Kuwait Petroleum Corporation menyampaikan bahwa harga minyak akan bertahan di sekitar level US$65 per barel. Setidaknya, untuk setengah tahun ke depan, hingga negara-negara pengekspor minyak meningkatkan target produksi kolektifnya, atau pertumbuhan ekonomi dunia kembali hidup.

Seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu 10 Desember 2014, minyak diperdagangkan pada pasar bearish, seiring Amerika Serikat yang memproduksi minyak dengan laju paling cepat dalam lebih dari tiga dekade. Selain itu, tingkat permintaan bertambah dengan lebih lambat.

“Menurutku, harga minyak akan bertahan di level US$65 per barel selama enam, atau tujuh bulan mendatang hingga OPEC mengubah kebijakan produksinya, atau pemulihan pada pertumbuhan ekonomi global lebih jelas. Dan, ketegangan geopolitik meningkat," ujar Nizar Al-Adsani, CEO KPC dalam keterangan tertulisnya.

Seperti diketahui, OPEC pada 27 November lalu memutuskan untuk mempertahankan target output-nya. Ini, memicu penurunan pada harga minyak Brent ke bawah level US$70 per barel untuk pertama kalinya sejak Mei 2010.