- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal


TS
hudaulfah
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal


Quote:
Kingkong tak hanya ada pada film-film produksi Hollywood. Kera raksasa ini rupanya pernah tinggal di Indonesia, tepatnya di Jawa. Penggalian terbaru oleh Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan fosil itu di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
"Fosilnya berbentuk dua gigi yang masih menempel di rahang bawah," kata Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, saat dihubungi, Rabu, 3 Desember 2014. Temuan ini sudah dipaparkan dalam kuliah umum di Fakultas Biologi Universitas Soedirman, Purwokerto, akhir November lalu.
Fosil gigi ini memiliki lebar 2 sentimeter dan rahang sepanjang 10 sentimeter. Berdasarkan hasil analisis morfometri, ujar Siswanto, fosil ini termasuk ke dalam spesies Gigantopithecus blacki. Kini, fosil yang dinamakan gigi "King Kong Jawa" ini disimpan di Museum Manusia Purba Sangiran, Solo.
Kedua gigi kera raksasa purba ditemukan Dakri, masyarakat Desa Semedo, saat sedang mengelola ladangnya pada Juni 2014. Identifikasi kemudian dilakukan pada bulan selanjutnya oleh Balai Arkeologi Yogyakarta.
Berdasarkan hasil analisis gigi, Siswanto menyebut kingkong Jawa ini sebagai hewan teresterial atau menghabiskan aktivitasnya di darat. "Dia pemakan buah, rumput, dan bambu," tuturnya. Dia menduga bentuknya seperti gorila atau orang utan.
Siswanto mengklaim fosil King Kong Jawa ini sebagai temuan besar. Musababnya, rangka kera raksasa purba semacam ini sebelumnya baru ditemukan di daratan Cina, India, dan Vietnam yang berbatasan dengan Cina. Para ahli paleontologi pun berasumsi bahwa kera setinggi lebih dari 3 meter itu hanya tinggal di beberapa wilayah tersebut.
Akibat temuan ini, anggapan tersebut pun terbantahkan. "Cakrawala baru tentang kera raksasa purba semakin luas," kata Siswanto.
Gigantopithecus Jawa ini ditemukan di lapisan tanah berumur geologi sekitar satu juta tahun lalu. Rentang umur tersebut memang sezaman dengan fosil kera raksasa purba yang ditemukan di Cina dan Vietnam. Saat itu daratan Asia (Cina dan Vietnam) masih menyatu dengan Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. "Saya menduga mereka bermigrasi dari Asia Tenggara sampai ke Jawa," ujarnya.
SUMBER
"Fosilnya berbentuk dua gigi yang masih menempel di rahang bawah," kata Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, saat dihubungi, Rabu, 3 Desember 2014. Temuan ini sudah dipaparkan dalam kuliah umum di Fakultas Biologi Universitas Soedirman, Purwokerto, akhir November lalu.
Fosil gigi ini memiliki lebar 2 sentimeter dan rahang sepanjang 10 sentimeter. Berdasarkan hasil analisis morfometri, ujar Siswanto, fosil ini termasuk ke dalam spesies Gigantopithecus blacki. Kini, fosil yang dinamakan gigi "King Kong Jawa" ini disimpan di Museum Manusia Purba Sangiran, Solo.
Kedua gigi kera raksasa purba ditemukan Dakri, masyarakat Desa Semedo, saat sedang mengelola ladangnya pada Juni 2014. Identifikasi kemudian dilakukan pada bulan selanjutnya oleh Balai Arkeologi Yogyakarta.
Berdasarkan hasil analisis gigi, Siswanto menyebut kingkong Jawa ini sebagai hewan teresterial atau menghabiskan aktivitasnya di darat. "Dia pemakan buah, rumput, dan bambu," tuturnya. Dia menduga bentuknya seperti gorila atau orang utan.
Siswanto mengklaim fosil King Kong Jawa ini sebagai temuan besar. Musababnya, rangka kera raksasa purba semacam ini sebelumnya baru ditemukan di daratan Cina, India, dan Vietnam yang berbatasan dengan Cina. Para ahli paleontologi pun berasumsi bahwa kera setinggi lebih dari 3 meter itu hanya tinggal di beberapa wilayah tersebut.
Akibat temuan ini, anggapan tersebut pun terbantahkan. "Cakrawala baru tentang kera raksasa purba semakin luas," kata Siswanto.
Gigantopithecus Jawa ini ditemukan di lapisan tanah berumur geologi sekitar satu juta tahun lalu. Rentang umur tersebut memang sezaman dengan fosil kera raksasa purba yang ditemukan di Cina dan Vietnam. Saat itu daratan Asia (Cina dan Vietnam) masih menyatu dengan Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. "Saya menduga mereka bermigrasi dari Asia Tenggara sampai ke Jawa," ujarnya.
SUMBER
0
3.2K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan