kebali.Avatar border
TS
kebali.
SITUS SEJARAH, PURA GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING [BALI]
WISATA SEJARAH, PURA GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING


Berbicara tentang Bali, bukan hanya berbicara tentang pantai. Dijulukinya Bali sebagai Pulau Seribu Dewa bukan tanpa alasan. Mayoritas masyarakat Bali merupakan penganut Hindu yang menyembah Dewa. Mereka pun menggunakan Pura sebagai rumah ibadah sebagaimana lazimnya umat Hindu. Jumlah penganut Hindu yg mayoritas otomatis membuat Pulau Bali banyak dipenuhi oleh Pura. Namun, banyak masyarakat awam mengetahui Pura-Pura di Bali hanya sebatas Pura Tanah Lot atau Pura Uluwatu. Padahal masih banyak Pura yang menarik untuk dikunjungi di Pulau Seribu Dewa ini. Salah satunya adalah Pura Gunung Kawi Tampaksiring.



Pura Gunung Kawi Tampaksiring, bukan hanya obyek wisata pura biasa. Lebih dari itu, pura ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan ditetapkan sebagai situs kepurbakalaan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali. Berada di kabupaten Gianyar, yang berjarak sekitar 35 km arah timur laut tepatnya berlokasi di Banjar Penaka, Kecamatan Tampaksiring, kabupaten Gianyar. Pura Gunung Kawi Tampaksiring pertama kali ditemukan pada awal tahun 1910. Posisi pura ini terbagi menjadi dua, barat dan timur, terbelah oleh aliran sunagi Pakerisan, salah satu sungai yang dikeramatkan di Bali. Asal usul nama Gunung Kawi sendiri belum diketahui secara pasti. Namun secara etimologi “Gunung Kawi” berasal dari kata “Gunung”, yang berarti pegunungan dan “Kawi”, yang berarti pahatan, sehingga “Gunung Kawi” dimaksudkan sebagai pahatan yang terdapat di pegunungan atau di atas batu padas.



Pura Gunung Kawi ini berada di dasar lembah. Untuk menuju ke pura kita harus menuruni sekitar 320 anak tangga. Namun, tidak usah khawatir akan kelelahan, karena sepanjang menuruni anak tangga, kita akan menemui warung-warung kecil, selain suguhan pemandangan hamparan sawah hijau yang menyejukkan mata sebagai bayaran atas usaha menuruni ratusan anak tangga. Setelah sampai di dasar lembah, kita akan disuguhi oleh pahatan candi di dinding tebing, di sisi barat maupun timur pura. Hal inilah yang menjadi daya tarik Pura Gunung Kawi Tampaksiring.

Secara keseluruhan, pahatan candi di dinding Pura Gunung Kawi Tampaksiring menjadi empat gugusan. Yang pertama terdiri dari lima candi yang dipahat berderet dari utara ke selatan pada tebing di sisi timur sungai. Candi paling utara pada gugusan pertama ini digunakan untuk pemujaan roh suci Raja Udayana. Sedangkan, candi di sebelahnya merupakan istanauntuk permaisuri dan anak-anak Raja Udayana. Gugusan kedua terdiri dari empat candi yang berderet dari utara ke selatan pada tebing di sisi barat sungai. Dalam beberapa literaturnya, Dr. R. Goris, seorang arkeolog berkebangsaan Belanda, menyebutkan candi-candi ini berfungsi sebagai kuil untuk empat permaisuri raja. Gugusan ketiga merupkan bangunan biara dan ceruk yang dipahat pada tebing di selatan gugusan pertama. Sementara gugusan keempat merupakan candid an ceruk untuk bertapa. Pura Gunung Kawi sendiri terletak di samping gugusan candi pertama.

Pada Pura Gunung Kawi Tampaksiring ini juga terdapat makam abu Raja Anak Wungsu serta makam Raja Udayana, raja dinasti Warmadewa yang memimpin kerajaan terbesar di Bali, sehingga tak heran bila kompleks pura ini disebut pula sebagai makam Dinasti Warmadewa.



Info Lebih lanjut?? silahkan klik dan mampir [Klik Info]




Just Share!
Semoga bisa bermanfaat!

Ayo! hargai wisata lokal emoticon-shakehand


No: emoticon-Bata (S)
Yes: emoticon-Cendol (S)

0
11.2K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan