- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ortu Siswa Keluhkan Buku Pelajaran Berisi Kata-kata Lubang Pantat Disengat


TS
mahonaraoke
Ortu Siswa Keluhkan Buku Pelajaran Berisi Kata-kata Lubang Pantat Disengat
Lagi-lagi dunia pendidikan kita kecolongan dengan masuknya materi yang berisiko menimbulkan disorientasi terhadap para siswa. Adalah buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud pada halaman 220-225 yang memuat sebuah cerpen berbahasa Melayu yang sarat makian dan kata-kata kotor.
Kosakata tidak senonoh itu didapati oleh Ma'mun Gunawan, salah satu orangtua siswa kelas VII SMP 3 Garut. Sekolah tersebut merupakan satu di antara enam SMP di Garut yang menjadi percontohan penerapan kurikulum baru.
"Waktu itu saya sedang menemani anak saya belajar. Tak sengaja saya buka buku-buku pelajarannya. Kaget saya ketika buka Bahasa Indonesia itu yang sangat tidak layak menjadi pembelajaran untuk siswa SMP," kata Ma'mun, Sabtu (31/8/2013) siang.
Dalam buku itu, lanjut Ma'mun, terdapat materi cerpen berbahasa Melayu berjudul Gerhana karya Muh Ali. Buku itu menceritakan susah payahnya tokoh Sali dalam mencari keadilan karena berhadapan dengan sistem dan aparatur yang korup. Kosakata kasar dan jorok muncul dalam dialog antara Sali dan polisi.
"Ada kalimat 'Sekonyong-konyong bapak polisi kaget seperti disengat lubang pantatnya'. Ada juga kata-kata polisi mengumpat Sali, yaitu '** SENSOR **', 'bajingan', dan lainnya," katanya.
Selain terdapat kata-kata tak senonoh, pihaknya juga menyayangkan penampilan materi cerpen berbahasa Melayu itu yang dinilai justru kontra dengan upaya meningkatkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.
"Ironis dan menyedihkan. Katanya bahasa adalah harga diri bangsa. Apa tidak ada lagi cerpen berbahasa Indonesia? Masak banyak kosakata yang asing dalam perbendaharaan bahasa kita. Ada kata-kata 'mengingsut', 'tercenung', 'ngosel'," katanya kesal.
Pihaknya sudah melaporkan temuan itu ke Dinas Pendidikan setempat agar segera ditarik dari peredaran dan diganti dengan yang baru dan sesuai. "Saya sudah telepon ke Seksi Kurikulum Disdik dan akan ditindaklanjuti," tandasnya.
(sumur susu murni)

Ayo siapa yang lubang pantatnya pernah disengat?

Kosakata tidak senonoh itu didapati oleh Ma'mun Gunawan, salah satu orangtua siswa kelas VII SMP 3 Garut. Sekolah tersebut merupakan satu di antara enam SMP di Garut yang menjadi percontohan penerapan kurikulum baru.
"Waktu itu saya sedang menemani anak saya belajar. Tak sengaja saya buka buku-buku pelajarannya. Kaget saya ketika buka Bahasa Indonesia itu yang sangat tidak layak menjadi pembelajaran untuk siswa SMP," kata Ma'mun, Sabtu (31/8/2013) siang.
Dalam buku itu, lanjut Ma'mun, terdapat materi cerpen berbahasa Melayu berjudul Gerhana karya Muh Ali. Buku itu menceritakan susah payahnya tokoh Sali dalam mencari keadilan karena berhadapan dengan sistem dan aparatur yang korup. Kosakata kasar dan jorok muncul dalam dialog antara Sali dan polisi.
"Ada kalimat 'Sekonyong-konyong bapak polisi kaget seperti disengat lubang pantatnya'. Ada juga kata-kata polisi mengumpat Sali, yaitu '** SENSOR **', 'bajingan', dan lainnya," katanya.
Selain terdapat kata-kata tak senonoh, pihaknya juga menyayangkan penampilan materi cerpen berbahasa Melayu itu yang dinilai justru kontra dengan upaya meningkatkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.
"Ironis dan menyedihkan. Katanya bahasa adalah harga diri bangsa. Apa tidak ada lagi cerpen berbahasa Indonesia? Masak banyak kosakata yang asing dalam perbendaharaan bahasa kita. Ada kata-kata 'mengingsut', 'tercenung', 'ngosel'," katanya kesal.
Pihaknya sudah melaporkan temuan itu ke Dinas Pendidikan setempat agar segera ditarik dari peredaran dan diganti dengan yang baru dan sesuai. "Saya sudah telepon ke Seksi Kurikulum Disdik dan akan ditindaklanjuti," tandasnya.
(sumur susu murni)



Ayo siapa yang lubang pantatnya pernah disengat?


0
1.8K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan