- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masih ingatkah dengan film Wiro Sableng??


TS
tjembie18
Masih ingatkah dengan film Wiro Sableng??
Spoiler for semoga ngga:

Gan masa kecil dulu ane suka nonton film wiro sableng pendekar kapak maut 212, yang gurunya namanya Sinto gendeng itu lo..
agan yg lahir sebelum th 2000an masih ingat ngga???
kalo yang lahir diatas itu sih ngga tau deh soalnya banyak yg udah keracunan ama boyband

kapan ya film itu ditayangin lagi???
Quote:
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang terkenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.
Jika dicermati, terasa sekali perubahan karakter, sifat dan sikap Wiro seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Sejak Wiro masih muda dan masih sableng-sablengnya hingga dewasa, sedikit demi sedikit pribadinya berubah menjadi lebih bijaksana dan berpikirnya pun lebih dewasa serta mengurangi kesablengannya yang kadang menyakiti perasaan orang lain.
Walaupun sedikit ceriwis dan banyak disukai bahkan disayangi gadis-gadis cantik, tapi Wiro bukanlah tipe laki-laki brengsek pengobral cinta. Apalagi mulai dari episode Wasiat Iblis dan seterusnya, Wiro mengalami proses pendewasaan dalam dirinya, mulai dari cara berpikir maupun sikap dan tingkah lakunya.
Sampai sejauh ini Wiro pernah mengungkapkan perasaan cintanya secara langsung hanya kepada dua orang gadis saja, yaitu Bunga dan Bidadari Angin Timur. Setelah mengungkapkan kata-kata sayang dan cinta kepada Bunga, hanya kepada Bidadari Angin Timur lah Wiro kembali mengungkapkan perasaan hatinya. Itu pun karena ada alasan kuat kenapa Wiro pada akhirnya tak bisa bersatu dengan Bunga. Saat Wiro mengungkapkan perasaan hatinya kepada Bidadari Angin Timur pun terpaut perbedaan waktu cukup jauh dengan saat dimana Wiro menyatakan cintanya kepada Bunga.
Karakter Wiro Sableng
Wiro pernah menyukai atau mencintai gadis lain selain ketiga gadis di atas, tapi semua hanya Wiro pendam dalam hati dan tak sekalipun langsung Wiro ungkapkan dengan kata-kata. Apalagi bila akhirnya Wiro mengetahui bahwa gadis yang dicintainya lebih memilih pria lain, pendekar kita memilih lebih baik mundur dan merelakan si gadis pergi demi kebahagiaan gadis yang dikasihinya.
Kapak Maut Naga Geni 212
Senjata utama Wiro Sableng. Sebuah kapak besar bermata dua, dengan gagang berupa seruling dan ujung gagang berbentuk kepala naga. Di masing-masing mata kapak terukir angka 212. Di seri pertama Wiro Sableng : "Empat Berewok dari Goa Sanggreng", dikatakan bahwa kapak ini terbuat dari logam dan gading. Mulut ukiran naga dapat menembakkan jarum-jarum beracun, dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak. "Seruling" di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang sangat dahsyat. Beberapa musuh WIro Sableng yang tidak dapat dibunuh dengan kesaktiannya yang lain, dapat dikalahkan atau dibunuh dengan bunyi seruling ini, misalnya : Dewi Siluman dari Bukit Tunggul pada episode Dewi Siluman dari Bukit Tunggul, atau nenek Arashi pada episode Pendekar Gunung Fuji. Kapak ini baru dapat digunakan dengan mengerahkan tenaga dalam. Tebasannya terlihat seperti sinar putih dan mengeluarkan bunyi seperti dengungan ratusan tawon. Kapak ini juga mengandung racun mematikan. Pada episode Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin, di akhir episode, pemegang Cambuk Api Angin terbunuh oleh racun ini, setelah tangannya putus ditebas Kapak Maut Naga Geni 212.
sumber lengkap
Jika dicermati, terasa sekali perubahan karakter, sifat dan sikap Wiro seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Sejak Wiro masih muda dan masih sableng-sablengnya hingga dewasa, sedikit demi sedikit pribadinya berubah menjadi lebih bijaksana dan berpikirnya pun lebih dewasa serta mengurangi kesablengannya yang kadang menyakiti perasaan orang lain.
Walaupun sedikit ceriwis dan banyak disukai bahkan disayangi gadis-gadis cantik, tapi Wiro bukanlah tipe laki-laki brengsek pengobral cinta. Apalagi mulai dari episode Wasiat Iblis dan seterusnya, Wiro mengalami proses pendewasaan dalam dirinya, mulai dari cara berpikir maupun sikap dan tingkah lakunya.
Sampai sejauh ini Wiro pernah mengungkapkan perasaan cintanya secara langsung hanya kepada dua orang gadis saja, yaitu Bunga dan Bidadari Angin Timur. Setelah mengungkapkan kata-kata sayang dan cinta kepada Bunga, hanya kepada Bidadari Angin Timur lah Wiro kembali mengungkapkan perasaan hatinya. Itu pun karena ada alasan kuat kenapa Wiro pada akhirnya tak bisa bersatu dengan Bunga. Saat Wiro mengungkapkan perasaan hatinya kepada Bidadari Angin Timur pun terpaut perbedaan waktu cukup jauh dengan saat dimana Wiro menyatakan cintanya kepada Bunga.
Karakter Wiro Sableng
Wiro pernah menyukai atau mencintai gadis lain selain ketiga gadis di atas, tapi semua hanya Wiro pendam dalam hati dan tak sekalipun langsung Wiro ungkapkan dengan kata-kata. Apalagi bila akhirnya Wiro mengetahui bahwa gadis yang dicintainya lebih memilih pria lain, pendekar kita memilih lebih baik mundur dan merelakan si gadis pergi demi kebahagiaan gadis yang dikasihinya.
Kapak Maut Naga Geni 212
Senjata utama Wiro Sableng. Sebuah kapak besar bermata dua, dengan gagang berupa seruling dan ujung gagang berbentuk kepala naga. Di masing-masing mata kapak terukir angka 212. Di seri pertama Wiro Sableng : "Empat Berewok dari Goa Sanggreng", dikatakan bahwa kapak ini terbuat dari logam dan gading. Mulut ukiran naga dapat menembakkan jarum-jarum beracun, dengan jalan menekan tombol rahasia pada kapak. "Seruling" di gagang kapak dapat ditiup dan mengeluarkan suara yang sangat dahsyat. Beberapa musuh WIro Sableng yang tidak dapat dibunuh dengan kesaktiannya yang lain, dapat dikalahkan atau dibunuh dengan bunyi seruling ini, misalnya : Dewi Siluman dari Bukit Tunggul pada episode Dewi Siluman dari Bukit Tunggul, atau nenek Arashi pada episode Pendekar Gunung Fuji. Kapak ini baru dapat digunakan dengan mengerahkan tenaga dalam. Tebasannya terlihat seperti sinar putih dan mengeluarkan bunyi seperti dengungan ratusan tawon. Kapak ini juga mengandung racun mematikan. Pada episode Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin, di akhir episode, pemegang Cambuk Api Angin terbunuh oleh racun ini, setelah tangannya putus ditebas Kapak Maut Naga Geni 212.
sumber lengkap
Spoiler for wiro:

Spoiler for kapak:

smoga agan yang inget ngasih ane


SR no problemo

Spoiler for vino kaga mau jadi ws 212:
Quote:
Vino G Bastian, 'Ogah' Perankan Wiro Sableng
Minggu, 20 Januari 2008 13:01 |
Vino G Bastian
0007
Kapanlagi.com - Kiprah Vino G Bastian di layar lebar terus berkibar. Dalam film teranyarnya, RADIT DAN JANI, Vino malah dipercaya menjadi pemain utama bersama Fahrani.
Namun begitu, ia mengaku masih belum puas dengan apa yang telah diraihnya selama ini. Ia ingin terus belajar, sehingga jika diminta memainkan peran baru, dirinya juga siap.
"Sampai saat ini saya masih coba dengan peran apapun. Dimana peran tersebut bila saya mainkan menjadi menarik, lantaran punya karakter berbeda," katanya baru-baru ini di Plasa Senayan.
Yang mengagetkan, laki-laki ganteng anak penulis buku cerita aksi Wiro Sableng, pendekar kapak 212, Bastian Tito, ini enggan memainkan peran sebagai 'pendekar sableng' pembela kebenaran tersebut, bila suatu saat ia ditawari.
"Saya nggak mau walau yang pegang write itu keluarga saya. Sebab write itu hasil kerja keras bapak dan nggak bisa asal-asalan. Apalagi saat ini bisa dilihat bagaimana film aksi seperti apa," ucapnya beralasan. (kpl/opa)
sumber
Minggu, 20 Januari 2008 13:01 |
Vino G Bastian
0007
Kapanlagi.com - Kiprah Vino G Bastian di layar lebar terus berkibar. Dalam film teranyarnya, RADIT DAN JANI, Vino malah dipercaya menjadi pemain utama bersama Fahrani.
Namun begitu, ia mengaku masih belum puas dengan apa yang telah diraihnya selama ini. Ia ingin terus belajar, sehingga jika diminta memainkan peran baru, dirinya juga siap.
"Sampai saat ini saya masih coba dengan peran apapun. Dimana peran tersebut bila saya mainkan menjadi menarik, lantaran punya karakter berbeda," katanya baru-baru ini di Plasa Senayan.
Yang mengagetkan, laki-laki ganteng anak penulis buku cerita aksi Wiro Sableng, pendekar kapak 212, Bastian Tito, ini enggan memainkan peran sebagai 'pendekar sableng' pembela kebenaran tersebut, bila suatu saat ia ditawari.
"Saya nggak mau walau yang pegang write itu keluarga saya. Sebab write itu hasil kerja keras bapak dan nggak bisa asal-asalan. Apalagi saat ini bisa dilihat bagaimana film aksi seperti apa," ucapnya beralasan. (kpl/opa)
sumber
Spoiler for berita tempo doeloe:
Quote:
Ken Sukendro:
Tumbangnya Si Jagoan Kapak Maut 212
Siapa musuh terberat jagoan kapak maut 212 Wiro Sableng? Jawabannya: produsernya. Gara-gara ketahuan sudah beristri tiga tahun lalu, Ken "Wiro Sableng" Sukendro -- yang biasa dipanggil Ken-Ken -- distop jurus-jurusnya oleh Harry Topan, produser sinetron laga yang laris itu. Itu terjadi setelah perkimpoian Ken terbongkar dan sebuah tabloid Ibukota memuat foto Ken-Ken dengan Keke, istrinya, besar-besar di halaman depan.
"Sebenarnya, ini nggak benar. Penyetopan Wiro Sableng dikaitkan dengan masalah pribadi dan keluarga. Sejak awal Pak Harry, produser dan seluruh kru tahu saya sudah beristerikan Keke. Kenapa baru sekarang diributkan?" tanya Ken-Ken masygul. Dalihnya, ujar laki-laki berambut gondrong itu, dia dituduh terlalu berambisi, minta dinaikan honor tinggi. Akhirnya, produser memutuskan hubungan kerja secara sepihak, kata Ken-Ken lagi yang ditemui Hani Pudjiarti dari TEMPO Interaktif, Rabu lalu (15 Januari 1997). Sayang Harry Topan belum berhasil diwawancara.
Rupanya, Ken-Ken selalu bilang belum punya pacar. Tapi itu agaknya taktik "dagang". "Kami memang sepakat merahasiakannya, lebih baik begitu supaya bisa saling mengembangkan karir. Seperti pemeo klasik bilang kalau sudah menikah karer susah diraih," timpal Keke, sang isteri, yang juga doyan main film silat -- seperti Pedang Ulung, Angling Darma, dan Mahkota Majapahit.
Ken-Ken mengaku sangat kecewa. "Bayangin saja, peran saya langsung di stop pada episode terakhir. Saya tahu itu dari kru yang menelepon saya," cerita Ken-Ken penasaran. Menurut sahibul hikayat, Wiro Sableng di episode terakhir akan jatuh ke jurang kena ilmu ajian sepasang setan iblis sehingga wajah dan suaranya berubah. Jadi pas: jreng...jreng...jreng...muncullah Wiro Sableng berwajah baru.
Yang tidak mengenakan hati Ken-Ken, di episode itu pihak produser memakai pemain pengganti. Padahal, selama 59 episode, Ken-ken mengaku 80 persen aksi dilakukannya sendiri. Duluh persen pakai peran pengganti. "Makanya saya nggak ngerti apa maunya mereka," ujar penggemar kemeja panjang ini bernada geram.
Upaya mengontak produser selalu gagal dengan berbagai alasan. Tapi Ken-Ken mendapat bocoran bahwa urusan pribadinya yang jadi alasan. Dia dibilang menyia-nyiakan tunangan, isterinya selalu ngintil ke lokasi pengambilan gambar, atau dia sering menuntut honor lebih tinggi. "Pokoknya serba runyam, mereka mempersoalkan masa lalu saya terus," cerita jebolan STM Jakarta yang mengaku honornya di Wiro Sableng pernah naik sampai seratus persen.
Menurut Ken Ken, sukses sinetron Wiro Sableng tak bisa lepas dari andilnya. Rating sinetron ini di RCTI pun cukup tinggi. "Kalau pun peran Wiro mereka berikan orang lain, biarlah," kata sang "jagoan" pasrah, persis seperti Wiro Sableng kena racun lawannya.
Akankah Ken-Ken terlupakan? Rupanya belum tentu. Soalnya, mulai Maret mendatang, dia akan berlaga di sinetron "Badui" di SCTV. "Di Badui, saya berperan sebagai Bramadika, tokoh pemuda urakan pengendara motor Harley yang suka menolong. Pendeknya cerita ini petualangan mirip Renegade. Bedanya Bram sebagai pemuda yang broken home mencari jati dirinya. Seru, asyik, dan masih memainkan jurus-jurus silat," kata anggota perkumpulan silat Setia Hati Teratai itu. Di sinetron Jalan Makin Membara, dia pun digaet Dede Yusuf jadi bintang tamu. "Ya.... rejeki 'kan ada di mana saja dan saya yakin ini lebih berhasil dari Wiro," ujar peternak unggas ini.
Jadi, siapa yang akan memegang kapak maut 212? Hayo coba tebak.
sumber
Spoiler for tambahan agan
wahyudizikri:
Quote:
Original Posted By wahyudizikri►Kalau dihitung dari episode awal Empat Brewok Dari Goa Sangreng sampai Jabang Bayi Dalam Guci, pastinya banyak banget. Nah, kali ini ane akan tuliskan seingatan ane, siapa saja teman-teman dari Wiro Sableng yang sering muncul di beberapa episode. Ane fokuskan yang cowok dulu ya.
1. Setan Ngompol
Kalau ane bayangin, tokoh ini kakek-kakek, usia 60 an, celananya sering basah karena ompol. Plus telinga kirinya terbalik gara-gara ulah Luhpingitan alias Hantu Selaksa Angin. Kalau tidak salah tokoh ini pertama hadir di serial episode Tua Gila dari Andalas sampai Gerhana di Gajah Mungkur dan berlanjut terus (minus petualangan Wiro Sableng di Minangkabau dan Mataram Kuno).
2. Naga Kuning
Anak kecil, usia 12 tahun, rambutnya jabrik. Wujud aslinya kakek sakti berusia 120 tahun, dengan nama asli Gunung julukan Kiai Paus Samudera (koreksi kalau salah). Tokoh ini hadir di episode Tua Gila dari Andalas sampai Gerhana di Gajah Mungkur, ikut dengan Wiro dan Setan Ngompol ke Latanahsilam ( Episode Bola-Bola Iblis sampai Istana Kebahagiaan). Juga menolong Wiro Sableng waktu diserang biksu dari India (serial episode Patung Kamasutra).
3. Bujang Gila Tapak Sakti
Deskripsinya orang gendut, baju terbalik, suka memakai kipas karena kepanasan. Penguasa ilmu kesaktian berintikan es dingin ini riwayat lengkapnya ada di episode Bujang Gila Tapak Sakti. Gara-gara ulahnya mencuri bonang, si bocah (yang baru berusia 12 tahun) dipendam dalam es oleh pamannya Dewa Ketawa. Dipendamnya si bocah, justru membuat dia menguasai ilmu kesaktian hawa dingin.
Bujang Gila Tapak Sakti lah yang menghabisi Muka Bangkai dalam episode Kiamat di Pangandaran.

4. Hantu Jatilandak
Muncul di episode Hantu Jatilandak, episode ke empat dari petualangan Wiro Sableng di Latanahsilam. Tokoh ini merupakan anak dari Luhrembulan, peri yang dikutuk menjadi patung. Wujudnya manusia yang ditumbuhi duri landak. Bersama keluarga angkatnya, antara lain Trenggiling Liang Batu, tokoh ini pada awalnya ditugaskan oleh Hantu Muka Dua untuk membunuh Wiro Sableng dan kawan-kawan. Namun pada akhirnya Wiro malah membantu keluarga tersebut lepas dari kutukan.
Hantu Jatilandak membantu Wiro Sableng menghabisi Lagandring, dalam episode Hantu Tangan Empat. Kemudian muncul di Tanah Jawa, terlibat dalam cinta segitiga dengan Wiro dan Bidadari Angin Timur.
Endingnya menjadi adipati bagi kerajaan Cirebon, walaupun gagal menikah dengan Bidadari Angin Timur.
itu dulu deh yang ane masih ingat. Memang masih ada tokoh-tokoh lain, hanya sayang munculnya sedikit. Misalnya Lakasipo alias Hantu Kaki Batu, Manusia Paku alias Sandaka. dan sebagainya
1. Setan Ngompol
Kalau ane bayangin, tokoh ini kakek-kakek, usia 60 an, celananya sering basah karena ompol. Plus telinga kirinya terbalik gara-gara ulah Luhpingitan alias Hantu Selaksa Angin. Kalau tidak salah tokoh ini pertama hadir di serial episode Tua Gila dari Andalas sampai Gerhana di Gajah Mungkur dan berlanjut terus (minus petualangan Wiro Sableng di Minangkabau dan Mataram Kuno).
2. Naga Kuning
Anak kecil, usia 12 tahun, rambutnya jabrik. Wujud aslinya kakek sakti berusia 120 tahun, dengan nama asli Gunung julukan Kiai Paus Samudera (koreksi kalau salah). Tokoh ini hadir di episode Tua Gila dari Andalas sampai Gerhana di Gajah Mungkur, ikut dengan Wiro dan Setan Ngompol ke Latanahsilam ( Episode Bola-Bola Iblis sampai Istana Kebahagiaan). Juga menolong Wiro Sableng waktu diserang biksu dari India (serial episode Patung Kamasutra).
3. Bujang Gila Tapak Sakti
Deskripsinya orang gendut, baju terbalik, suka memakai kipas karena kepanasan. Penguasa ilmu kesaktian berintikan es dingin ini riwayat lengkapnya ada di episode Bujang Gila Tapak Sakti. Gara-gara ulahnya mencuri bonang, si bocah (yang baru berusia 12 tahun) dipendam dalam es oleh pamannya Dewa Ketawa. Dipendamnya si bocah, justru membuat dia menguasai ilmu kesaktian hawa dingin.
Bujang Gila Tapak Sakti lah yang menghabisi Muka Bangkai dalam episode Kiamat di Pangandaran.

4. Hantu Jatilandak
Muncul di episode Hantu Jatilandak, episode ke empat dari petualangan Wiro Sableng di Latanahsilam. Tokoh ini merupakan anak dari Luhrembulan, peri yang dikutuk menjadi patung. Wujudnya manusia yang ditumbuhi duri landak. Bersama keluarga angkatnya, antara lain Trenggiling Liang Batu, tokoh ini pada awalnya ditugaskan oleh Hantu Muka Dua untuk membunuh Wiro Sableng dan kawan-kawan. Namun pada akhirnya Wiro malah membantu keluarga tersebut lepas dari kutukan.
Hantu Jatilandak membantu Wiro Sableng menghabisi Lagandring, dalam episode Hantu Tangan Empat. Kemudian muncul di Tanah Jawa, terlibat dalam cinta segitiga dengan Wiro dan Bidadari Angin Timur.
Endingnya menjadi adipati bagi kerajaan Cirebon, walaupun gagal menikah dengan Bidadari Angin Timur.

itu dulu deh yang ane masih ingat. Memang masih ada tokoh-tokoh lain, hanya sayang munculnya sedikit. Misalnya Lakasipo alias Hantu Kaki Batu, Manusia Paku alias Sandaka. dan sebagainya
Quote:
Original Posted By wahyudizikri►Untuk kali ini ane bicara tentang sahabat-sahabat Wiro Sableng yang perempuan. Beberapa malah digosipkan ada hubungan dengan sang pendekar. Namun kok tidak ada yang jadian ya. 
Berikut beberapa sahabat yang ane ingat
1. Ratu Dayung
Tokoh ini muncul di episode Wasiat Iblis sampai episode Kiamat di Pangandaran. Ratu Duyung pernah menyebabkan sang pendekar kehilangan kesaktiannya karena membantu sang Ratu (episode Tua Gila dari Andalas). Dalam episode Wasiat Malaikat, tokoh ini juga mendapatkan gulungan kertas yang berjudul Wasiat Malaikat.
Tokoh ini juga menjadi pilihan dari Kiai Gede Tapa Pamungkas dan Sinto Gendeng untuk menjadi istri dari Wiro Sableng. Sayangnya belum jelas apakah Wiro mau menerima atau tidak.
2. Bidadari Angin Timur
Nama aslinya Pandan Wangi, dan memiliki Saudari kembar bernama Pandan Arum. Tokoh Pandam Arum menjadi kekasih dari Pangeran Matahari, terbunuh di episode Kiamat di Pandandaran. Terlibat cinta segi tiga dengan Wiro Sableng dan Hantu Jatilandak di episode 113 lorong kematian sampai Kematian Ke Dua.
Pasca perkelahian di episode Gerhana di Gajah Mungkur, boleh dibilang Bidadari Angin Timur tidak terlibat di ending episode. Misalnya di Senandung Kematian, sempat berkelahi dengan Pangeran Matahari, namun sang Pangeran lolos. Kemudian episode Kutukan Sang Badik, peran Ratu Duyung bahkan lebih besar. Bahkan di Kematian Kedua, sang Bidadari off dari pertarungan.
Setahu ane, hanya ada dua episode ending dimana Bidadari Angin Timur terlibat yaitu Cinta Tiga Ratu dan Api di Puncak Merapi.
3. Anggini
Tokoh ini bisa dianggap muncul paling awal yang mengagumi Wiro Sableng. Muncul di episode Maut Bernyanyi di Pajajaran, kiprahnya berlanjut sampai episode Kematian Ke Dua. Setidaknya Anggini sempat 3 kali tertawan, yaitu waktu episode Keris Tumbal Wilayuda, Gerhana di Gajah Mungkur dan episode Api Cinta Sang Pendekar. Setahu saya, setelah Kematian Ke Dua, tokoh Anggini tidak muncul lagi dari daftar.
Selain Dewa Tuak, Anggini setidaknya memiliki dua orang guru lagi. Salah satunya Nyanyuk Amber.
4. Puti Andini
Kiprahnya ada di episode Wasiat Iblis sampai Kiamat di Pangandaran. Cucu Sabai Nan Rancak ini disuruh pulang oleh Tua Gila di episode tersebut. Kiprahnya masih ada sampai Gerhana di Gajah Mungkur. Dalam rangkaian episode Kembala ke Tanah Jawa sampai Senandung Kematian , Puti Andini terbunuh oleh Pangeran Matahari.
Kemudian dengan kesaktian aksara batu bernyawa, Pangeran Matahari membangkitkan kembali Puti Andini dengan kesaktian tinggi. Tokoh ini menemui kematian di episode Kematian Kedua. Puti Andini juga dijuluki Dewi Payung Tujuh, dan membekal Pedang Naga Geni 212.
5. Dewi Bunga Mayat
Muncul dalam episode Dewi Bunga Mayat, tokoh yang bernama asli Bunga ini memberikan kembang kenanga yang bisa dipergunakan Wiro untuk memanggilnya. Dalam episode Tua Gila dari Andalas, tokoh ini sempat berseteru dengan Ratu Dayung, namun entah mengapa, justru Bunga yang menjodohkan Wiro Sableng dengan Ratu Duyung (episode Kutukan Sang Badik).
Bunga sempat tertawan dua kali, pertama oleh Pangeran Matahari dalam episode Kutunggu di Pintu Neraka dan oleh Hantu Kepala Batu dalam episode Si Cantik Dalam Guci. Peran Bunga yang vital sewaktu memberikan gulungan kain berisi pesan kepada Dewa Sedih yang diteruskan ke Raja Penidur, kemudian ke Kakek Segala Tahu dan berakhir di Wiro Sableng, yang berisi Pernikahan Dengan Mayat.
Bunga sempat muncul dalam perjodohan Wiro dan Ratu Dayung dan memberi restu.
6. Purnama
Tokoh ini bukan yang saya suka. Ada unlogis thing mengapa tokoh ini muncul di tanah Jawa. Dalam episode Rahasia Patung Menangis, tokoh bernama asli Luhpiranti yang merupakan istri Lahambalang , ibu dari Hantu Jatilandak ini dikisahkan dikutuk menjadi patung menangis. Kemudian patung ini berada dalam gua yang secara tidak sengaja ditemukan Wiro, Setan Ngompol, dan Naga Kuning (episode Hantu Langit Terjungkir).
Kiprahnya selesai di episode tersebut. Kemudian sewaktu istana kebahagiaan meledak (episode Istana Kebahagiaan), semua tokoh yang ada di sana terpental ke tanah Jawa. Jelas tidak mungkin Luhrembulan juga ikut ke Tanah Jawa karena tidak berada di Istana Kebahagiaan saat meledak.
Di Tanah Jawa Purnama muncul dalam episode Kitab Seribu Pengobatan, menolong Wiro Sableng dalam serial episode Dadu Setan, Pedang Naga Merah, dan seterusnya. Kemudian terlibat perkelahian dengan Bidadari Angin Timur dalam Cinta Tiga Ratu. Sampai titik ini, tidak ada kisah tentang Purnama.
7. Genderuwo Patah Hati
Konon pada masa lalu tokoh ini dijodohkan dengan Rana Suwarte. Namun tokoh ini lebih menyukai Gunung alias Kiai Paus Samudra Biru alias Naga Kuning. Rana Suwarte sendiri menjadi buronon pasca membunuh gadis kecil di episode Melati Tujuh Racun, kemudian terbunuh di Kematian Kedua.
Genderuwo Patah Hati, dengan nama asli Ning Intan, kemudian membantu Wiro di Senandung Kematian, membunuh saudara muridnya yaitu Pendekar Kipas Pelangi alias Adimesa alias Wakil Ketua di episode Kematian Kedua.
Sebenarnya banyak sahabat perempuan Wiro Sableng lain yang muncul, misalnya dari Latanahsilam seperti Puti Angsa Putih, Luhjelita, Luhcinta, atau Luhtinti, atau sahabat dari tanah Jawa seperti Wulan Srindi atau Suti Kaliangan, Nyi Roro Manggut dan sebagainya. lain waktu kali ya.

Berikut beberapa sahabat yang ane ingat
1. Ratu Dayung
Tokoh ini muncul di episode Wasiat Iblis sampai episode Kiamat di Pangandaran. Ratu Duyung pernah menyebabkan sang pendekar kehilangan kesaktiannya karena membantu sang Ratu (episode Tua Gila dari Andalas). Dalam episode Wasiat Malaikat, tokoh ini juga mendapatkan gulungan kertas yang berjudul Wasiat Malaikat.
Tokoh ini juga menjadi pilihan dari Kiai Gede Tapa Pamungkas dan Sinto Gendeng untuk menjadi istri dari Wiro Sableng. Sayangnya belum jelas apakah Wiro mau menerima atau tidak.
2. Bidadari Angin Timur
Nama aslinya Pandan Wangi, dan memiliki Saudari kembar bernama Pandan Arum. Tokoh Pandam Arum menjadi kekasih dari Pangeran Matahari, terbunuh di episode Kiamat di Pandandaran. Terlibat cinta segi tiga dengan Wiro Sableng dan Hantu Jatilandak di episode 113 lorong kematian sampai Kematian Ke Dua.
Pasca perkelahian di episode Gerhana di Gajah Mungkur, boleh dibilang Bidadari Angin Timur tidak terlibat di ending episode. Misalnya di Senandung Kematian, sempat berkelahi dengan Pangeran Matahari, namun sang Pangeran lolos. Kemudian episode Kutukan Sang Badik, peran Ratu Duyung bahkan lebih besar. Bahkan di Kematian Kedua, sang Bidadari off dari pertarungan.
Setahu ane, hanya ada dua episode ending dimana Bidadari Angin Timur terlibat yaitu Cinta Tiga Ratu dan Api di Puncak Merapi.
3. Anggini
Tokoh ini bisa dianggap muncul paling awal yang mengagumi Wiro Sableng. Muncul di episode Maut Bernyanyi di Pajajaran, kiprahnya berlanjut sampai episode Kematian Ke Dua. Setidaknya Anggini sempat 3 kali tertawan, yaitu waktu episode Keris Tumbal Wilayuda, Gerhana di Gajah Mungkur dan episode Api Cinta Sang Pendekar. Setahu saya, setelah Kematian Ke Dua, tokoh Anggini tidak muncul lagi dari daftar.
Selain Dewa Tuak, Anggini setidaknya memiliki dua orang guru lagi. Salah satunya Nyanyuk Amber.
4. Puti Andini
Kiprahnya ada di episode Wasiat Iblis sampai Kiamat di Pangandaran. Cucu Sabai Nan Rancak ini disuruh pulang oleh Tua Gila di episode tersebut. Kiprahnya masih ada sampai Gerhana di Gajah Mungkur. Dalam rangkaian episode Kembala ke Tanah Jawa sampai Senandung Kematian , Puti Andini terbunuh oleh Pangeran Matahari.
Kemudian dengan kesaktian aksara batu bernyawa, Pangeran Matahari membangkitkan kembali Puti Andini dengan kesaktian tinggi. Tokoh ini menemui kematian di episode Kematian Kedua. Puti Andini juga dijuluki Dewi Payung Tujuh, dan membekal Pedang Naga Geni 212.
5. Dewi Bunga Mayat
Muncul dalam episode Dewi Bunga Mayat, tokoh yang bernama asli Bunga ini memberikan kembang kenanga yang bisa dipergunakan Wiro untuk memanggilnya. Dalam episode Tua Gila dari Andalas, tokoh ini sempat berseteru dengan Ratu Dayung, namun entah mengapa, justru Bunga yang menjodohkan Wiro Sableng dengan Ratu Duyung (episode Kutukan Sang Badik).
Bunga sempat tertawan dua kali, pertama oleh Pangeran Matahari dalam episode Kutunggu di Pintu Neraka dan oleh Hantu Kepala Batu dalam episode Si Cantik Dalam Guci. Peran Bunga yang vital sewaktu memberikan gulungan kain berisi pesan kepada Dewa Sedih yang diteruskan ke Raja Penidur, kemudian ke Kakek Segala Tahu dan berakhir di Wiro Sableng, yang berisi Pernikahan Dengan Mayat.
Bunga sempat muncul dalam perjodohan Wiro dan Ratu Dayung dan memberi restu.
6. Purnama
Tokoh ini bukan yang saya suka. Ada unlogis thing mengapa tokoh ini muncul di tanah Jawa. Dalam episode Rahasia Patung Menangis, tokoh bernama asli Luhpiranti yang merupakan istri Lahambalang , ibu dari Hantu Jatilandak ini dikisahkan dikutuk menjadi patung menangis. Kemudian patung ini berada dalam gua yang secara tidak sengaja ditemukan Wiro, Setan Ngompol, dan Naga Kuning (episode Hantu Langit Terjungkir).
Kiprahnya selesai di episode tersebut. Kemudian sewaktu istana kebahagiaan meledak (episode Istana Kebahagiaan), semua tokoh yang ada di sana terpental ke tanah Jawa. Jelas tidak mungkin Luhrembulan juga ikut ke Tanah Jawa karena tidak berada di Istana Kebahagiaan saat meledak.
Di Tanah Jawa Purnama muncul dalam episode Kitab Seribu Pengobatan, menolong Wiro Sableng dalam serial episode Dadu Setan, Pedang Naga Merah, dan seterusnya. Kemudian terlibat perkelahian dengan Bidadari Angin Timur dalam Cinta Tiga Ratu. Sampai titik ini, tidak ada kisah tentang Purnama.
7. Genderuwo Patah Hati
Konon pada masa lalu tokoh ini dijodohkan dengan Rana Suwarte. Namun tokoh ini lebih menyukai Gunung alias Kiai Paus Samudra Biru alias Naga Kuning. Rana Suwarte sendiri menjadi buronon pasca membunuh gadis kecil di episode Melati Tujuh Racun, kemudian terbunuh di Kematian Kedua.
Genderuwo Patah Hati, dengan nama asli Ning Intan, kemudian membantu Wiro di Senandung Kematian, membunuh saudara muridnya yaitu Pendekar Kipas Pelangi alias Adimesa alias Wakil Ketua di episode Kematian Kedua.
Sebenarnya banyak sahabat perempuan Wiro Sableng lain yang muncul, misalnya dari Latanahsilam seperti Puti Angsa Putih, Luhjelita, Luhcinta, atau Luhtinti, atau sahabat dari tanah Jawa seperti Wulan Srindi atau Suti Kaliangan, Nyi Roro Manggut dan sebagainya. lain waktu kali ya.

Diubah oleh tjembie18 02-04-2014 11:02
0
57.6K
Kutip
621
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan