Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hampir semua fenomena alam bisa diketahui sebelumnya. Semua bisa diprakirakan dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Oleh karena itulah muncul istilah peringatan dini atas gejala alam yang akan terjadi.

Sampai saat ini, tinggal bencana GEMPA BUMI yang belum bisa terdeteksi kapan datangnya. Gempa bumi ibarat orang yang diam diam tenang dan tiba tiba mengamuk. Tak ada seorangpun yang bisa mendeteksi kapan akan mengamuk. Walaupun begitu, bukan tidak mungkin bahwa suatu saat nanti ditemukan alat pendeteksi gempa bumi. Jika itu ditemukan, tentu semua akan lebih bisa dicegah dari kerugian yang paling besar.

Namun demikian sebagai umat beragama kita sadar, bahwa tetap saja manusia itu terbatas. Sementara puncak kekuasaan tertinggi ada pada Allah SWT. Dia lah penguasa bencana, dialah penguasa ketenteraman. Tak ada makhluk apapun yang setara dengan dia.
Tsunami Sendai yang menelan kurban jiwa adalah salah satu contoh bahwa kecanggihan teknologi Jepang pun bisa kebobolan. Bisa jadi bukan sistem peringatan dini nya yang tidak bekerja namun seringkali manusia nya yang meremehkan. Ah... masak akan sampai kemari itu bencana.... dan ketika benar2 telah datang, semuanya terlambat.

Terakhir kali tragedi gunung Ontake Jepang yang menewaskan 51 orang. Biasanya untuk urusan gunung api, tanda tanda nya bisa didetekasi sejak dini. Tapi yang ini tidak... hanay beberapa menit setelah peringatan gunung ontake meletus. Setelah sekian puluh tahun nggak meletus. Bahkan ini adalah tragedi gunung meletus dengan korban jiwa terbanyak di Jepang dalam beberapa dasawarsa.
Itulah alam... yang semuanya ada di dalam perintah Allah... bukan berdiri sendiri.

Senin 6 Oktober 2014, taifun no 18 Melanda Toyohashi. Peringatan dini terus berkumandang sejak tadi pagi. Sekolah sekolah libur. Mudah-mudahan tidak terjadi apa apa.

Ini belum apa apa...... pada saatnya ketika bumi digoncangkan dengan goncangan yang dashyat, dan guning-gunung terbang bagai bulu, bumi mengeluarkan semua yang dikandungnya, saat manusia bertanya, kenapa bumi kok jadi begini?
Pada saat itu tak ada tempat berlindung, tak ada tempat bernaung. Hanya naungan Allah yang menjadi tempat bersandar.