- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[ Revolusi MentaL ] ETNIS TIONGHOA diharapkan Tidak Takut Masuk TNI


TS
mitzukage
[ Revolusi MentaL ] ETNIS TIONGHOA diharapkan Tidak Takut Masuk TNI
![[ Revolusi MentaL ] ETNIS TIONGHOA diharapkan Tidak Takut Masuk TNI](https://s.kaskus.id/images/2014/12/06/5282830_20141206060423.jpg)
Kapten (Udara) Hendra Kho
Quote:
Jakarta - Sampai saat ini warga Tionghoa dinilai takut untuk masuk ke dalam kemiliteran Indonesia. Untuk itu, harus ada perubahan aturan kebijakan kesetaraan agar adanya perubahan.
"Harus ada perubahan aturan kebijakan kesamaan kesataraan yang sama di tingkat UU. Agar para warga Tionghoa ini tidak lagi minder," ujar Pengamat Militer LIPI Jaleswari Pramodharwardani.
Jaleswari mengatakan diacara peluncuran buku 'Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran Sejak Nusantara Sampai Indonesia' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2014). Selain Jaleswari, pembicara yang hadir ialah Mayjen TNI Gede Sumerta dari Universitas Pertahanan dan Asintel Kodam Jaya, Sony Aprianto.
Bagi Jaleswari, dengan adanya peluncuran buku ini akan membuka mata warga Tionghoa bahwa mereka sama. Tidak ada perbedaan jika mereka masuk kedalam dunia militer Indonesia.
"Jadi kontribusi buku ini cara kita lihat kebhinnekaan kita," ujar Jaleswari.
Dilain pihak, Asintel Kodam Jaya, Sony Aprianto juga mengajak para warga Tionghoa untuk bergabung. Karena sampai saat ini warga Tionghoa hanya berada dalam posisi yang umum saja.
"Jadi saya mengajak saudara kami lebih peran aktif lagi untuk ikut serta bela negara," tutupnya.
"Harus ada perubahan aturan kebijakan kesamaan kesataraan yang sama di tingkat UU. Agar para warga Tionghoa ini tidak lagi minder," ujar Pengamat Militer LIPI Jaleswari Pramodharwardani.
Jaleswari mengatakan diacara peluncuran buku 'Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran Sejak Nusantara Sampai Indonesia' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2014). Selain Jaleswari, pembicara yang hadir ialah Mayjen TNI Gede Sumerta dari Universitas Pertahanan dan Asintel Kodam Jaya, Sony Aprianto.
Bagi Jaleswari, dengan adanya peluncuran buku ini akan membuka mata warga Tionghoa bahwa mereka sama. Tidak ada perbedaan jika mereka masuk kedalam dunia militer Indonesia.
"Jadi kontribusi buku ini cara kita lihat kebhinnekaan kita," ujar Jaleswari.
Dilain pihak, Asintel Kodam Jaya, Sony Aprianto juga mengajak para warga Tionghoa untuk bergabung. Karena sampai saat ini warga Tionghoa hanya berada dalam posisi yang umum saja.
"Jadi saya mengajak saudara kami lebih peran aktif lagi untuk ikut serta bela negara," tutupnya.
Tionghoa dan Militer Indonesia
Quote:
Kapten Hendra Kho, Masuk TNI Terinspirasi Kakek
Kisah Kapten Hendra Kho
Jakarta - Dengan kulit kuning mulus, wajah tampan, mata sipit, dan tinggi badan 180 senti meter, Hendra Kho sebetulnya layak menjadi aktor laga seperti Willy Dozan atau Andy Lau. Tapi dunia militer justru lebih menggoda batinnya. Selepas meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Trisakti, 2007, ia pun melamar ke TNI Angkatan Udara.
“Sejak kecil saya memang kepingin jadi tentara. Mungkin saya kepengaruh kakek, Kho Bak Tjoa, yang menjadi pejuang '45 di Riau. Beliau dapet Bintang Gerilya dari Presiden,” kata Hendra kepada Detik di sela-sela acara bedah buku 'Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran' karya Iwan Santosa di Gedung Joang 45, Kamis (4/12) petang.
Hendra yang kini ia bertugas di Bravo 90 TNI-AU, Bogor, berharap generasi muda Tionghoa di Indonesia tak sungkan masuk TNI. Dirinya telah membuktikan selama tujuh tahun berkarir tak pernah merasa ada sikap dan perlakuan diskriminatif dari teman-teman maupun atasannya. Hendra juga menepis anggapan bahwa keturunan Tionghoa yang menjadi anggota TNI pangkatnya akan mentok di Kolonel.
“Itu mitos, ada kok yang bisa jadi jenderal. Di TNI itu yang dihitung kompetensi, dedikasi, dan loyalitasnya. Bukan asal-usul etnis atau kesukuannya,” kata putra dari Djoni Kho dan Tjoa Ngang Heng itu.
Ia berharap, para orang tua agar memberikan dukungan penuh bila ada anak-anaknya yang bercita-cita ingin menjadi militer. “Ke depan, kalau kita mau mengabdi tak cuma di bidang ekonomi dan politik. Dunia militer terbuka lebar kok,” cetusnya.
Dari 256 orang lulusan perwira, Hendra tercatat menduduki peringkat ke-32. Dari 72 siswa matra udara, dia berada di urutan ketujuh dari 10 siswa terbaik.
Selanjutnya, Hendra ditempatkan di Korps Pasukan Khas (Pasukan Komando) TNI Angkatan Udara.
Hendra pernah mendapat anugerah tiga tanda jasa, yakni Dharma Nusa, Wira Dharma, serta Wira Nusa. Sebelum di Bravo 90, dia pernah menjabat Kepala Hukum Pusat Pendidikan dan Latihan Paskhas TNI AU di Bandung. Sejak Oktober tahun lalu, dia meraih pangkat kapten.
=======================
Bhinneka Tunggal Ika

Diubah oleh mitzukage 06-12-2014 18:08
0
8.8K
Kutip
92
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan