- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Film Bencana Alam Terbaik Hollywood


TS
ryanhumington
Film Bencana Alam Terbaik Hollywood

film jenis ini sudah punya nama generik berupa sub-genre sendiri: disaster movie.
Nah, rasanya kini saat yang tepat untuk merating film-film bertema bencana alam yang sudah dibuat Hollywood. Saya hanya membatasi daftar ini pada aspek "bencana alam", ini artinya bencana yang diakibatkan amuk monster (macam Godzilla), alien (Independence Day), zombie (World War Z), atau gedung terbakar (Towering Inferno) tak masuk hitungan.
Yuk, simak film-film bencana pilihan kami.
Quote:
2012

2012 adalah sebuah film bencana fiksi ilmiah yang diproduksi tahun 2009 yang disutradarai Roland Emmerich. Film ini memiliki ensemble cast, termasuk John Cusack, Amanda Peet, Danny Glover, Thandie Newton, Oliver Platt, Chiwetel Ejiofor, dan Woody Harrelson. Film ini diproduksi oleh perusahaan produksi milik Emmerich, Centropolis Entertainment, dan didistribusikan oleh Columbia Pictures. Syuting dimulai bulan Agustus 2008 di Vancouver, meski awalnya direncanakan untuk dilakukan di Los Angeles
Film ini terinspirasi oleh ide peristiwa hari kiamat global yang bersamaan dengan akhir putaran Kalender Hitungan Panjang Maya pada atau sekitar 21 Desember 2012 (titik balik matahari musim dingin belahan Bumi utara).
Jackson Curtis (John Cusack) adalah seorang ayah yang telah bercerai yang bekerja sampingan sebagai sopir limousin dan penulis, sementara mantan istrinya (Amanda Peet) dan anak-anaknya tinggal bersama dengan pacar barunya, Gordon (Thomas McCarthy).
Di kota Tikal suku Maya di Guatemala, korban bunuh diri massal tampaknya mempercayai kalender Maya, yang meramalkan akhir dunia yang bersamaan dengan Kesejajaran Galaktik, yang terjadi pada 21 Desember 2012, tanggal terjadinya titik balik matahari musim dingin di belahan Bumi utara. IHC (Institute for Human Continuity), sebuah organisasi rahasia, menyadari situasi ini dan mulai membangun bahtera besar di bawah Pegunungan Himalaya yang dirancang untuk menghadapi banyak bencana alam untuk menyelamatkan manusia, spesies tertentu, dan harta manusia yang paling berharga ketika kiamat akhirnya terjadi. Ada perdebatan tentang bagaimana dan kapan pemerintah dunia akan memberitahu warga mereka, dan cara memilih orang-orang yang akan diselamatkan dari kiamat ini. Sementara itu, ketika sedang dalam perjalanan siang menuju Yellowstone dengan dua anaknya, Jackson bertemu Charlie Frost (Woody Harrelson), yang membawakan acara radionya sendiri tentang prediksi suku Maya terhadap 21 Desember 2012.
Retakan besar terbentuk di Patahan San Andreas, California, dan meskipun pemerintah meyakinkan segalanya aman, Jackson tidak yakin. Menyewa pesawat pribadi dan memperoleh barang-barang darurat, ia pergi ke rumah Kate di L.A. untuk menyelamatkan keluarganya dan Gordon dari gempa bumi karena perpindahan kulit Bumi. Jackson dengan cepat mengumpulkan keluarganya, dan setelah perjalanan yang panjang dan berbahaya dengan jalan-jalan yang runtuh menuju Bandar Udara Santa Monica, pacar baru Amanda, Gordon menggunakan kemampuan terbangnya untuk menyelamatkan keluarga ini. Seluruh kota Los Angeles yang runtuh mulai tenggelam ke Samudera Pasifik. Ketika pesawat semakin kekurangan bahan bakar, kelompok ini melihat kemungkinan mendarat di Wyoming. Jackson memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu Charlie. Menentang keinginan Kate, Jackson dan Lily pergi mencari Charlie, meskipun menemukan mobil van-nya kosong. Melalui radio, Charlie memberitahukan pendengarnya bahwa ia telah pergi ke pegunungan untuk menyaksikan kiamat. Jackson mengemudikan van tersebut untuk menemukan dan menyelamatkan Charlie, tapi Charlie menolak pergi. Ketika Jackson dan Lily melarikan diri dari gunung api yang meletus, Charlie menyebutkan sebuah peta di van yang akan memperlihatkan rute lari. Jackson dan Lily pergi kembali ke pesawat melewati hujan batu lava. Setelah tiba, Lily lari ke pesawat, tapi Jackson tetap di van untuk mencari peta tersebut, dan itu terlalu lama. Ketika tanah terbuka, van itu jatuh ke sebuah celah. Keluarga Jackson ketakutan, tapi harus pergi. Jackson memegang pinggiran, dan berlari ke pesawat ketika tanah di belakangnya terus runtuh. Ia cukup cepat memasuki pesawat.
Semakin jelas bahwa tidak hanya California yang mengalami bencana: Gunung Api Super Yellowstone meletus; gempa besar terjadi di Amerika Selatan; Washington, D.C. dibanjiri oleh tsunami dan USS John F. Kennedy menghancurkan Gedung Putih; dan St. Peter's Basilica di Roma runtuh, menewaskan ribuan orang.Pemerintah AS akhirnya mengumumkan akhir dunia. Jackson dan keluarganya harus mencari jalan ke Cina untuk menaiki kapal besar, karena pesawat kecil mereka tak mampu melakukan perjalanan ini. Ketika mereka mencari pesawat baru, semuanya dipenuhi penumpang. Tetapi, Gordon bergantung pada salah satu klien lamanya, Tamara (Beatrice Rosen). Ia bersama dengan milyuner Rusia, Yuri Karpov (Zlatko Buric). Keluarga ini mengetahui bahwa Yuri telah membawa pesawat Antonov yang awalnya digunakan sebagai pengangkut mobil-mobil mewah pameran untuk kabur ke Cina. Jackson meminta untuk memperbolehkan keluarganya, tapi Yuri menolak. Tetapi, pilotnya, Sasha (Johann Urb) memberitahu bahwa ia membutuhkan seorang kopilot dan Jackson mengatakan Gordon adalah pilot terlatih. Sehingga, kelompok ini akhirnya menaiki pesawat tersebut sementara bandara hancur oleh gempa bumi.
Ketika mereka ada di udara, Sasha sadar bahwa pesawat ini tidak memiliki bahan bakar cukup untuk terbang ke Cina. Ia memberitahu Gordon, dan mereka setuju untuk mendarat di air. Sasha kemudian mengetahui bahwa mereka tidak lagi di atas lautan: kulit Bumi telah berpindah ribuan mil dan mereka mengarah ke Pegunungan Himalaya. Mengetahui risiko mendaratkan pesawat di atas salju, Sasha mengatakan pada penumpang untuk pergi ke penyimpanan kargo di mana banyak mobil disimpan di sana, sementara ia dan Gordon mempertahankan kontrol dan membuka pintu kargo dari kokpit. Rencana mereka ialah mengeluarkan mobil tersebut dari penyimpanan kargo. Gordon harus meninggalkan Sasha dan berlari ke mobil tepat waktunya. Mereka (kecuali para pilot) berhasil lolos dengan menggunakan sebuah Bentley Continental GT, sementara Sasha mendaratkan pesawatnya di sebuah jurang, yang kemudian runtuh. Anggota kelompok lainnya mendarat selamat. Tamara menangis dan meminta agar mereka kembali untuk mencari Sasha. Sebelum mereka bertindak, helikopter Cina yang mengangkut hewan besar terbang di atas mereka. Satu helikopter mendarat, meskipun kelompok ini tahu bahwa mereka harus bayar untuk menaikinya. Yuri membayar untuk dirinya dan putranya, tapi menolak membayar untuk orang lain. Sebelum masuk helikopter, ia berkata pada Tamara bahwa ia tahu hubungannya dengan Sasha.
Kelompok ini tak memiliki pilihan kecuali jalan melintasi pegunungan untuk mencari kelompok lain. Sebuah mobil lewat, Jackson melempar batu ke arahnya. Mobil berbalik dan penumpang membolehkan mereka naik. Di dalamnya terdapat seorang biarawan Buddha, Nima (Osric Chau), dan neneknya (Lisa Lu). Mereka pergi untuk bertemu dengan saudara Nima, Tenzin (Chin Han), yang punya rencana untuk menyelinap ke kapal besar itu.
Setelah tiba, Tenzin marah. Ia mengatakan pada Nima bahwa rencananya tidak dapat melibatkan banyak orang, dan orang lain tidak bisa diikutkan bergabung. Jackson dan Kate memaksa pada Tenzin bahwa mereka membawa anak-anak. Setelah perdebatan panjang, Tenzin membolehkan seluruh kelompok bergabung.
Jackson dan keluarganya berusaha menyelinap ke kapal itu dengan bantuan Tenzin. Carl Anheuser (Oliver Platt), Kepala Staf Presiden kemudian memerintahkan agar gerbang kapal ditutup, sementara suplai belum cukup. Ketika gerbang ditutup, kaki Tenzin hancur dan Gordon tewas. Dr.Adrian Helmsley,penasihat ilmiah Presiden (Chiwetel Ejiofor), kaget dan memutuskan gerbang dibuka untuk korban selamat yang tersisa. Roda sebuah gerbang di kapal tersebut macet dan tak mau menutup, sehingga gerbang setengah terbuka. Mesin kapal tak bisa dinyalakan kecuali gerbang ditutup. Ketika tsunami menghantam kapal, sebuah struktur penopang utama patah, dan kapal mengapung menuju Gunung Everest. Jackson dan Noah berusaha memperbaiki roda kapal dan gerbang pun tertutup. Mesin dinyalakan kembali untuk menghindari tabrakan dengan gunung. Kapal menabrak Gunung Everest, tapi mengalami sedikit kerusakan. Ketika banjir menyurut, kapten kapal memutuskan Tanjung Harapan Baik di Afrika Selatan sebagai tanah baru yang cocok bagi korban selamat. Pada saat itu, tanggal menunjukkan 27 Januari 0001, sebagai awalan umat manusia untuk memulai kehidupan yang baru.
The Day After Tomorrow

Bumi dilanda perubahan cuaca ekstrim dalam waktu singkat. Dalam hitungan hari Bumi kembali ke zaman es.
Secara ilmiah, tak mungkin perubahan cuaca sangat ekstrim tersebut bisa terjadi. Tapi ini rasanya bentuk Hollywood untuk mengingatkan pada kita, penonton film, akan bahaya pemanasan global. Syahdan, kita melihat Los Angeles dihantam angin puting beliung sampai landmark tulisan "HOLLYWOOD" hancur, New York diterjang air bah dan kemudian kita melihat patung Liberty diselimuti salju. Selayaknya film bencana khas Emmerich, selalu ada dramatisasi melankolis tentang nasib orang-orang biasa di tengah bencana. Dennis Quaid dan Jake Gyllenhaal memainkan peran ayah dan anak sebagai perwujudan orang biasa kebanyakan saat menghadapi bencana. Kisahnya mudah kita lupakan seusai menonton film. Tapi, Emmerich piawai menyuguhkan efek khusus yang memanjakan mata.
Quote:
Deep Impact

Bumi diterjang komet.
Anda mungkin ingat, ketika Deep Impact rilis tak lama rilis pula Armageddon. Dua film tersebut sama-sama membayangkan bagaimana jadinya bila Bumi hendak diterjang benda luar angkasa macam komet atau asteroid. Armageddon menyuguhkan sejumlah orang dikirim ke luar angkasa memecah asteroid saat masih di atas Bumi. Itu agak tak masuk akal. Deep Impact lebih bisa diterima akal sehat. Filmnya membayangkan bagaimana Bumi bila diterjang komet seukuran Gunung Everest. Film ini menyajikan kesibukan setiap orang mulai dari presiden AS (Morgan Freeman) hingga orang biasa menghadapi ancaman komet. Dan ketika komet betul menghantam lautan dan menciptakan gelombang ombak raksasa kita melihat satu momen paling mengharukan di film ini: seorang penyiar TV (diperankan Tea Leoni) berbaikan dengan ayahnya di pinggir pantai sambil menyongsong maut.
Quote:
Twister

Angin puting beliung alias tornado.
Pada suatu masa Hollywood punya sutradara berbakat yang mengawali karier sebagai juru kamera. Namanya Jan De Bont. Sukses menduetkan Keanu Reeves dengan Sandra Bullock lewat film aksi tegang yang setting-nya melulu di bus, De Bont mengambil tantangan lain: melawan tornado. Jadilah film ini, yang mempertemukan Bill Paxton dengan Helen Hunt, sebuah film tegang yang memicu adrenalin pada penonton dari awal hingga akhir. Film ini punya banyak momen dramatis saat angin puting beliung menerjang: mobil terbang hingga sapi terbang. Tapi di lain pihak De Bont juga tak lupa menelisik kisah manusiawi para tokohnya. Ada kisah penebusan luka lama hingga cinta sejati yang dipertemukan oleh kedahsyatan amukan tornado. (O iya, omong-omong kemana Jan De Bont ya? Kita sudah memaafkan Speed 2 dan Lara Croft 2, kok)
Quote:
The Impossible

Tsunami.
Ini bukan satu-satunya film tentang bencana tsunami di lautan Hindia pada 2004--yang di antaranya menerjang Aceh dan Thailand. Clint Eastwood membuat Hereafter (2010) dengan bintang Matt Damon. Namun, film besutan J.A. Bayona ini lebih realistis menggambarkan bencana dahsyat tersebut. The Impossible juga lebih menyentuh. Keunggulan film ini terutama harus diberikan pada akting prima Naomi Watts sebagai ibu yang mencari keluarganya setelah tsunami memporak-poranda semuanya. Watts bermain penuh penjiwaan di sini. Ia tampak nyata menanggung derita saat kulit paha belakangnya terkelupas. Wajar jika Golden Globe, SAG Award, dan Oscar memberi apresiasi atas penampilan Watts di sini.
Quote:
Melancholia[

Film ini tak berniat menyuguhkan alasan penuh penjelasan ilmiah bagaimana bisa sebuah planet memasuki orbit Bumi dan kemudian hendak menabrak Bumi. Film ini juga tak berniat menyuguhkan bagaimana berbagai orang dari latar belakang berbeda menghadapi bencana. Ini bukan film bencana tipikal seperti film-film bencana lain. Lars Von Trier tampaknya tak tertarik dengan drama macam begitu. Yang ia suguhkan adalah sebuah pesta pernikahan di saat Bumi kian dekat ditabrak planet lain. Di pesta itu kita bertemu Justine (Kirsten Dunts) yang depresif. Kita melihat polahnya dan ikut depresif. Beginikah jadinya bila kita menghadapi kiamat? Tak kurang tanya itu timbul. Hingga adegan pamungkas yang mencengangkan saat Bumi diterjang, kita sulit melupakan tanya itu. Ini film bencana yang meninggalkan kesan paling mendalam. Sebuah kesan yang tak mengenakkan. A feel bad movie.
Quote:
Dante's Peak

Awalnya, Dr. Harry Dalton (Pierce Brosnan), seorang vulkanologis dari USGS bersama temannya, Marianne sedang berusaha kabur pada letusan gunung berapi di Kolombia. Sayangnya, Marianne terkena jatuhan batu vulkanik dan tewas.
Empat tahun kemudian, Harry dikirim lagi oleh bosnya, Dr. Paul Dreyfus untuk meninjau aktivitas gunung berapi di kota kecil bernama Dante's Peak yang terletak di kaki gunung berapi dorman di Pegunungan Cascades, Amerika Serikat. Sesampai disana, ia langsung disambut oleh walikota Dante's Peak, Rachel Wando (Linda Hamilton) untuk berkeliling bersama anak-anak (Graham dan Lauren) dan mantan mertuanya, Ruth, ke beberapa lokasi di gunung itu, termasuk di sebuah tempat pemandian air panas. Disana, Harry mengamati banyak pohon layu dan kematian hewan-hewan liar. Namun, saat Graham mau melompat ke pemandian itu, Harry menghentikannya setelah melihat 2 tubuh sudah mati terpanggang disana. Setelah itu, pertemuan dewan kota diselenggarakan namun Paul, bos Harry yang baru datang bersama rombongannya (Greg, Terry, Nancy, Stan), menenangkan bahwa peringatan dini akan merugikan pariwisata kota itu dan meyakinkan bahwa Dante's Peak aman-aman saja.
Setelah seminggu tak terjadi apa-apa, Paul memutuskan untuk meninggalkan kota itu. Namun malamnya, Harry dan Rachel mengamati air bersih di kota itu berwarna kuning karena tercemar sulfur. Hal ini meyakinkan Paul untuk segera menyelenggarakan rapat bersama seluruh penduduk kota akan ancaman letusan hebat. Namun saat rapat berlangsung, Dante's Peak diguncang gempa bumi dahsyat yang menyebabkan chaos. Harry dan Rachel beusaha keluar untuk menyelamatkan Graham dan Lauren. Namun, sesampai di rumah Rachel, mereka sudah pergi dengan mobil untuk menyelamatkan neneknya, Ruth yang tinggal di puncak gunung. Harry dan Rachel bergegas kesana saat hujan abu mulai turun dan mereka berusaha agar mobilnya tidak terkena longsor. Sesampai di rumah Ruth, Graham dan Lauren sudah sampai dengan aman disana. Tiba-tiba, aliran lava datang dan menghancurkan rumah Ruth serta mobilnya sehingga mereka terpaksa menuju sebuah danau yang sudah asam dengan motorboat. Sayangnya, kayu dan mesin motorboat itu dirusak oleh air yang asam sekali sehingga Harry berusaha mendayung dengan jasnya agar tak tenggelam. Ruth lalu menyelamatkan kapal dengan menyeburkan dirinya dan mencoba berjalan sendiri ke tepian. Hal ini membuat luka bakar parah di kakinya dan dia meninggal tak lama kemudian.
Di kota, Paul dan rombongannya dibantu National Guard untuk keluar. Namun, van yang dinaiki Paul terseret aliran lahar di jembatan yang lalu menewaskannya.Setelah menemukan truk di pos terdekat, Harry serta rombongannya berusaha mencapai kota saat mereka dihadang aliran lava yang sudah membeku, namun akhirnya mereka berhasil melewatinya.Sesampai di kota, gunung itu mengeluarkan awan panasnya yang menghancurkan Dante's Peak dan sekitarnya. Mereka untungnya berhasil menghindari letusan itu dengan masuk ke sebuah tambang. Dengan menggunakan pemancar radio milik NASA, mereka akhirnya ditemukan tim penyelamat setelah beberapa hari dan akhirnya meninggalkan kota yang hancur itu.







0
9.3K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan