- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Perbudakan di Medan} pembantu tewas dipukuli dan ditenggelamkan


TS
cokboen
{Perbudakan di Medan} pembantu tewas dipukuli dan ditenggelamkan
MedanBisnis - Medan
Rumah bernomor 17 di Jalan Angsa persimpangan Jalan Bedo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, digerebek personel Reskrim Unit Vice Control/Judi Asusila Polresta Medan, Kamis (27/11).
Tujuh orang, terdiri pemilik rumah dan pekerja, ditangkap dalam penggerebekan terhadap tempat penampungan PRT yang sudah tujuh tahun beroperasi dengan kedok perusahaan penyalur tenaga kerja itu.
Diperoleh keterangan, sejumlah tenaga kerja jadi korban penganiayaan pemilik rumah di antaranya Endah (55) asal Madura, Rohmiani (42) asal Demak, Jawa Timur dan Anis (25) asal Malang.
Sedangkan H Samsul Anwar (56) dan isterinya yang kerap disapa Bu Andika (47), pemilik rumah sekaligus CV Maju Jaya, diamankan bersama dua asistennya yang belum diketahui identitasnya untuk dimintai keterangan.
Saat akan melakukan penggerebekan setelah mendapat informasi di rumah tersebut kerap terjadi penganiayaan, pemilik rumah H Samsul Anwar sempat menghalang-halangi bahkan mengusir personel kepolisian. Namun, dikuatkan bukti laporan dari sejumlah warga sekitar akhirnya polisi memaksa masuk ke rumah berlantai dua dengan pagar setinggi tiga meter itu.
Di rumah pemilik usaha penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya itu polisi mendapati tiga tenaga kerja asal Pulau Jawa dalam keadaan penuh lebam di wajah dan tubuh. Saat dimintai keteranganya oleh polisi, mereka mengaku kerap dianiaya istri H Samsul Anwar dan tidak pernah digaji selama beberapa tahun dipekerjakan.
Seorang tenaga kerja, Rohmiani, mengaku selama beberapa tahun bekerja mereka kerap jadi bulan-bulanan majikannya. Bahkan, menurutnya ada pekerja yang meninggal karena kerap disiksa majikan mereka itu namun kabar tersebut tidak sempat menyebar karena jasadnya langsung dipulangkan ke kampung halaman.
"Kami selalu dipukuli, gaji kami juga nggak pernah dibayar udah berapa tahun kerja. Dari kampong, kami datang ke mari katanya mau dikerjakan di luar negeri, tapi rupanya dipekerjakan di sini. Malah ada yang meninggal karena disiksa terus, waktu bulan delapan kemarin, tapi kabarnya nggak ada yang tau karena langsung dipulangkan ke kampung. Namanya Cici, kampungnya di Bekasi yang meninggal itu," ungkap Rohmiani kepada wartawan.
Bahkan, menurut sejumlah warga sekitar, ada lebih satu pekerja yang meninggal di rumah H Samsul Anwar, satu di antaranya pada tahun 2011, namun kebanyakan warga tak pernah tahu pasti apa yang sedang terjadi di dalam rumah tersebut.
"Udah lebih satu yang meninggal di situ. Pertama kali tahun 2011, tapi warga sini nggak ada yang tau pasti ada apa di dalam rumah bapak itu karena memang warga segan sama bapak itu," kata seorang warga yang tak bersedia menyebutkan identitasnya.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram Istanto, ketika dikonfirnasi mengatakan penggerebekan rumah penampungan PRT itu dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat. Menurut dia, meskipun berkemungkinan besar ada fakta-fakta lain seperti kasus perdagangan manusia dan penganiayaan mengakibatkan kematian, namun fakta sementara tindak pidana yang terbukti masih sebatas penganiayaan.
"Awalnya kita menerima laporan dari mayarakat mengenai adanya tindak pidana di dalam rumah tersebut. Berdasrkan informasi itu, anggota VC Polresta Medan turun ke lapangan untuk menindaklanjutinya dan dari penggrebekan diamankan suami-isteri selaku pemilik rumah, berikut dia asisten dan tiga pekerja yang jadi korban penganiayaan. Sejauh ini yang terbukti masih penganiayaan, mengenai perdagangan manusia dan penganiayaan hingga mengakibatkan tewas masih kita dalami karena baru diamankan," papar Bram. (abimanyu)
http://www.medanbisnisdaily.com/news.../#.VHgz8GfYHXE
http://harianandalas.com/kanal-hukum...gerebek-polisi
Update: korban bertambah jadi 5 orang
update:
http://news.detik.com/read/2014/12/0...an?nd771104bcj
Rumah bernomor 17 di Jalan Angsa persimpangan Jalan Bedo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, digerebek personel Reskrim Unit Vice Control/Judi Asusila Polresta Medan, Kamis (27/11).
Tujuh orang, terdiri pemilik rumah dan pekerja, ditangkap dalam penggerebekan terhadap tempat penampungan PRT yang sudah tujuh tahun beroperasi dengan kedok perusahaan penyalur tenaga kerja itu.
Diperoleh keterangan, sejumlah tenaga kerja jadi korban penganiayaan pemilik rumah di antaranya Endah (55) asal Madura, Rohmiani (42) asal Demak, Jawa Timur dan Anis (25) asal Malang.
Sedangkan H Samsul Anwar (56) dan isterinya yang kerap disapa Bu Andika (47), pemilik rumah sekaligus CV Maju Jaya, diamankan bersama dua asistennya yang belum diketahui identitasnya untuk dimintai keterangan.
Saat akan melakukan penggerebekan setelah mendapat informasi di rumah tersebut kerap terjadi penganiayaan, pemilik rumah H Samsul Anwar sempat menghalang-halangi bahkan mengusir personel kepolisian. Namun, dikuatkan bukti laporan dari sejumlah warga sekitar akhirnya polisi memaksa masuk ke rumah berlantai dua dengan pagar setinggi tiga meter itu.
Di rumah pemilik usaha penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya itu polisi mendapati tiga tenaga kerja asal Pulau Jawa dalam keadaan penuh lebam di wajah dan tubuh. Saat dimintai keteranganya oleh polisi, mereka mengaku kerap dianiaya istri H Samsul Anwar dan tidak pernah digaji selama beberapa tahun dipekerjakan.
Seorang tenaga kerja, Rohmiani, mengaku selama beberapa tahun bekerja mereka kerap jadi bulan-bulanan majikannya. Bahkan, menurutnya ada pekerja yang meninggal karena kerap disiksa majikan mereka itu namun kabar tersebut tidak sempat menyebar karena jasadnya langsung dipulangkan ke kampung halaman.
"Kami selalu dipukuli, gaji kami juga nggak pernah dibayar udah berapa tahun kerja. Dari kampong, kami datang ke mari katanya mau dikerjakan di luar negeri, tapi rupanya dipekerjakan di sini. Malah ada yang meninggal karena disiksa terus, waktu bulan delapan kemarin, tapi kabarnya nggak ada yang tau karena langsung dipulangkan ke kampung. Namanya Cici, kampungnya di Bekasi yang meninggal itu," ungkap Rohmiani kepada wartawan.
Bahkan, menurut sejumlah warga sekitar, ada lebih satu pekerja yang meninggal di rumah H Samsul Anwar, satu di antaranya pada tahun 2011, namun kebanyakan warga tak pernah tahu pasti apa yang sedang terjadi di dalam rumah tersebut.
"Udah lebih satu yang meninggal di situ. Pertama kali tahun 2011, tapi warga sini nggak ada yang tau pasti ada apa di dalam rumah bapak itu karena memang warga segan sama bapak itu," kata seorang warga yang tak bersedia menyebutkan identitasnya.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram Istanto, ketika dikonfirnasi mengatakan penggerebekan rumah penampungan PRT itu dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat. Menurut dia, meskipun berkemungkinan besar ada fakta-fakta lain seperti kasus perdagangan manusia dan penganiayaan mengakibatkan kematian, namun fakta sementara tindak pidana yang terbukti masih sebatas penganiayaan.
"Awalnya kita menerima laporan dari mayarakat mengenai adanya tindak pidana di dalam rumah tersebut. Berdasrkan informasi itu, anggota VC Polresta Medan turun ke lapangan untuk menindaklanjutinya dan dari penggrebekan diamankan suami-isteri selaku pemilik rumah, berikut dia asisten dan tiga pekerja yang jadi korban penganiayaan. Sejauh ini yang terbukti masih penganiayaan, mengenai perdagangan manusia dan penganiayaan hingga mengakibatkan tewas masih kita dalami karena baru diamankan," papar Bram. (abimanyu)
http://www.medanbisnisdaily.com/news.../#.VHgz8GfYHXE
http://harianandalas.com/kanal-hukum...gerebek-polisi
Update: korban bertambah jadi 5 orang
update:
http://news.detik.com/read/2014/12/0...an?nd771104bcj
Diubah oleh cokboen 02-12-2014 05:59
0
3.5K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan