yang terpisah-pisah. Nah, yang masih menjadi barang baru adalah tatakan yang bisa menjadi monitor layar sentuh, "Touch Mat", tapi ada perangkat yang gampang diperoleh di pasar dan nyaris serupa dengan "Touch Mat" bahkan dalam banyak hal jauh lebih unggul kemampuannya yaitu "monitor tablet grafis" ("graphic tablet displays", monitor yang sekaligus berfungsi sebagai layar untuk melakukan berbagai olah digital secara langsung pada layarnya; sebenarnya nyaris sama saja dengan monitor pada umumnya bedanya adalah "graphic tablet displays" dilengkapi berbagai perangkat yang memudahkan untuk kegiatan kreatif, misalnya pena "stylus" aktif, pena digital yang peka terhadap tekanan maupun sudut kemiringan sehingga nyaris menyerupai kuas atau pena manual, adanya pemati sentuhan telapak tangan, "palm rejection", khusus untuk monitor tablet grafis yang berlayar sentuh, sehingga tangan pengguna bisa bertumpuan, menempel, pada layar dan tidak mengganggu kerja pena digitalnya).
Seandainya tersedia anggaran sebesar Rp 23.205.780,- agak kurang optimal jika dibelanjakan begitu saja untuk HP Sprout kecuali bagi pengembang perangkat lunak maupun perangkat keras yang bermaksud menyempurnakan dan mengembangkan lebih lanjut lagi segala potensi yang mungkin ada pada Sprout. Bagi pengguna komputer pada umumnya, "end-user", terutama para praktisi di dunia kreatif (desainer, ilustrator, dan sebaginya), untuk satu unit komputer berdana Rp 23.205.780,- akan lebih baik dan lebih berfungsi maksimal jika dana yang empat belas jutaan dibelanjakan untuk "monitor tablet grafis" (di Jakarta ada yang menjual Wacom Cintiq 13HD baru dan bergaransi Rp 14.200.000,-), dana sisanya yang delapan jutaan bisa dipergunakan untuk merakit sendiri Unit Pemroses Sentralnya (CPU) sesuai selera.
Diam-diam sebenarnya para pengembang perangkat keras komputer berlomba-lomba untuk membuat komputer meja secanggih mungkin, dan Hewlett-Packard terkesan tergesa-gesa merilis Sprout meski belum sepenuhnya menjadi produk yang "selesai", barangkali demi beroleh citra sebagai pionir, yang pertama menghasilkan perangkat berteknologi terkini. Apa yang dilakukan Dell mengindikasikan hal itu. Tak berapa lama setelah Sprout diluncurkan ke pasar, Dell memamerkan apa yang mereka sebut sebagai "Smart Desk", sebuah komputer meja, "all-in-one desktop PC" berlayar sentuh yang dilengkapi "layar sentuh kedua" yang dibentangkan mendatar di depannya, nyaris serupa fungsinya dengan "Touch Mat" dari HP, bedanya produk Dell ini tidak dilengkapi perangkat semacam iluminator ala Sprout itu, dan "Smart Desk" ini pun juga masih berupa prototipe, belum dilepas ke pasar.
(Bersambung ke Bagian [II] http://kask.us/hRQc4)
Spoiler for Cabai Normal:
Rentang harga yang wajar seharusnya berada pada kisaran di bawah Rp 10.000,- per kilogramnya.
Spoiler for Cabai Mahal:
Tetapi selang tak berapa lama setelah pengumuman penyesuaian harga bahan bakar minyak secara nasional, di beberapa kota di Sumatra harga cabai bisa melambung tinggi menembus harga Rp 100.000,- per kilogramnya. Lonjakan harga yang nyaris tidak terbayangkan sebelumnya.
Spoiler for Cabai Mahal:
Dan, bersamaan dengan menggilanya harga cabai itu, ada pula yang menjual "Taoge" dengan harga Rp 23.205.780,-.
Spoiler for Taoge Normal:
Di manakah dijual "Taoge" dengan harga yang tidak masuk akal itu?
Spoiler for Taoge Mahal:
Bulan November 2014, HP (Hewlett-Packard) mulai membuka penjualan produk "komputer meja" (komputer berukuran besar, atau yang lebih dikenal dengan sebutan teknisnya "desktop PC") seri terbaru dengan nama "Sprout". Nama yang unik atau malah sebenarnya menggelikan karena dalam bahasa Indonesia "sprout" bisa berarti "kecambah" atau dalam bahasa yang lebih pasaran padanan katanya adalah "taoge".
Spoiler for HP Sprout:
Sprout belum beredar secara resmi di Indonesia tapi bisa dibeli secara "online" dengan harga US$ 1.899,99 (kurang lebih setara dengan Rp 23.205.780,- dengan asumsi US$ 1 = Rp 12.220,-).
Spoiler for US$ 1.899,99:
Pihak HP mengklaim bahwa komputer meja "Sprout" itu akan menjadi perangkat jenis baru di dunia komputer yaitu "komputer imersif", komputer yang membuat penggunanya merasa seolah-olah dikelilingi oleh berbagai perangkat yang diperlukan untuk berinteraksi menggunakan komputer tersebut. Perangkat-perangkat tersebut sifatnya maya atau semu ("virtual") namun bisa kita pergunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam lingkungan maya yang dibangun oleh "komputer imersif" itu.
Spoiler for Komputer Jenis Baru?:
Meski masih dalam tahap impian para pengembang, komputer Jarvis (J.A.R.V.I.S. = Just A Rather Very Intelligent System, bahasa Indonesianya kurang lebih "Sistem Yang Agak Begitu Sangat Cerdas", singkatan yang "dipaksakan" dan diada-adakan karena pada awalnya benar-benar hanya sebuah nama saja dan tidak dimaksudkan sebagai sebuah akronim) dalam film "Iron Man" adalah salah satu contoh "komputer imersif" itu.
Spoiler for JARVIS:
Spoiler for JARVIS:
Dengan menggunakan komputer imersif bisa ditampilkan tepat di hadapanan kita bentuk-bentuk atau objek-objek maya ("virtual") secara tiga dimensi yang bisa kita sentuh, kita pegang, kita pergunakan, maupun kita rekayasa (diedit), seolah objek-objek tersebut benar-benar ada. Sudah pantaskah HP Sprout disebut sebagai "komputer imersif"?
Spoiler for Komputer Imersif:
HP Sprout menggabungkan komputer meja berlayar sentuh yang Unit Pemroses Sentralnya (CPU) menjadi satu bagian yang utuh dari layar monitor (biasa disebut sebagai "all-in-one desktop PC"), dengan sebuah pemindai sekaligus kamera tiga dimensi (3D "camera scanner") yang sekaligus berfungsi sebagai proyektor (pihak HP menyebutnya sebagai "illuminator"), serta sebuah layar proyektor yang peka terhadap sentuhan (touch-sensitive projection surface) yang bentuknya menyerupai tatakan mouse (mousepad) berukuran besar, yang diberi nama "Touch Mat".
Spoiler for "All-in-one Desktop PC":
Alat pemindai sekaligus proyektor berbentuk lengan itu menjuntai dari bagian tengah atas layar monitor, sedangkan layar proyektor "Touch Mat" itu diletakkan membentang mendatar di depan layar monitor di bagian bawah yang tersambung dengan kait konektor bermagnet.
Spoiler for Iluminator:
Spoiler for "Touch Mat":
Lebih rinci spesifikasinya sebagai berikut.
1. Sistem operasi: Windows 8.1
2. Iluminator: proyektor, kamera pemindai 2D dan 3D 14,6 mega piksel yang dilengkapi lampu LED
3. "Touch Mat": tatakan dengan diagonal 20 inci yang peka terhadap 20 titik sentuhan
4. Stylus: pena stylus "Adonit Jot Pro" yang TIDAK peka terhadap tekanan ("non pressure sensitive")
5. Prosesor: Intel® Core™ i7-4790S generasi ke empat
6. VGA: NVIDIA GeForce GT 745A 2GB DDR3
7. Monitor: LED 23 inci, peka terhadap 10 titik sentuhan, full HD (1920x1080)
8. RAM: 8GB PC3-12800 DDR3-1600, bisa ditambah hingga 16GB
9. Hard Disk: "hybrid", 1TB SATA yang dilengkapi 8GB akselerator ("flash acceleration cache") setara kecepatan SSD
10. Webcam: 1 mega piksel webcam
11. Speaker: DTS Sound
12. Wireless: 10/100/1000 Base-T Network, Bluetooth® 4.0, Wireless LAN 802.11a/b/g/n Dual-band (2.4GHz and 5GHz) 2x2
13. USB: dua buah USB 2.0 dan dua buah USB 3.0
14. Card Reader: untuk SD, SDHC, SDXC
15. Keyboard dan mouse: wireless chiclet keyboard dan wireless mouse optik
16. Aplikasi bawaan: "Sprout Workspace", aplikasi khusus untuk Sprout
Spoiler for "Sprout Workspace":
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh HP Sprout itu? Apa saja yang bisa dilakukan oleh sebuah komputer meja berbasis Windows 8.1 dia bisa melakukannya, tentunya dengan menginstal perangkat lunak atau aplikasi yang diperlukan. Ingin menggunakan Sprout untuk kerja kantoran, installah Microsoft Office dan yang semacam, ingin menggunakan Sprout untuk kerja kreatif, installah Adobe Creative dan yang sejenis, dan sebagainya. Iluminator bisa dipergunakan untuk memindai objek dua dimensi maupun tiga dimensi, "Touch Mat" dapat dipakai untuk bekerja sebagai layar sentuh kedua disamping layar sentuh monitor utama. Jadi, selain di layar sentuh monitor utama, di "Touch Mat" bisa ditampilkan keyboard virtual untuk mengetik, bisa dimunculkan aplikasi "Sprout Workspace" untuk mengolah gambar dua dimensi maupun tiga dimensi.
Spoiler for HP Sprout:
Spoiler for HP Sprout:
Bukankah semua itu juga bisa dilakukan komputer meja pada umumnya? Benar. Lantas, di mana keistimewaan Sprout? Tidak ada. Selain penggabungan "all-in-one desktop PC", iluminator, dan "Touch Mat" dalam satu unit produk komputer meja, bisa dibilang tak ada lagi yang luar biasa dari HP "Taoge" yang satu ini. Yang lebih mengenaskan lagi, sejauh ini belum ada aplikasi dari pengembang perangkat lunak terkemuka, Microsoft atau Adobe misalnya, yang bisa memanfaatkan iluminator dan "Touch Mat". Iluminator dan "Touch Mat" hanya berfungsi jika menggunakan "Sprout Workspace", dan beberapa aplikasi bawaan dari HP sendiri, yang semuanya sesungguhnya masih dalam tahap versi "Beta" alias aplikasi yang masih dalam tahap pengembangan dan tengah diujicoba serta belum stabil kinerjanya.
Spoiler for HP Sprout:
Seorang penulis penguji perangkat "Teknologi Informasi" menceritakan bagaimana dia harus langsung menukarkan satu unit Sprout yang baru saja dia terima dengan Sprout yang lain karena hard disknya rusak. Dan, Sprout pengganti itu pun sering pula menunjukkan gejala-gejala kurang beres, misalnya, keyboard virtual yang tak bisa dimunculkan sebelum dinyalakan ulang, tiba-tiba tak bisa memindahkan gambar dari layar monitor utama ke "Touch Mat" untuk diolah, dan iluminator yang mati sendiri saat sedang dipergunakan.
Spoiler for HP Sprout:
Idealnya, sebuah komputer imersif mampu menghadirkan perangkat yang meleburkan batas antara dunia nyata dan dunia virtual, komputer imersif mampu menampilkan antarmukanya (interface) dalam sebuah citra atau "image" yang seolah "keluar" dan muncul di hadapan penggunanya, antarmukanya, perangkatnya, maupun objek yang sedang diolah, seolah benar-benar "hadir" di sekeliling pengguna. Komputer Jarvis yang ada di film Iron Man adalah contoh yang bagus untuk ini.
Spoiler for Komputer Imersif:
Sedangkan Sprout tak lebih hanyalah "all-in-one desktop PC" yang memiliki layar kedua dalam bentuk "Touch Mat" yang tentu saja hanya mampu menampilkan citra atau gambar yang sifatnya "ada di dalam layar" seperti yang biasa ditampilkan kebanyakan layar monitor pada umumnya. Agak berlebihan sebenarnya jika HP Sprout diklaim sebagi komputer imersif, masih banyak yang harus lebih dikembangkan lagi untuk bisa benar-benar beroleh julukan tersebut.
Spoiler for HP Sprout:
"All-in-one desktop PC", iluminator, dan "Touch Mat" yang ada pada Sprout juga masih serba tanggung, serba "belum selesai", ibarat ingin membuat telepon genggam cerdas berkamera, tetapi yang dihasilkan baru pada tahap mengikatkan begitu saja sebuah kamera pada sebuah telepon.
Spoiler for Produk Belum Selesai:
"All-in-one desktop PC" adalah jenis komputer yang sudah sangat mudah sekali diperoleh di pasaran hari ini. Iluminator yang terdiri dari kamera pemindai 2D dan 3D dan proyektor juga bisa dibeli di toko hari ini juga meski sebagai produk yang terpisah-pisah. Nah, yang masih menjadi barang baru adalah tatakan yang bisa menjadi monitor layar sentuh, "Touch Mat", tapi ada perangkat yang gampang diperoleh di pasar dan nyaris serupa dengan "Touch Mat" bahkan dalam banyak hal jauh lebih unggul kemampuannya yaitu "monitor tablet grafis" ("graphic tablet displays", monitor yang sekaligus berfungsi sebagai layar untuk melakukan berbagai olah digital secara langsung pada layarnya; sebenarnya nyaris sama saja dengan monitor pada umumnya bedanya adalah "graphic tablet displays" dilengkapi berbagai perangkat yang memudahkan untuk kegiatan kreatif, misalnya pena "stylus" aktif, pena digital yang peka terhadap tekanan maupun sudut kemiringan sehingga nyaris menyerupai kuas atau pena manual, adanya pemati sentuhan telapak tangan, "palm rejection", khusus untuk monitor tablet grafis yang berlayar sentuh, sehingga tangan pengguna bisa bertumpuan, menempel, pada layar dan tidak mengganggu kerja pena digitalnya).
Spoiler for Graphic Tablet Displays:
Seandainya tersedia anggaran sebesar Rp 23.205.780,- agak kurang optimal jika dibelanjakan begitu saja untuk HP Sprout kecuali bagi pengembang perangkat lunak maupun perangkat keras yang bermaksud menyempurnakan dan mengembangkan lebih lanjut lagi segala potensi yang mungkin ada pada Sprout. Bagi pengguna komputer pada umumnya, "end-user", terutama para praktisi di dunia kreatif (desainer, ilustrator, dan sebaginya), untuk satu unit komputer berdana Rp 23.205.780,- akan lebih baik dan lebih berfungsi maksimal jika dana yang empat belas jutaan dibelanjakan untuk "monitor tablet grafis" (di Jakarta ada yang menjual Wacom Cintiq 13HD baru dan bergaransi Rp 14.200.000,-), dana sisanya yang delapan jutaan bisa dipergunakan untuk merakit sendiri Unit Pemroses Sentralnya (CPU) sesuai selera.
Spoiler for Cintiq + CPU Rakitan:
Diam-diam sebenarnya para pengembang perangkat keras komputer berlomba-lomba untuk membuat komputer meja secanggih mungkin, dan Hewlett-Packard terkesan tergesa-gesa merilis Sprout meski belum sepenuhnya menjadi produk yang "selesai", barangkali demi beroleh citra sebagai pionir, yang pertama menghasilkan perangkat berteknologi terkini. Apa yang dilakukan Dell mengindikasikan hal itu. Tak berapa lama setelah Sprout diluncurkan ke pasar, Dell memamerkan apa yang mereka sebut sebagai "Smart Desk", sebuah komputer meja, "all-in-one desktop PC" berlayar sentuh yang dilengkapi "layar sentuh kedua" yang dibentangkan mendatar di depannya, nyaris serupa fungsinya dengan "Touch Mat" dari HP, bedanya produk Dell ini tidak dilengkapi perangkat semacam iluminator ala Sprout itu, dan "Smart Desk" ini pun juga masih berupa prototipe, belum dilepas ke pasar.
Spoiler for Dell Smart Desk:
(Bersambung ke Bagian [II] http://kask.us/hRQc4)
Diubah oleh maskitongamuk 03-04-2015 02:35
0
4.9K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan