Kaskus

Entertainment

bwso2015Avatar border
TS
bwso2015
Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia
Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia

Seusai Filipina mencatatkan kemenangan pertama atas Indonesia dalam 80 tahun terakhir, komentator Fox Sports yang bertugas menganalisis pertandingan menyoroti lini pertahanan Indonesia.
"Tak berstruktur dan tak bersistem," ujarnya.
Indonesia memang bermain sangat buruk pada laga ini. Perubahan susunan pemain yang dilakukan pelatih Alfred Riedl tak membuahkan hasil. Lebih jauh, strategi yang ia terapkan benar-benar gagal total untuk menandingi Filipina dengan tim intinya yang berisikan delapan pemain naturalisasi.

Ruang Tengah yang Kosong, Bola Panjang yang Tak Efektif

Pada artikel kami sebelum laga ini digelar, kami menuliskan beberapa hal yang bisa dipraktekkan Indonesia untuk mengalahkan Filipina. Pada artikel tersebut, kami menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan pemain dengan kreatifitas tinggi pada pos gelandang bertahan untuk menguasai lini tengah.
Saat itu kami pun menyarankan agar Firman Utina diturunkan dari menit awal.
Sang kapten pun benar-benar diturunkan sejak menit pertama oleh Riedl. Bahkan, seperti dugaan kami, Firman diduetkan bersama gelandang Mitra Kukar, Raphael Maitimo. Namun skema ini seolah dinegasikan sendiri oleh Riedl dengan memainkan dua penyerang sekaligus, yaitu Sergio van Dijk dan Samsul Arif.

Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia

Idealnya, Firman akan memberikan umpan-umpan langsung atau terobosan ke arah area sayap pertahanan Filipina -- dan gelandang Persib Bandung ini telah melakukannya dengan baik meski lebih fokus mengalirkan bola ke sisi kanan.
Namun, keberadaan dua penyerang membuat pemain yang menguasai bola di pos sayap, Zulfkifli Syukur atau pun M. Ridwan, lebih memilih untuk memberikan umpan silang pada pemain depan yang berada di kotak penalti.
Padahal mestinya, para pemain sayap Indonesia meminimalisir umpan silang dan sesering mungkin melakukan penetrasi ke kotak penalti untuk merepotkan pertahanan Filipina dengan kecepatan yang dimilikinya. Pasalnya duet bek tengah Filipina, Luis Guirado dan Amani Aguinaldo, cukup handal dalam duel-duel udara.
Hal ini terbukti dengan hanya ada satu dari 22 umpan silang timnas Indonesia yang mengenai sasaran, atau akurasi crossing hanya 9,1%.
Namun, skema menyerang lewat umpan-umpan bola atas yang terbukti gagal ini tetap dipertahankan Riedl hampir sembilan puluh menit. Hal ini dapat dilihat ketika ia memainkan empat penyerang secara bersamaan sejak menit ke-65. Dua penghuni lini depan diisi oleh Christian Gonzales dan van Dijk – dua penyerang yang sangat diandalkan dalam duel-duel udara.
Dari pemilihan kedua pemain tersebut terlihat bahwa sang pelatih masih ingin memaksakan skema menyerang lewat bola udara.

Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia
Umpan sepertiga akhir Indonesia yang banyak mengandalkan umpan silang

Skema (tak efektif) yang sama sebenarnya digunakan Riedl ketika ia menghadapi Vietnam – yaitu mengandalkan bola-bola langsung pada dua penyerang di tengah. Hal ini lah yangmenjadikan pergantian line-up dengan menurunkan seorang gelandang kreatif --Firman Utina untuk menggantikan Manahati Lestusen—menjadi sia-sia.
Bukti lain ketidak efektifan perubahan ini pun dapat dilihat dengan statistik Firman yang hanya bermain selama 70 menit, sebelum akhirnya ia digantikan Manahati Lestusen. Dari 37 umpan yang dilepaskan Firah, hanya 25 yang mengenai sasaran (atau persentase akurasi 67%).
Persentase ini jauh lebih kecil dari duo gelandang Filipina, Jerry Lucena (86%) dan Manuel Ott (87%).
Pun begitu dengan Samsul yang hanya melepaskan satu tembakan dan tanpa satu pun memberikan peluang bagi rekan-rekannya meski penyerang Arema Cronus ini bermain selama 90 menit. Artinya, keputusan untuk menduetkan Samsul dengan Van Dijk pada laga ini gagal total.

Garis Pertahanan Tinggi Menghasilkan Banyak Ruang Kosong

Terlepas dari dua dari empat gol Filipina yang diciptakan dari bola mati, satu penalti dan satu bola tidak langsung, serta keharusan Indonesia bermain dengan 10 pemain sejak menit 73 karena Rizky Pora mendapat kartu merah, penggunaan garis pertahanan tinggi yang diterapkan Indonesia menjadi persoalan.
Hal ini dikarenakan pelatih Filipina mampu mengubah taktiknya untuk menyesuaikan dengan skema yang digunakan Indonesia. Semula saat melawan Laos, Filipuna mengandalkan umpan-umpan langung lewat udara. Namun, bertanding dengan Indonesia, mereka mengandalkan umpan-umpan pendek dari tengah yang diakhiri dengan umpan terobosan – satu skema andalan skuat besutan Thomas Dooley.
Strategi ini tampaknya dipilih Dooley karena melihat banyaknya ruang kosong pada lini pertahanan Indonesia yang menerapkan garis pertahanan tinggi. Dengan kemampuan yang dimiliki para pemain "asingnya", Filipina pun dengan mudah mengobrak-abrik pertahanan Indonesia.
Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia
Rataan Posisi Kedua Tim

Tiga gelandang Filipina, Lucena-Manuel Ott-Younghusband, memanfaatkan lubang-lubang di lini pertahanan Indonesia dengan umpan-umpan akuratnya. Lucena dengan 52 umpan (86% akurasi), menciptakan empat peluang bagi Filipina. Manuel Ott dengan 47 umpan (87% akurasi), menciptakan enam peluang yang salah satunya menjadi assist untuk gol Rob Gier, sementara Younghusband yang melepaskan 34 umpan (91% akurasi), menciptakan lima peluang dan satu assist yang disertai tujuh tembakan ke arah gawang.
Garis pertahanan tinggi jelas sangat fatal jika diterapkan melawan Filipina. Ini dikarenakan kedua pemain sayap Filipina, Misagh Bahadoran dan Martin Steuble, memiliki kecepatan dan kemampuan dribbling yang cukup mumpuni.
Pada tulisan preview kami sebelum pertandinga, kami menyoroti Bahadoran sebagai pemain yang patut diwaspadai. Dan pada laga ini Bahadoran mewujudkan ketakutan kami dengan memberikan dua assists untuk Filipina (gol penalti Younghusband dan gol Manuel Ott).
Kesalahan lain lini pertahanan Indonesia adalah para pemain yang terlalu fokus pada bola. Ketika mendapatkan serangan, para pemain lebih cenderung mengikuti pergerakan bola dibanding menjaga area atau pemain lawan lain yang berada di dekatnya.
Hal itu terjadi bukan hanya sekali-dua kali, namun hampir sepanjang pertandingan.
Yang paling kentara adalah ketika gol dari Manuel Ott terjadi. Para pemain belakang benar-benar mengikuti pergerakan bola yang digulirkan para pemain Filipina sehingga tak menyadari Manuel Ott telah berdiri bebas sehingga bisa dengan leluasa melepaskan tembakan akurat dari luar kotak penalti. (lihat grafis di bawah)

Filipina Pesta Gol krna Skema Serangan Monoton dan Garis Pertahanan Tinggi Indonesia

Pada gambar 1, Bahadoran sang pengirim assist pada Ott, berada pada blind area Zulkifli Syukur (pun begitu juga pada gambar 2).
Ketika Bahadoran menguasai bola (gambar 3), ia memiliki tiga opsi untuk mengumpan. Pemain naturalisasi asal Iran ini pun kemudian memberikan bola pada Ott. Pada gambar 4, kita dapat melihat Ott begitu bebas sebelum melepaskan tembakan.
Skema gol yang terjadi pada menit 52 ini pun memperlihatkan bahwa hanya ada satu gelandang, yaitu Raphael Maitimo, yang membantu lini pertahan. Tiga gelandang lain, Ridwan-Zulham-Firman, telat mundur membantu lini pertahanan.
Firman, yang seharusnya bersanding dengan Maitimo, telat mundur dikarenakan ia harus berposisi lebih maju karena tak adanya penyambung antara lini tengah dan depan – lagi-lagi merupakan akibat digunakannya dua penyerang.
Gol keempat Filipina sendiri menjadi “penyempurna’ kekalahan Indonesia dari Filipina. Tak hanya kalah dalam soal taktik dan strategi, para pemain pun kebobolan karena tak menyadari peraturan tentang tendangan bebas di kotak penalti.

Kesimpulan

Berbagai kesalahan Indonesia yang terjadi pada laga ini tak lepas dari ketidak tepatan Alfred Riedl kukuh menerapkan strategi menyerang lewat duel udara.
Skema ini membuat pemasangan Firman Utina sejak menit pertama menjadi percuma. Bahkan lebih parah, karena Indonesia menjadi tak memiliki pemain gelandang bertahan murni akibat Raphael Maitimo, tak bisa menutupi kekurangan atau lubang-lubang yang ditinggalkan Firman.
Firman menciptakan banyak ruang kosong pun dikarenakan penggunaan dua penyerang. Ia harus menjadi penyambung antara lini tengah dan depan karena Van Dijk lebih difungsikan sebagai pemantul dan Samsul diharapkan bisa memanfaatkan kecepatannya.
Penggunaan garis pertahanan tinggi melawan Filipina yang memiliki pemain sayap cepat pun perlu dipertanyakan. Karena rasanya akan lebih ideal jika Indonesia bermain lebih sabar dengan menggunakan garis pertahanan rendah dengan delapan pemain yang membentuk tembok pertahanan.
Selain itu, skema penyerangan Indonesia yang monoton pun menjadi penyebab mengapa Indonesia tak bisa mencetak satu gol pun pada laga ini. Karena, percuma saja memasang empat penyerang secara bersamaan dengan strategi yang sama. Alih-alih mencetak gol, lini pertahanan pun semakin kewalahan menghadapi lawan yang sering unggul jumlah pemain.
Sebenarnya Riedl sendiri dalam konfrensi pers seusai pertandingan mengakui bahwa ia skema bola-bola panjangnya sia-sia. Namun, menurutnya, ia tak bisa menggunakan taktik lain karena pemain tengahnya dianggap kurang bugar untuk memainkan umpan-umpan pendek – karena kompetisi Liga Super Indonesia yang baru berakhir ketika persiapan Piala AFF sudah dimulai.
Mau tak mau hal ini kembali menegaskan persoalan penting dalam persepakbolaan Indonesia – bahwa persoalan tim nasional Indonesia tak mungkin dilepaskan dari keberhasilan/ketidakberhasilan membangun sistem kompetisi yang benar, rapih, dan terstruktur.
Pada akhirnya, kekalahan pertama Indonesia dari Filipina dalam 80 tahun terakhir ini --meskipun terdengar klise-- menjadi puncak gunung es kegagalan pembenahan sepak bola Indonesia yang telah dibiarkan selama bertahun-tahun. Kegagalan skema, tak paham peraturan, persiapan kompetisi yang hanya dua minggu, dan juga tak mampu menyiapkan kondisi fisik pemain memang terdengar "sangat" Indonesia.

====

*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini : http://panditfootball.com/
Diubah oleh bwso2015 27-11-2014 09:08
0
2.7K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan