Bangga gak sih jadi orang Indonesia? Gimana kalo salah satu budaya di Indonesia ditampilkan di salah satu majalah terbesar di planet ini? Eittss,.. jangan banggadulu, karena di majalah tersebut, menggambarkan kultur berupa keserakahan orang Indonesia.

December 2014 Indonesia—At a slaughterhouse in Kertasura dead snakes are rolled up before being sold for food or traditional medicine. Villagers hunt the reptiles to supplement their income—and feed the billion-dollar global snake trade.

Apa pendapat kalian tentang gambar di atas? Beautiful, isn't it?
Cobalah melihat lebih teliti apa yang kalian lihat. Get it?
Yup, itu adalah kulit-kulit ular. Lalu apa sih hubungannya sama keserakahanorang Indonesia?

Marilah kita merenung sebentar. Apakah salah membunuh ular sebanyak itu hanya untuk dijadikan dompet, ikat pinggang, ataupun kerajinan lainnya? Of course, it's a big mistake.

Jaman dahulu, nenek moyang kita hidup berdampingan dengan alam. Mereka adalah para pelaut handal yang tak kenal takut mengarungi laut seluas samudera dengan peralatan dan bahan makanan yang minim. Mereka membunuh hanya untuk bertahan hidup, bukan untuk memenuhi hasrat keserakahanmereka.

Beda dengan masa kini. Globalisasi menuntut masyarakat untuk menjadi seorang yang individualis, lebih tepatnya mereka hanya mementingkan harta ketimbang alam yang sedang sekarat. Potret sekumpulan kulit ular di atas contohnya. Banyak orang yang mengkritik pedas pemandangan yang menyeramkan ini. Mari kita ambil beberapa contoh yang saya sertakan di bawah ini :

Tentu saya percaya, banyak kaskuser yang sudah mengerti mana yang baik dan buruk. Saya juga yakin, banyak kaskuser yang setuju bahwa ular-ular ini akan lebih sangat indah jika mereka hidup.
Cobalah melihat sisi lain dari ular, seperti salah satu thread yang menampilkan indahnya warna tubuh ular. Check This Out!

Ada juga seseorang yang berpendapat bahwa planet bumi ini bukan hanya ditinggali oleh manusia saja, tapi juga tumbuhan dan hewan. Tidak hanya manusia yang berhak hidup di bumi ini. Mereka (masyarakat) yang kolot, selalu membabi buta menebangi hutan, menebar racun ikan, dsb hanya demi uang.

Mari kita kritisi satu komentar dari seseorang yang (mungkin) dapat menyadarkan orang-orang di luar sana.
Inti dari komentar di atas adalah seorang pria yang mengkomentari perempuan yang menyatakan senang karena ular-ular ini telah terbunuh. Dia senang karena beberapa waktu lalu dia digigit ular dan itu menakutkan baginya.

Pria ini pun mengambil kesimpulan, bahwa apapun yang melukai wanita ini, pantas untuk mati, walau hanya melukainya sedikit saja. Mungkin jika seseorang mencubit wanita tersebut, maka orang tersebut pantas mati.

Banggalah menjadi orang Indonesia, jadi janganlah kita mencoreng nama baik negeri ini dengan tindakan bodoh dengan menguliti ular, membakar hutan, ataupun menyebar racun di laut.
Sayangilah tanah air ini, karena inilah rumah kita.