- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PARAH , ORANG KAYA DI INDONESIA MALAS BAYAR PAJAK TAPI SUKA PAMER KEKAYAAN


TS
ken nero
PARAH , ORANG KAYA DI INDONESIA MALAS BAYAR PAJAK TAPI SUKA PAMER KEKAYAAN
Quote:






Pake moge tapi minum premium
Sifat orang kaya di indonesia emang ga tau malu.benar2 bikin sebel, suka pamer mobil sport harga ratusan juta - milyaran tapi ternyata ga bayar pajak.munafik!
Di saat negara defisit apbn mereka malah menambah defisit dengan hobi mereka impor mobil -mobil sport.kalau bayar pajak sih ga masalh.tapi kebanyakan mobil2 sport yg masuk ga bayar pajak, aka bodong.pake plat no tapi ga ada stnk apalagi bpkb.
Parahnya lagi udah ga bayar pajak tapi kelakuan pemilik mobil sport pada belagu di jalan.suka pake pengawalan, geber2 gas, petantang petenteng seakan mereka pemilik jalan.bikin enek,

Di saat rakyat lagi susah bbm , harga bbm mau naik , mereka pakai mobil yg boros bbm.udah umum kalau para pemilik mobil pada isi pake premium.padahal harga mobil mereka lebih dari 500jt.
Ironis, bisa beli mobil ratusan juta - milyaran tapi ga mau beli pertamax n ga mau bayar pajak.

Ini Estimasi Biaya Pajak Mobil Mewah di Indonesia

Sumber : - | Author : TMC Polda Metro Jaya
Salah satu Lamborghini yang disita Polda Metro Jaya di SCBD, Jakarta Selatan, karena tak punya kelengkapan surat alias bodong.
Ini Perhitungan Biaya Pajak dan Denda STNK
Biaya Kepemilikan "MPV Sejuta Umat" Rp 300.000-an Per Bulan
Ini Biaya Kepemilikan "Mobil Murah" Per Bulan
Jakarta, KompasOtomotif – Belakangan, marak ditemukan mobil-mobil sport mewah yang diamankan polisi karena tak punya identitas. Mulai dari beberapa kali penangkapan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, sampai identifikasi Lamborghini Gallardo bodong yang dibawa anggota DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa disapa Haji Lulung.
Pertanyaannya, mengapa banyak orang kaya yang tak mau bayar pajak? Semahal itukah pajak mobil mewah apalagi mobil super sekelas Ferrari, Lamborghini, dan lainnya hingga harus dihindari? Secara logika, mampu membeli mobil seharga miliaran, membayar pajak ”cuma” puluhan juta rupiah seharusnya tidak berat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto pernah mengatakan, ada dua alasan pemilik mobil mewah tak mau bayar pajak. Pertama, sengaja menghindari atau enggan membayar karena nilainya cukup besar. Kedua, ingin tampak selalu baru dengan menggunakan pelat nomor palsu.
Estimasi besaran pajak
Yang bikin penasaran, seberapa besar pajak mobil mewah? Mari kita hihtung pelan-pelan. Ambil contoh Lamborghini. Penelusuran KompasOtomotif, harga terakhir mobil super dari Italia ini berada di range Rp 5,5-9,7 miliar. Termurah tipe Gallardo Lp 550-2 dengan perkiraan harga Rp 5,5 miliar. Berapa pajaknya?
Paling besar ada dua, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). BBN KB besarnya 10 persen dari harga kendaraan off the road. Jika harga mobil Rp 5,5 miliar, pemilik harus mengelurkan biaya Rp 550 juta!
Biaya besar lainnya adalah PKB. Untuk menentukan besaran pajak ada di Permendagri No. 29 tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Jumlahnya 1,5 persen dari nilai jual kendaraan dan bersifat menurun setiap tahun karena penyusutan nilai jual. Anggap saja baru, nilainya Rp 5,5 miliar X 1,5 persen X 1 (koefisien mobil sedan dari Permendagri), berarti harus bayar Rp 82,5 juta.
Lalu ada lagi biaya tambahan yang jumlahnya kecil, seperti SWDKLLJ (Sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan). Sumbangan ini dikelola oleh Jasa Raharja. Sementara biaya adminstirasi tidak dikenakan untuk mobil baru.
Jadi bisa dibayangkan, pajak pertama yang harus dibayar pemilik Lamborghini Gallardo LP 550-2 adalah Rp 550 juta (BBN KB) ditambah Rp 82,5 juta (PKB) dan SWDKLLJ Rp 140.000, menjadi total Rp 632.640.000!
Itu baru Lamborghini versi ”murah”. Dan perhitungan ini dengan asumsi mobil pertama, bukan pajak progresif. Bagaimana jika Lamborghini Aventador dengan banderol Rp 9,7 miliar? Bisa semiliar lebih untuk pajaknya saja.
Quote:
50 Persen Orang Kaya Di Indonesia Tidak Bayar Pajak
ORANG Samin menolak bayar pajak, karena yang dilawannya pemerintah Belanda. Tapi jika orang kaya sekarang enggan bayar pajak, itu berarti mereka lebih sadis dari Wong Samin, karena pemerintahan sekarang adalah pemerintahan bangsa dewek. Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin mengeluh, 50 % dari orang kaya Indonesia tidak mau bayar pajak. Pantesan beberapa tahun ini pemasukan pajak tak mencapai target.
Orang Samin di Klopo Duwur Blora (Jateng) dan Jipang Bojonegoro (Jatim) terkenal ketidakpatuhannya membayar pajak. Tapi itu terjadi di masa penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan dipimpin Bung Karno yang wong Jawa juga, mereka patuh menunaikan kewajibannya. Itulah ketaatan orang kampung yang sederhana, yang tidak silau pada semaraknya jaman.
Paling ironis adalah, ketika manusia-manusia modern dan kaya raya, ternyata tidak mau bayar pajak juga. Padahal sejak proklamasi hingga kini, NKRI tetap dipimpin oleh bangsa dewek, termasuk presiden sekarang Pak SBY. Berarti orang-orang kaya negeri ini tak punya nasionalisme, kalah dengan Wong Samin. Tapi kenapa pula negara tak berdaya menghadapi para pengemplang pajak ini?
Bila hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, rupanya dalam soal pajak seperti itu juga. Pajak-pajak yang nilai kecil, ditelateni oleh negara, seperti pajak pengarang. Berapa sih honor pengarang dan kolumnis di suratkabar? Tapi mereka tetap digorok 14 % dari jumlah honor yang diterimanya. Sedangkan para konglomerat yang nilai pajaknya sampai miliaran bahkan triliun banyak yang lolos. Maka kata Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin, 50 % orang kaya di Indonesia tidak bayar pajak! Wah pantes cepet jadi kaya ya
Ketika jumlah pajaknya masih bernilai ratusan ribu sampai jutaan, Wajib Pajak masih banyak yang patuh. Tapi ketika sudah bernilai miliar bahkan triliun, mulailah para taipan itu merasa sayang dan kemudian berkelit. Untuk menurunkan jumlah pajaknya, banyak yang kemudian berkolusi dengan setan-setan pajak Gayus Tambunan Cs.
Gara-gara ulah mereka yang didukung para setan-setan perpajakan, beberapa tahun terakhir ini penerimaan pajak di luar target. Tahun 2013 misalnya, dari target Rp 1.148,4 triliun hanya masuk Rp 1.071,1 triliun. Padahal 78 % pendapatan negara sangat bergantung dari pemasukan pajak.
ORANG Samin menolak bayar pajak, karena yang dilawannya pemerintah Belanda. Tapi jika orang kaya sekarang enggan bayar pajak, itu berarti mereka lebih sadis dari Wong Samin, karena pemerintahan sekarang adalah pemerintahan bangsa dewek. Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin mengeluh, 50 % dari orang kaya Indonesia tidak mau bayar pajak. Pantesan beberapa tahun ini pemasukan pajak tak mencapai target.
Orang Samin di Klopo Duwur Blora (Jateng) dan Jipang Bojonegoro (Jatim) terkenal ketidakpatuhannya membayar pajak. Tapi itu terjadi di masa penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan dipimpin Bung Karno yang wong Jawa juga, mereka patuh menunaikan kewajibannya. Itulah ketaatan orang kampung yang sederhana, yang tidak silau pada semaraknya jaman.
Paling ironis adalah, ketika manusia-manusia modern dan kaya raya, ternyata tidak mau bayar pajak juga. Padahal sejak proklamasi hingga kini, NKRI tetap dipimpin oleh bangsa dewek, termasuk presiden sekarang Pak SBY. Berarti orang-orang kaya negeri ini tak punya nasionalisme, kalah dengan Wong Samin. Tapi kenapa pula negara tak berdaya menghadapi para pengemplang pajak ini?
Bila hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, rupanya dalam soal pajak seperti itu juga. Pajak-pajak yang nilai kecil, ditelateni oleh negara, seperti pajak pengarang. Berapa sih honor pengarang dan kolumnis di suratkabar? Tapi mereka tetap digorok 14 % dari jumlah honor yang diterimanya. Sedangkan para konglomerat yang nilai pajaknya sampai miliaran bahkan triliun banyak yang lolos. Maka kata Dirjen Pajak Fuad Rachmani kemarin, 50 % orang kaya di Indonesia tidak bayar pajak! Wah pantes cepet jadi kaya ya
Ketika jumlah pajaknya masih bernilai ratusan ribu sampai jutaan, Wajib Pajak masih banyak yang patuh. Tapi ketika sudah bernilai miliar bahkan triliun, mulailah para taipan itu merasa sayang dan kemudian berkelit. Untuk menurunkan jumlah pajaknya, banyak yang kemudian berkolusi dengan setan-setan pajak Gayus Tambunan Cs.
Gara-gara ulah mereka yang didukung para setan-setan perpajakan, beberapa tahun terakhir ini penerimaan pajak di luar target. Tahun 2013 misalnya, dari target Rp 1.148,4 triliun hanya masuk Rp 1.071,1 triliun. Padahal 78 % pendapatan negara sangat bergantung dari pemasukan pajak.
Quote:
Banyak Orang Kaya Malas Bayar Pajak
JAKARTA, SELASA - Dirjen Pajak Darmin Nasution siap "menjewer" orang kaya Indonesia yang tidak benar dan belum membayar pajak. "Kita akui masih banyak orang kaya di Indonesia tidak benar dan mungkin belum bayar pajak," kata Darmin pada konferensi pers mengenai "Sunset Policy" (Penghapusan Sanksi Pajak) 2008 di Jakarta, Selasa (1/7).
Menurut Darmin, para orang kaya Indonesia yang jumlahnya kian bertambah di Indonesia itu akan diwajibkan membayar pajak dengan melalui beberapa tahap. "Pertama kita ingatkan, yakinkan mereka. Orang Indonesia kan katanya banyak malunya. Jangan sampai gak punya malu lagi," kata Darmin.
Langkah kedua, Dirjen Pajak akan melakukan perbaikan dan pengolahan database wajib pajak bagi para orang kaya ini sehingga dengan data tersebut diharapkan para orang kaya ini bisa membayar pajak dengan benar.
"Kalau sudah kita terapkan itu dan tidak bayar pajak juga harus dijewer kalau begitu. Jadi ini semua selain kita siapkan aturannya dalam perangkat UU kita siapkan juga infrastruktur dalam database kita," katanya. Tak lupa Darmin mengaku menyiapkan perangkat aparatnya untuk melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik dan benar.
"Kalau saya lihat, pembayaran pajak penduduk Indonesia pelan-pelan databasenya bergeser. Di sana sini, orang yang kita kenal, kita kadang kaget. Atau kita ambil per wilayah. Wilayah yang mewah kita lihat wajahnya bagaimana sih. Kita akan tahu ini tak benar ini," katanya.
Menurut Darmin, paramater orang kaya bukan dinilai dari penghasilannya melainkan kekayaaan yang dimilikinya. "Setiap tahun bisa saja aset naik sehingga nilai aset naik itu pengaurhi kekayaaanya jadi besar bukan karena penghasilannya yang tinggi," jelas dia.
Dalam penjelasannya Darmin mengatakan Sunset Policy adalah fasilitas penghapusan sanksi pajak penghasilan orang atau berupa badan atas kekurangan pembayaran pajak yang dapat dinikmati masyarakat baik yang belum memiliki NPWP maupun yang telah memiliki NPWP pada tanggal 1 Januari 2008. "Jadi kesimpulannya adalah policy ini justru beri kesempatan ke wajib pajak agar bayar pajaknya dengan benar," tegasnya.
JAKARTA, SELASA - Dirjen Pajak Darmin Nasution siap "menjewer" orang kaya Indonesia yang tidak benar dan belum membayar pajak. "Kita akui masih banyak orang kaya di Indonesia tidak benar dan mungkin belum bayar pajak," kata Darmin pada konferensi pers mengenai "Sunset Policy" (Penghapusan Sanksi Pajak) 2008 di Jakarta, Selasa (1/7).
Menurut Darmin, para orang kaya Indonesia yang jumlahnya kian bertambah di Indonesia itu akan diwajibkan membayar pajak dengan melalui beberapa tahap. "Pertama kita ingatkan, yakinkan mereka. Orang Indonesia kan katanya banyak malunya. Jangan sampai gak punya malu lagi," kata Darmin.
Langkah kedua, Dirjen Pajak akan melakukan perbaikan dan pengolahan database wajib pajak bagi para orang kaya ini sehingga dengan data tersebut diharapkan para orang kaya ini bisa membayar pajak dengan benar.
"Kalau sudah kita terapkan itu dan tidak bayar pajak juga harus dijewer kalau begitu. Jadi ini semua selain kita siapkan aturannya dalam perangkat UU kita siapkan juga infrastruktur dalam database kita," katanya. Tak lupa Darmin mengaku menyiapkan perangkat aparatnya untuk melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik dan benar.
"Kalau saya lihat, pembayaran pajak penduduk Indonesia pelan-pelan databasenya bergeser. Di sana sini, orang yang kita kenal, kita kadang kaget. Atau kita ambil per wilayah. Wilayah yang mewah kita lihat wajahnya bagaimana sih. Kita akan tahu ini tak benar ini," katanya.
Menurut Darmin, paramater orang kaya bukan dinilai dari penghasilannya melainkan kekayaaan yang dimilikinya. "Setiap tahun bisa saja aset naik sehingga nilai aset naik itu pengaurhi kekayaaanya jadi besar bukan karena penghasilannya yang tinggi," jelas dia.
Dalam penjelasannya Darmin mengatakan Sunset Policy adalah fasilitas penghapusan sanksi pajak penghasilan orang atau berupa badan atas kekurangan pembayaran pajak yang dapat dinikmati masyarakat baik yang belum memiliki NPWP maupun yang telah memiliki NPWP pada tanggal 1 Januari 2008. "Jadi kesimpulannya adalah policy ini justru beri kesempatan ke wajib pajak agar bayar pajaknya dengan benar," tegasnya.
Quote:
Mobil Mewah Malas Bayar Pajak Kelakuan Orang Kaya
RakaNews.com - Mobil mewah jenis sport memang sangat menarik untuk dimiliki oleh orang-orang kaya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bahkan artis terkayadi Indonesia sebagai ketua mobil mewah Lambhorgini Indonesia Princess Syahrini.
Pengacara nyentrik Hotman Paris dikenal sebagai kolektor mobil mewah. Mulai dari Ferrari hingga Lamborghini dia miliki. Bagi Hotman, mobil mewah itu sebagai sebuah lembang prestise, kebanggaan bagi yang memakainya.
Tapi, Hotman juga merasa miris dengan sejumlah mobil mewah yang kena tilang polisi. Para pemilik mobil mewah itu ternyata tak memiliki izin resmi. Mulai dari surat hingga nopol ternyata tak terdaftar.
"Saat kita mengendarai mobil mewah itu ada kebanggaan, tapi kalau belum beres surat-suratnya, ilegal, apa yang bisa dibanggakan?" terang Hotman saat berbincang dengan awak media di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).
Beberapa waktu lalu di wilayah Jabodetabek polisi berhasil menangkap pemgemudi Ferrari tampa dilengkapi surat-surat. Juga memiliki plat nomor polisi palsu.
Di Jakarta orang-orang kaya mengoleksi mobil mewah asal Italia, Eropa, atau Amerika namun permasalahan muncul karena tidak membayar pajak. Pajak yangbharus dibayar sangat mahal tidak sebanding dengan kegunaannya.
Mobil mewaah hanya untuk kesombongan dan pamer kekayaan tidak lebih dari itu, Tidak masalah membeli mobil mewah selama bisa membayar pajak kendaraan.
Selain itu biaya perawatannya sangat mahal dan kalau terjadi kecelakaan maka perawatannya hingga ratusan juta rupiah. Andaikata polisi tegas menilang maka pemilik mobil mewah akan segera mengurus surat-suratnya!
Hotman mengaku dirinya selalu taat bayar pajak mobil mewah miliknya. Karenanya dia pun dengan bangga melenggang di jalan tak khawatir kena tilang atau pemeriksaan.
"Soalnya banyak yang punya mobil mewah itu menghindari pajak. Bisa miliaran, buat PPNBM dan balik nama," urai dia.
Sangat penting bagi para pemilik mobil mewah untuk taat pajak. Karena bagaimanapun, kalau mereka ada yang kena tilang, citra buruk mobil ilegal akan merembet ke mobil-mobil mewah lainnya.
"Mereka itu sudah punya duit tapi ingin menghemat pajak. Ada juga itu yang bikin izinnya bulanan, setiap bulan diperpanjang biar nggak kena pajak," terang Hotman sambil menyebutkan sejumlah oknum yang bisa mengakali izin bulanan itu
RakaNews.com - Mobil mewah jenis sport memang sangat menarik untuk dimiliki oleh orang-orang kaya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Bahkan artis terkayadi Indonesia sebagai ketua mobil mewah Lambhorgini Indonesia Princess Syahrini.
Pengacara nyentrik Hotman Paris dikenal sebagai kolektor mobil mewah. Mulai dari Ferrari hingga Lamborghini dia miliki. Bagi Hotman, mobil mewah itu sebagai sebuah lembang prestise, kebanggaan bagi yang memakainya.
Tapi, Hotman juga merasa miris dengan sejumlah mobil mewah yang kena tilang polisi. Para pemilik mobil mewah itu ternyata tak memiliki izin resmi. Mulai dari surat hingga nopol ternyata tak terdaftar.
"Saat kita mengendarai mobil mewah itu ada kebanggaan, tapi kalau belum beres surat-suratnya, ilegal, apa yang bisa dibanggakan?" terang Hotman saat berbincang dengan awak media di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).
Beberapa waktu lalu di wilayah Jabodetabek polisi berhasil menangkap pemgemudi Ferrari tampa dilengkapi surat-surat. Juga memiliki plat nomor polisi palsu.
Di Jakarta orang-orang kaya mengoleksi mobil mewah asal Italia, Eropa, atau Amerika namun permasalahan muncul karena tidak membayar pajak. Pajak yangbharus dibayar sangat mahal tidak sebanding dengan kegunaannya.
Mobil mewaah hanya untuk kesombongan dan pamer kekayaan tidak lebih dari itu, Tidak masalah membeli mobil mewah selama bisa membayar pajak kendaraan.
Selain itu biaya perawatannya sangat mahal dan kalau terjadi kecelakaan maka perawatannya hingga ratusan juta rupiah. Andaikata polisi tegas menilang maka pemilik mobil mewah akan segera mengurus surat-suratnya!
Hotman mengaku dirinya selalu taat bayar pajak mobil mewah miliknya. Karenanya dia pun dengan bangga melenggang di jalan tak khawatir kena tilang atau pemeriksaan.
"Soalnya banyak yang punya mobil mewah itu menghindari pajak. Bisa miliaran, buat PPNBM dan balik nama," urai dia.
Sangat penting bagi para pemilik mobil mewah untuk taat pajak. Karena bagaimanapun, kalau mereka ada yang kena tilang, citra buruk mobil ilegal akan merembet ke mobil-mobil mewah lainnya.
"Mereka itu sudah punya duit tapi ingin menghemat pajak. Ada juga itu yang bikin izinnya bulanan, setiap bulan diperpanjang biar nggak kena pajak," terang Hotman sambil menyebutkan sejumlah oknum yang bisa mengakali izin bulanan itu
Diubah oleh ken nero 05-09-2014 22:02
0
9.4K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan