- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Keluarga: Buyut Fuad Amin itu guru pendiri NU, KPK harus hormat!


TS
yokono
Keluarga: Buyut Fuad Amin itu guru pendiri NU, KPK harus hormat!
Quote:
Keluarga: Buyut Fuad Amin itu guru pendiri NU, KPK harus hormat!

Keluarga RKH Fuad Amin Imron menilai penangkapan yang dilakukan oleh KPK terhadap mantan bupati yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Bangkalan, Madura pada 2 Desember 2014 itu terkesan arogan. Hal ini disampaikan juru bicara keluarga Fuad Amin Imron dari Bani Cholil Syarifudin Damanhuri, Syarifudin Damanhuri.
"Kami sangat menghormati hukum di negara ini, namun yang dilakukan KPK sangat arogan, seharusnya lebih santun dalam menegakkan hukum,"kata Syarifudin Damanhuri di Bangkalan seperti dilansir Antara, Minggu (7/12).
Penilaian sikap arogan terhadap tim penyidik KPK dalam melakukan penangkapan terhadap tersangka kasus suap pasokan migas di Kabupaten Bangkalan itu, karena Fuad dikenal sebagai tokoh masyarakat dan kiai terkemuka di Pulau Madura, yakni keturunan ulama karismatik Syaikhona M Cholil, Bangkalan.
Syarifudin Damanhuri yang juga Ketua MUI Bangkalan itu tidak menjelaskan secara terinci. Apakah memang harus ada perbedaan perlakuan apabila ada tokoh terjerat kasus hukum.
Menurutnya, Syaichona Cholil merupakan kakek buyut Fuad dan guru dari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari. Sehingga, dia menilai sudah selayaknya penegak hukum mengedepankan sikap santun dan etika dalam melakukan penindakan.
Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron ditangkap tim KPK dalam operasi tangkap tangan di rumahnya di Jalan Raya Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan, Selasa (2/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, tim KPK juga menyita uang senilai Rp 700 juta, tiga koper berisi uang, serta beberapa dokumen penting di rumah Ketua DPRD yang juga tokoh kiai itu di Kabupaten Bangkalan.
Selain menangkap Fuad Amin, tim KPK pada saat itu juga menangkap seorang oknum anggota TNI AL, serta seorang pegawai BUMD yang juga terlibat dalam kasus pasokan migas itu.
BUYUT

Keluarga RKH Fuad Amin Imron menilai penangkapan yang dilakukan oleh KPK terhadap mantan bupati yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Bangkalan, Madura pada 2 Desember 2014 itu terkesan arogan. Hal ini disampaikan juru bicara keluarga Fuad Amin Imron dari Bani Cholil Syarifudin Damanhuri, Syarifudin Damanhuri.
"Kami sangat menghormati hukum di negara ini, namun yang dilakukan KPK sangat arogan, seharusnya lebih santun dalam menegakkan hukum,"kata Syarifudin Damanhuri di Bangkalan seperti dilansir Antara, Minggu (7/12).
Penilaian sikap arogan terhadap tim penyidik KPK dalam melakukan penangkapan terhadap tersangka kasus suap pasokan migas di Kabupaten Bangkalan itu, karena Fuad dikenal sebagai tokoh masyarakat dan kiai terkemuka di Pulau Madura, yakni keturunan ulama karismatik Syaikhona M Cholil, Bangkalan.
Syarifudin Damanhuri yang juga Ketua MUI Bangkalan itu tidak menjelaskan secara terinci. Apakah memang harus ada perbedaan perlakuan apabila ada tokoh terjerat kasus hukum.
Menurutnya, Syaichona Cholil merupakan kakek buyut Fuad dan guru dari pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari. Sehingga, dia menilai sudah selayaknya penegak hukum mengedepankan sikap santun dan etika dalam melakukan penindakan.
Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron ditangkap tim KPK dalam operasi tangkap tangan di rumahnya di Jalan Raya Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan, Selasa (2/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, tim KPK juga menyita uang senilai Rp 700 juta, tiga koper berisi uang, serta beberapa dokumen penting di rumah Ketua DPRD yang juga tokoh kiai itu di Kabupaten Bangkalan.
Selain menangkap Fuad Amin, tim KPK pada saat itu juga menangkap seorang oknum anggota TNI AL, serta seorang pegawai BUMD yang juga terlibat dalam kasus pasokan migas itu.
BUYUT
Quote:
Foto mesum mirip bupati resahkan warga Bangkalan
Quote:
Belum dilantik jadi Bupati, Makmun Ibnu Fuad kini tersandung masalah. Foto mesum yang mirip dirinya menyebar luas di masyarakat Bangkalan. Hal ini pun membuat resah di kalangan warga Bangkalan.
"Foto tersebut sudah menyebar luas di masyarakat Bangkalan dan menimbulkan keresahan. Untuk itu harusnya kasus ini tidak didiamkan saja," ujar tokoh masyarakat Bangkalan yang juga pengasuh pondok pesantren Syaichona Cholil, KH Nasih Aschal kepada merdeka.com, Selasa (19/2).
Menurut Nasih, berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam beberapa lembaga swadaya masyarakat sudah menyampaikan keresahan ini kepada pihak kepolisian baik di Bangkalan maupun ke Polda Jawa Timur. Namun pihak kepolisian justru saling melempar tanggung jawab.
"Polisi baru mau menyelidiki kasus ini kalau ada fatwa dari MUI atau Kemenag setempat, tetapi MUI balik pingpong. MUI dan Kemenag bilang itu bukan ranah mereka, tetapi kepolisian," terangnya.
Seharusnya, kata Nasih, kasus ini diselidiki lebih dulu, apakah benar foto yang beredar luas itu adalah bupati Bangkalan terpilih atau bukan. Kejelasan ini penting agar masyarakat Bangkalan tidak curiga dengan pemimpinnya sendiri.
"Seharusnya sebelum dilantik memang perlu diperjelas dulu apakah betul foto itu dia (Makmun) atau bukan. Sehingga masyarakat tidak bertanya-tanya," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga yang mengatasnamakan diri Koalisi Rakyat Peduli Kebenaran dan Keadilan Bangkalan, Madura, Senin berunjuk rasa ke kantor DPRD setempat. Mereka mengecam peredaran gambar mesum mirip bupati terpilih, Makmun Ibnu Fuad.
Massa datang ke kantor DPRD setempat dengan membawa berbagai poster dan spanduk yang intinya mengkritik peredaran gambar porno. Para pengunjuk rasa ini menilai, peredaran gambar porno mirip bupati terpilih itu berpotensi merusak moral masyarakat Bangkalan.
"DPRD sebagai institusi wakil rakyat harus bertindak tegas menyikapi persoalan ini. Kami tidak ingin masyarakat Bangkalan diracuni dengan maraknya peredaran gambar porno bupati terpilih di Bangkalan ini," kata korlap aksi Mahmudi, Senin (2/18).
Tidak hanya itu saja, para pengunjuk rasa ini juga meminta agar DPRD Bangkalan membatalkan pelantikan bupati terpilih itu yang direncanakan digelar pada 4 Maret 2013. Menurut Mahmudi, DPRD Bangkalan harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap peredaran gambar porno yang menyerupai bupati terpilih Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad.
Apalagi, sambung dia, saat ini gambar porno yang mirip dengan Bupati Bangkalan terpilih sudah beredar luas di sejumlah jejaring sosial seperti facebook dan internet. Massa juga mendesak agar DPRD Bangkalan secara kelembagaan turun tangan mengusut kebenaran peredaran gambar porno mirip bupati terpilih Makmun Ibnu Fuad tersebut.
Selain warga, tokoh ulama Bangkalan KH Imam Bukhori Kholil juga turut berunjuk rasa bersama ratusan warga lainnya ke kantor DPRD. Menurut Imam Bukhori Kholil, dirinya merasa perlu turun tangan secara langsung meminta DPRD Bangkalan mengusut masalah gambar porno mirip bupati terpilih itu, karena peredarannya telah meresahkan masyarakat.
Imam menjelaskan, Bangkalan selama ini dikenal sebagai kota santri dan di sana juga banyak tokoh ulama pengasuh pondok pesantren. Jika, calon pemimpinnya saja terlibat perbuatan yang tidak bermoral, apalagi terlibat pornografi dan porno aksi, maka hal itu perlu dipertimbangkan.
"Atas dasar itulah, maka saya turun tangan secara langsung bersama para pengunjuk rasa mendesak institusi DPRD mengusut kasus peredaran gambar porno yang mirip dengan bupati Bangkalan terpilih itu," tukasnya.
BUPATI MESUM
Quote:
Kalo buyutnya msh hiduppun kecewa dan malu dgn cicit...beliau akan setuju cicitnya diproses tanpa pandang bulu...
Diubah oleh yokono 09-12-2014 01:37


tien212700 memberi reputasi
1
23.4K
Kutip
266
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan