Assalamu'alaikum Wr. Wb.
kepada para momod or mimin, ane minta izin buat thread baru. dan kepada para kaskuser yang telah berkunjung dimari.. ane ucapkan terimakasih telah membaca karya ane yang tidak seberapa ini.
ini adalah kisah hidup ane, perkenalkan.. ane mafro, ane masih newbie disini dan ane mohon bimbingan para mastah yang sudah berpengalaman dalam hal tulis menulis. anggap aja tulisan ane ini fiksi, karna ane bukan pujangga yang pandai rangkai kata.. ane juga hanya manusia biasa yang pasti ya tempatnya salah.
sebelum memulai, ane meminta maaf dulu atas kekurangan dalam penyajian cerita ini. cerita ini isinya campur aduk, tapi ada kisah asmara nya juga kok.
yang pasti tentang perjalanan hidup seseorang yang bernama mafro. mafro ini orangnya aneh dan berbeda dari orang-orang lainnya, ini adalah tentang Petunjuk Hidupnya.. tentang Hati yang dapat berbicara dengannya dan juga tentang kebenaran yang ia dapatkan.
kita langsung to the point aja.. semua yang ane ceritain, nama nya ane samarkan demi menjaga pripasi.. meski ada beberapa yang nggak ane samarin (nama panggilan)
hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah TK Mu****a Lem******g , saat itu umurku baru 2 tahun lebih tapi orang tuaku menginginkan aku sekolah dengan sesegera mungkin entah karena kemampuan yang ada dalam diriku, meski aku masih kesulitan berbicara huruf "L" orang tua ku tetap bersikeras menyekolahkan anaknya yang masih muda ini.
hari pertama aku masuk sekolah TK aku diantar oleh ibuku dan aku meminta ibuku untuk tidak meninggalkan sekolah TK itu, dihari pertama itu aku hanya duduk diam membisu melihat tingkah laku anak-anak lain yang begitu cepat akrab. keseharianku di TK hanya diam dikelas sambil sesekali bermain wahana sendiri saat istirahat, ibuku selalu setia menungguku dari pagi hingga siang hari jadi saat aku butuh sesuatu aku tinggal menghampiri ibuku.
meski berasal dari keluarga yang sederhana aku termasuk anak yang manja, beruntung ibu ku selalu sabar menghadapi tingkah laku anaknya yang manja ini. hingga pada suatu hari teman sekelasku bernama samid, ia mengambil peci ku lalu melemparkannya dan menendang-nendang peci ku itu. aku ingin sekali melawan, namun saat aku ingin melawan tiba-tiba air mataku keluar dengan sendirinya. ya.. aku menangis, aku tak ingin menangis tapi air mata itu keluar dengan sendirinya saat aku marah.
aku pun menghampiri ibuku dan mengatakan kepadanya bahwa peci ku diambil oleh anak nakal itu. ibu ku hanya mengangguk dan menghampiri samid untuk meminta peci ku kembali, namun samid tidak mau mengembalikannya dan ibuku berkata:
"sini balikin! kalo nggak dibalikin saya sunat nih anu nya!"
samid pun menangis dan mengembalikan peci ku itu. di hari-hari berikutnya samid tidak lagi berani nakal padaku, meski begitu ada saja anak-anak lain yang selalu berbuat onar entah apa salahku sama mereka ya Allah padahal aku tidak pernah sekali pun menjahili atau membuat siapapun menangis.
semester satu pun berlalu begitu cepat, disemester kedua ini aku ditunjuk untuk menjadi imam dalam pelajaran praktek shalat. ya.. aku saat itu mudah sekali menghafal gerakan dan bacaan bacaan shalat, kalau urusan hafalan aku selalu diandalkan tapi jika urusan hitung-hitungan aku selalu lemah bahkan paling bawah.

tapi kemampuan itu tak menuntunku kepada kebahagiaan, justru beberapa diantara temanku ada yang syirik dan akhirnya dia terus menjahiliku sampai aku menangis.
saat ibuku ada perlu dan tidak bisa menunggu ku disekolah maka aku menangis,
saat ada teman menjahiliku, jika aku berusaha untuk melawan maka aku akan menangis,
saat aku meminta sesuatu kepada ibuku dan ibuku tidak memberikannya maka aku akan menangis,
saat ada teman yang mengejekku, lalu aku tersinggung maka aku akan menangis.
begitulah aku dengan segala kekuranganku, aku tak tahu apa yang menuntunku atau siapa yang menuntunku untuk menjadi seperti sekarang ini. aku bukanlah orang yang religius, sebenarnya aku hanya anak malas. meski aku introvert, saat kecil aku memiliki teman bermain dan mereka usianya lebih muda dariku. dulu aku memang suka main dengan anak yang usianya lebih muda dariku.
semester 3 sekolah TK, aku sering diajari cara membaca oleh ibuku namun ada 2 huruf yang tidak bisa kubaca saat itu yaitu huruf "L" dan huruf "R" , saat aku melihat semua temanku bisa melafalkan huruf "L" dan hanya aku yang tidak bisa, aku merasa depresi, tapi beruntung mereka tidak mengejekku karena aku cadel. kehidupanku berjalan seperti biasanya, setiap pagi aku bangun subuh tapi saat itu namanya anak kecil belum tau shalat subuh dan sebagainya jadi ya aku tidak pernah shalat subuh.
setiap pagi aku selalu menonton acara kartun favoritku saat itu, aku lupa namanya. kemudian aku mandi, sarapan, setelah itu pergi ke sekolah bersama ibuku tercinta. sepulang sekolah aku bermain dengan anak-anak yang usianya lebih muda ataupun lebih tua dariku, mereka selalu ceria dan selalu mengajakku bermain oleh karena itu aku sangat senang mempunyai teman seperti mereka. aku bermain hingga sore, biasanya ibu ku selalu mencariku jika sudah sore dan waktunya mandi.
semester 4 sekolah TK , kehidupanku sama seperti biasanya yang terkadang disakiti. tapi di semester ini aku bertemu dengan sahabat terbaikku, best friend forever. sore itu saat aku sedang berkumpul bersama teman main ku.
teman 1: "eh, tau nggak itu si jejen?"
teman 2: "si jejen yang mana? yang rumahnya disitu?" *menunjuk sebuh rumah*
aku: "emang ada apaan si?"
teman 1: "dia tuh suka maling tau di warung ibu ijah."
aku: "ah yang bener? masak iya sih?"
teman 2: "kayaknya sih emang bener deh."
selanjutnya aku hanya diam dan mendengarkan mereka membicarakan seorang anak bernama jejen. dalam hati aku penasaran sekaligus tak percaya, dilihat dari rumahnya yang hanya terbuat dari bilik dan lantainya dari aspal seperti itu mana mungkin dia punya niat jahat, apalagi bapaknya hanya seorang tukang becak.
akhirnya aku memutuskan untuk bertemu dengannya. keesokan harinya sepulang sekolah aku menghampiri warung ibu ijah yang jaraknya kurang lebih 250 meter dari rumahku, aku membeli jajan disana sambil menunggu anak itu datang. benar saja, ada seorang anak yang datang tapi dia tidak mencuri, dia hanya berbicara dengan ibu ijah kemudian mengambil jajanan yang ia pilih.
loh, mana mungkin pencuri bisa ngomong sama pemilik warung lancar begitu, akupun mulai membuka percakapan.
aku: "eh, kamu yang namanya jejen itu kan?"
jejen: "iya, kenapa?"
aku: "nggak, cuma mau ngajak main aja."
jejen: "oh boleh, tapi aku nyimpen jajanan ini dulu ya di rumahku."
aku: "aku ikut ya."
aku pun mengikuti dia sampai rumahnya yang memang terbuat dari bilik, aku tunggu dia diluar, kemudian ia keluar dan langsung mengajak ku ke suatu tempat yang katanya itu adalah rumah pamannya. ia mempersilahkanku masuk ke rumah pamannya dan menjelajahi ruangan demi ruangan yang ada dirumah itu, hingga sampai pada suatu tempat.
kebun, dibelakang rumah itu ada kebun. disana ada banyak barang-barang bekas bertebaran, jejen kemudian mengambil suatu barang bekas dan entah apa yang dia lakukan dengan pisau dan barang bekas itu. tiba-tiba saja.
jejen: "nih maf."
aku: "apa ini jen ?"
jejen: "begini cara mainnya, teken yang didalem itu pake jempolmu trus kalo udah teken yang diluarnya pake jempolmu juga."
aku: "oh gitu, oke oke."
"pletokk!!" suara mainan yang dibuat jejen dari barang bekas, it's amazing! hebat dia pinter juga orangnya. semenjak saat itu aku sering bermain dengan jejen, bukan karena apapun tapi karena aku merasa ada sesuatu yang dimiliki oleh dia dan tidak dimiliki oleh anak-anak lainnya.
bulan juni tahun 2002 aku lulus TK, aku kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD).