Kali ini ane mau kasih info tentang pengusaha kosmetik sukses yang ternyata punya IQ jongkok

Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan Martha Tilaar? Sebuah produsen brand kecantikan ternama yang menaungi 10 merek kosmetik. Sebut saja PAC, Dewi Sri Spa, Biokos, Solusi, Caring, Sariayu, Belia, Rudi Hadisurwarno, Mirabella, serta Cempaka. Dengan jangkauan pasar yang luas, rangkaian riasan serta perawatan kulit Martha Tilaar Group tersedia untuk semua kalangan dan mudah ditemukan.
Martha Tilaar bukan hanya identitas brand namun juga nama dari pemilik perusahaan kosmetik tersebut. Kini Martha telah berusia 78 tahun dan baru saja membuka sebuah rumah pusat kebudayaan, Roemah Martha Tilaar. Tempat itu merupakan rumah masa kecil wanita kelahiran 4 Desember tersebut yang terletak di kota kelahirannya, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Pembangunan tempat tersebut dilakukan sebagai CSR (Coorporate Social Responsibble) atau tanggungjawab sosial serta kontribusi ibu anak empat tersebut kepada kota tercintanya.
Saat meresmikan Roemah Martha Tilaar, ia pun banyak bercerita mengenai perjalan karirnya. Martha ternyata sudah diajari berjualan sejak kecil. Kala itu ia kerap diminta berjualan buah-buahan dan aksesori di depan rumah. Hal tersebut dilakukan sang ibu karena merasa Martha kurang pintar dalam pelajaran sekolah.
"Saya terus terang saja, saya bodoh, saya diasah kreativitas, bakat wirausahanya dengan berdagang buah-buahan, aksesori biji-bijian. Jualan di depan pagar. Kalau ada guru lewat, saya naik ke atas pohon mangga," ujar Martha saat peresmian Roemah Martha Tilaar, Gombong, Jawa Tengah, Sabtu (6/12/2014).
Ternyata bahkan sebelum Martha lahir, 15 dokter Belanda telah memprediksikan bahwa ia akan menjadi seorang slow learner. Dan benar saja, dibanding dengan dua adiknya yang sekarang berprofesi sebagai dokter dan pengacara, prestasi akademik Martha terbilang kurang. Untuk itu, ia pun ingin memotivasi orang-orang lain agar bisa seperti dia.
"Kalau saya bisa semua orang pasti bisa, motivasi bagi kita semua untuk anak yang IQ-nya jongkok. Pasti kita bisa," saran Martha.
Meski tidak menonjol dalam prestasi sekolah, Martha tetap berusaha menjadi individu yang baik. Ia pun memiliki moto bertajuk DJITU yang merupakan akronim dari Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet. DJITU adalah wejangan dari kedua orangtua kepadanya. Martha juga mengaku memulai bisnis dengan modal yang tidak terlalu besar. Terlebih pada saat itu bank tidak mau meminjamkan dana kepada para wanita.
"Kantor kita dulu di garasi 4x6 dengan konsisten meramu tanaman rumahan. Sekarang saya sudah berkeliling dunia menjadi partisipan di PBB," pungkas peraih penghargaan Outstanding Award for Contributions dari PBB dalam UN Global Compact Leaders Summit 2010 lalu.
sekian dullu gan triit gak penting dari ane , kurang lebih nya ane minta maaf .
Atas perhatiannya terima kasih