- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Tanya TNI Kenapa Tidak Bisa Kejar "IllegalFishing"


TS
isalsep48
Jokowi Tanya TNI Kenapa Tidak Bisa Kejar "IllegalFishing"
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo
memanfaatkan pertemuannya dengan para panglima
komando daerah militer (pangdam) untuk menggali
persoalan TNI, terutama mengenai alat utama sistem
persenjataan (alutsista). Jokowi menanyakan persoalan
sulitnya TNI dalam mengamankan laut Indonesia dari
pencurian ikan.
"Mengenai kondisi-kondisi alutsista kita seperti apa,
keadaan seperti apa, kemudian mengenai kondisi BBM
(bahan bakar minyak) seperti apa, kenapa enggak bisa
mengejar illegal fishing, juga mungkin yang lain, illegal
logging . Persoalan dasarnya apa, semua sudah
disampaikan," ujar Jokowi seusai pertemuan di Istana
Bogor, Jumat (28/11/2014).
Jokowi tidak menyampaikan secara spesifik mengenai
persoalan dasar dari lemahnya pengawasan dalam aksi
illegal fishing .
Panglima TNI Jenderal Moeldoko pernah mengungkapkan
bahwa TNI AL sulit mengawasi pencurian ikan di laut
Indonesia karena kurangnya anggaran untuk
mengoperasikan kapal-kapal patroli. "Selama ini, kami
utang ke Pertamina, utang jadi makin banyak. Utang
terakhir TNI itu sekitar Rp 6 triliun. Enggak tahu tuh mau
diputihkan atau bagaimana," kata Panglima TNI Jenderal
Moeldoko di Kantor Presiden, Senin (17/11/2014).
Moeldoko mengungkapkan bahwa kapal laut yang dimiliki
TNI AL saat ini berjumlah 64 unit. Kapal-kapal itu terdiri dari
jenis kapal frigate , kapal korvet, kapal patroli, kapal selam,
kapal hidrografi, hingga kapal penyapu ranjau. Dengan
kecanggihan teknologi yang dimiliki TNI AL, Moeldoko
bahkan melontarkan candaan. "Ini kapal nelayan kecil
lawan kapal perang. Jangan sampai nyamuk digebuk pakai
meriam," kata Moeldoko.
Meski memiliki kecanggihan yang mumpuni, kapal-kapal
milik TNI AL itu nyatanya tak bisa beroperasi lantaran tidak
adanya BBM. Akhirnya, banyak wilayah laut Indonesia yang
tak terawasi. "Secara (jumlah) kapal, kami cukup banyak.
Hanya, sekali lagi, mengerahkan kapal itu urusannya gede
banget. Untuk operasi, waduh, bisa ribuan ton itu urusan
BBM," ucap Moeldoko.
Adapun Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana
Marsetio mengungkapkan, kebutuhan ideal BBM bagi kapal
patroli TNI AL mencapai 5,6 juta kiloliter per tahun. Namun,
kondisi yang terjadi saat ini jauh dari ideal. "Hanya 13
persen saja kami dapat BBM. Jadi, sehari hanya bisa 7-15
kapal. Yang dalam posisi siap sebenarnya ada 60-70
kapal," ucapnya.
http://nasional.kompas.com/read/2014/11/28/13121011/Jokowi.Tanya.ke.TNI.Kenapa.Enggak.Bisa.Kejar.Illegal.Fishing
memanfaatkan pertemuannya dengan para panglima
komando daerah militer (pangdam) untuk menggali
persoalan TNI, terutama mengenai alat utama sistem
persenjataan (alutsista). Jokowi menanyakan persoalan
sulitnya TNI dalam mengamankan laut Indonesia dari
pencurian ikan.
"Mengenai kondisi-kondisi alutsista kita seperti apa,
keadaan seperti apa, kemudian mengenai kondisi BBM
(bahan bakar minyak) seperti apa, kenapa enggak bisa
mengejar illegal fishing, juga mungkin yang lain, illegal
logging . Persoalan dasarnya apa, semua sudah
disampaikan," ujar Jokowi seusai pertemuan di Istana
Bogor, Jumat (28/11/2014).
Jokowi tidak menyampaikan secara spesifik mengenai
persoalan dasar dari lemahnya pengawasan dalam aksi
illegal fishing .
Panglima TNI Jenderal Moeldoko pernah mengungkapkan
bahwa TNI AL sulit mengawasi pencurian ikan di laut
Indonesia karena kurangnya anggaran untuk
mengoperasikan kapal-kapal patroli. "Selama ini, kami
utang ke Pertamina, utang jadi makin banyak. Utang
terakhir TNI itu sekitar Rp 6 triliun. Enggak tahu tuh mau
diputihkan atau bagaimana," kata Panglima TNI Jenderal
Moeldoko di Kantor Presiden, Senin (17/11/2014).
Moeldoko mengungkapkan bahwa kapal laut yang dimiliki
TNI AL saat ini berjumlah 64 unit. Kapal-kapal itu terdiri dari
jenis kapal frigate , kapal korvet, kapal patroli, kapal selam,
kapal hidrografi, hingga kapal penyapu ranjau. Dengan
kecanggihan teknologi yang dimiliki TNI AL, Moeldoko
bahkan melontarkan candaan. "Ini kapal nelayan kecil
lawan kapal perang. Jangan sampai nyamuk digebuk pakai
meriam," kata Moeldoko.
Meski memiliki kecanggihan yang mumpuni, kapal-kapal
milik TNI AL itu nyatanya tak bisa beroperasi lantaran tidak
adanya BBM. Akhirnya, banyak wilayah laut Indonesia yang
tak terawasi. "Secara (jumlah) kapal, kami cukup banyak.
Hanya, sekali lagi, mengerahkan kapal itu urusannya gede
banget. Untuk operasi, waduh, bisa ribuan ton itu urusan
BBM," ucap Moeldoko.
Adapun Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana
Marsetio mengungkapkan, kebutuhan ideal BBM bagi kapal
patroli TNI AL mencapai 5,6 juta kiloliter per tahun. Namun,
kondisi yang terjadi saat ini jauh dari ideal. "Hanya 13
persen saja kami dapat BBM. Jadi, sehari hanya bisa 7-15
kapal. Yang dalam posisi siap sebenarnya ada 60-70
kapal," ucapnya.
http://nasional.kompas.com/read/2014/11/28/13121011/Jokowi.Tanya.ke.TNI.Kenapa.Enggak.Bisa.Kejar.Illegal.Fishing


tien212700 memberi reputasi
1
9.4K
120


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan