- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Inilah Kronologi Penyerangan oleh Polisi di Dalam Mushalla versi Mahasiswa


TS
kembangkenangan
Inilah Kronologi Penyerangan oleh Polisi di Dalam Mushalla versi Mahasiswa
Inilah Kronologi Penyerangan oleh Polisi di Dalam Mushalla versi Mahasiswa

Pekanbaru. Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Ulfa Hendri menjelaskan kronologi peristiwa pengeroyokkan polisi terhadap mahasiswa di dalam mushalla [Baca: Aksi Penyerangan Polisi Pekanbaru di Dalam Mushalla Layaknya Teroris Israel]. Dia mengatakan, apa yang terjadi di RRI pada Selasa, (25/11) sore semakin menguatkan bahwa pemerintahan yang baru berkuasa saat ini merupakan pemerintahan yang memiliki “wajah asli” seorang diktator.
Dia menilai, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa menerima masukan atau kritik. Menurutnya, saat ini tidak boleh ada yang mengganggu kebijakan yang dibuat oleh presiden, walaupun kebijakan tersebut berdampak negatif dan menyengsarakan rakyat.
Berikut kronologi kejadian yang sebenarnya menurut versi mahasiswa yang diterima redaksi dakwatuna.com:
1. Aksi Gerakan Rakyat Riau (GERRAM) menyampaikan surat pemberitahuan ke pihak Polresta Pekanbaru
2. Aksi di RRI berjalan baik-baik saja dan tidak ada satupun fasilitas yang rusak.
3. Saya (Zulfa Hendri, Presiden Mahasiswa UNRI) secara “on air” menyampaikan Himbauan agar Rakyat Riau menolak dan tidak bersikap ramah pada Jokowi, terkait rencana kunjungan besok rabu, (26/11). Alasannya adalah kebijakan Jokowi-JK yang baru sebulan ini, sangat kontroversial dan sangat menyengsarakan rakyat. Terutama kenaikan BBM 18 November lalu. Efek dominonya membuat semua harga naik, dan kenaikan jumlah rakyat miskin pun diprediksi bertambah lebih 10 juta orang.
4. Setelah penyampaian himbauan, semua massa aksi melakukan Sholat ashar di Musholla RRI. Sholat dilaksanakan berjamaah dan bergantian, mengingat mushola tidak mampu menampung jumlah massa aksi.
5. Selesai sholat kita bersiap-siap untuk “longmarch” di depan kantor Gubri. Tujuannya juga sama, dalam rangka mencerdaskan rakyat terkait kedatangan Jokowi, yang hanya untuk melakukan pencitraan. Tidak akan ada solusi konkret, terhadap berbagai masalah Riau (terutama ASAP), pada kunjungan Jokowi, Rabu (26/11).
6. Lalu bergabunglah massa aksi dari UIR dan HMI MPO dalam barisan GERRAM.
7. Tiba-tiba, tanpa sebab dan provokasi dari massa Aksi GERRAM, polisi “mengeroyok” dengan pentungan dan kayu rotan langsung menghujam para mahasiswa yang tak bersenjata sama sekali. Lebih dari 34 orang mahasiswa mengalami luka memar dan luka benjolan, serta langsung dibawa ke rumah sakit akibat pukulan para aparat.
8. Musholla yang merupakan tempat paling aman, dinjak-injak oleh manusia berseragam itu. Bahkan, ketika ada yang sedang sholat dan berdoa pun tak luput dari pukulan.
9. Bus, Pick-Up, pengeras suara dan motor mahasiswa juga menjadi sasaran pengrusakan oleh oknum berseragam ini. (abr/dakwatuna)
Redaktur: Abdul Rohim
ember
neo orba

Pekanbaru. Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Ulfa Hendri menjelaskan kronologi peristiwa pengeroyokkan polisi terhadap mahasiswa di dalam mushalla [Baca: Aksi Penyerangan Polisi Pekanbaru di Dalam Mushalla Layaknya Teroris Israel]. Dia mengatakan, apa yang terjadi di RRI pada Selasa, (25/11) sore semakin menguatkan bahwa pemerintahan yang baru berkuasa saat ini merupakan pemerintahan yang memiliki “wajah asli” seorang diktator.
Dia menilai, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa menerima masukan atau kritik. Menurutnya, saat ini tidak boleh ada yang mengganggu kebijakan yang dibuat oleh presiden, walaupun kebijakan tersebut berdampak negatif dan menyengsarakan rakyat.
Berikut kronologi kejadian yang sebenarnya menurut versi mahasiswa yang diterima redaksi dakwatuna.com:
1. Aksi Gerakan Rakyat Riau (GERRAM) menyampaikan surat pemberitahuan ke pihak Polresta Pekanbaru
2. Aksi di RRI berjalan baik-baik saja dan tidak ada satupun fasilitas yang rusak.
3. Saya (Zulfa Hendri, Presiden Mahasiswa UNRI) secara “on air” menyampaikan Himbauan agar Rakyat Riau menolak dan tidak bersikap ramah pada Jokowi, terkait rencana kunjungan besok rabu, (26/11). Alasannya adalah kebijakan Jokowi-JK yang baru sebulan ini, sangat kontroversial dan sangat menyengsarakan rakyat. Terutama kenaikan BBM 18 November lalu. Efek dominonya membuat semua harga naik, dan kenaikan jumlah rakyat miskin pun diprediksi bertambah lebih 10 juta orang.
4. Setelah penyampaian himbauan, semua massa aksi melakukan Sholat ashar di Musholla RRI. Sholat dilaksanakan berjamaah dan bergantian, mengingat mushola tidak mampu menampung jumlah massa aksi.
5. Selesai sholat kita bersiap-siap untuk “longmarch” di depan kantor Gubri. Tujuannya juga sama, dalam rangka mencerdaskan rakyat terkait kedatangan Jokowi, yang hanya untuk melakukan pencitraan. Tidak akan ada solusi konkret, terhadap berbagai masalah Riau (terutama ASAP), pada kunjungan Jokowi, Rabu (26/11).
6. Lalu bergabunglah massa aksi dari UIR dan HMI MPO dalam barisan GERRAM.
7. Tiba-tiba, tanpa sebab dan provokasi dari massa Aksi GERRAM, polisi “mengeroyok” dengan pentungan dan kayu rotan langsung menghujam para mahasiswa yang tak bersenjata sama sekali. Lebih dari 34 orang mahasiswa mengalami luka memar dan luka benjolan, serta langsung dibawa ke rumah sakit akibat pukulan para aparat.
8. Musholla yang merupakan tempat paling aman, dinjak-injak oleh manusia berseragam itu. Bahkan, ketika ada yang sedang sholat dan berdoa pun tak luput dari pukulan.
9. Bus, Pick-Up, pengeras suara dan motor mahasiswa juga menjadi sasaran pengrusakan oleh oknum berseragam ini. (abr/dakwatuna)
Redaktur: Abdul Rohim
ember
neo orba

0
4.1K
41
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan