Jakarta - Menjelang akhir tahun, harga bahan pokok di ibu kota mulai naik. Seorang pedagang di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Leila (37) mengatakan harga beberapa bahan pokok sudah mulai naik sebulan terakhir. Di antaranya beras merk LS yang sebelumnya Rp 8.000 per kg menjadi Rp 8.500 per kg.

Selain beras, harga bahan pokok lainnya yang naik adalah minyak goreng dari Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 11.000 per kilogram, gula pasir dari Rp 10.000 menjadi Rp 11.000 per kilogram, telur ayam dari Rp 17.000 per kg menjadi Rp 19.000 per kg, dan tepung terigu dari Rp 11.000 menjadi Rp 13.000 per kg.

Leila menjelaskan menjelang akhir tahun biasanya harga bahan pokok naik karena permintaan juga meningkat. Ia menuturkan, meski harga naik, pembeli di pasar tetap ramai. Pembeli kebutuhan pokok ini kebanyakan berasal dari sesama pedagang, penjual makanan, maupun ibu rumah tangga.

Seorang pemilik warung makan di kawasan Jatinegara Timur, Taryadi (51) menanggapi naiknya harga bahan pokok ini dengan santai. Ia tetap membeli bahan pokok sesuai dengan kebutuhan saat harga normal. "Paling harga makanannya saja jadi lebih mahal Rp 500 sampai Rp 1.000."

Tidak berbeda jauh dengan penjual bahan pokok di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Dedi (28). Ia menjelaskan untuk jenis beras IR 64 harganya naik dari Rp 9.500 menjadi Rp 9.800 per kg. "Untuk harga beras hampir tiap minggu naik Rp 100 per kg."

Sedangkan untuk kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, gula pasir, telur ayam, dan tepung terigu rata-rata harganya juga naik antara Rp 1.000 sampai Rp 3.000.

Lain halnya dengan harga sayur mayur yang masih stabil. Sejumlah sayur mayur seperti tomat, timun, sawi justru turun dan berada di kisaran harga Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per kg. Harga komoditas sayur mayur yang mahal saat ini adalah cabai merah keriting. Di Pasar Palmerah harganya mencapai Rp 80.000 per kg.

Salah seorang penjual, Dadang (31) mensiasati mahalnya harga tersebut dengan mengurangi stok belanja cabai merah keriting di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Jika biasanya ia membeli 15 kg, saat ini hanya 10 kg.

"Stoknya di Pasar Induk juga sedikit, makanya harganya langsung melonjak," tuturnya.

Seorang pembeli, Putri (24) mengatakan meski harganya naik ia tetap membeli cabai karena sudah menjadi kebutuhan. "Di rumah semua doyan cabai. Makanya seminggu bisa dua sampai tiga kali beli cabai," ujar perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga ini. Ia berharap harga sejumlah kebutuhan pokok ini bisa segera turun dan kembali normal. "Pengennya sih dikurangin. Kasihan juga kalau terlalu mahal nanti enggak laku."

Penulis: Priska Sari Pratiwi/YUD