Jumat, 5 Desember 2014 10:37 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta terus menggodok rencana pembangunan sirkuit balap internasional di Ibu Kota. Harapannya, sirkuit balap baru itu bakal lebih modern dari sirkuit Sepang, Malaysia.

"Ibu Kota Negara harus hidup. Kita ini tertinggal oleh negara tetangga. Malaysia dulu mencontoh kita, begitu juga dengan Tiongkok. Sekarang kita jauh tertinggal," kata Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi saat berbincang dengan Tribun, Rabu (3/12/2014) siang.

Menurutnya, hingga kini pembicaraan masih berada di Komisi E DPRD DKI Jakarta. Bila alat kelengkapan sudah ada, DPRD bakal kembali berdiskusi dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

"Daerah itu akan hidup. Itulah yang dimaksud dengan Ibu Kota Negara oleh Pak Jokowi sewaktu masih menjabat sebagai gubernur," ujarnya.

Ia memastikan, pembangunan sirkuit bukan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah (APBD) DKI Jakarta. Pemprov DKI sekedar menyediakan lahan. "Tempat dikasih DKI, yang bangun CSR," ungkapnya seraya menyatakan, penyediaan lahan seluas 60 hektar membutuhkan dana sekitar Rp 200 miliar.

Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, pembangunan sirkuit balap internasional di Jakarta menggandeng tenaga ahli dari Fédération Internationale de l'Automobile (FIA). Mereka akan menyesuaikan kontur tanah Jakarta dengan desain sirkuit.

"Konsepnya seperti apa, itu tergantung kekuatan tanah kita. Sebesar apa? Nanti ada ahlinya dari FIA," jelas Prasetyo.

Indonesia memiliki sirkuit internasional di Sentul, Bogor. Sirkuit Internasional Sentul ini pernah menyelenggarakan MotoGP pada tahun 1996 dan 1997. Saat itu, Michael Doohan dan Tadayuki Okada merupakan jawara di kelas 500cc. Sirkuit Sentul juga pernah menyelenggarakan A1 Grand Prix pada tanggal 12 Februari dan 10 Desember 2006. Sejak itu, sirkuit Sentul sunyi dari deru knalpot sepeda motor MotoGP.





rekomendasikan thread ini menjadi HT https://docs.google.com/forms/d/1QGV...hjOT8/viewform