Dari sisi kebersihan, toilet di Stasiun Depok Lama memang kinclong. Tiap waktu dibersihkan. Tapi dari sisi penampilan agak 'aneh'. Soalnya pria dan wanita dicampur.

Toilet itu terletak di ujung sebelah kanan pintu masuk setelah kantor dan musala. Di bagian pintu masuk ada tulisan 'toilet gratis'. Di bawah tulisan ada gambar sebagai penanda toilet digunakan untuk pria dan wanita.

Di dalamnya, ada 4 bilik. 2 bilik pertama untuk kaum Adam. 2 Bilik sisanya untuk kaum hawa.

Meski sudah diberi tanda, bilik itu rawan dipakai orang tak sesuai peruntukan. Apalagi jika kondisinya darurat. Kadang ada pria yang masuk ke bilik wanita dengan terburu-buru. Ketika keluar dan ada seorang wanita yang akan masuk bilik, keduanya jadi sama-sama salah tingkah.

Beberapa wanita kadang harus mengintip dulu sebelum masuk ke toilet, memastikan tak banyak pria di dalamnya. Begitu melihat ada 2-3 pria, mereka pilih balik kanan. Tentu bisa dibayangkan perasaan mereka menunggu giliran masuk bilik bersama pria.

"Hiih, please deh. Masak (campur) gitu," kata seorang perempuan berusia 30-an tahun gemes sambil meninggalkan toilet, Selasa (25/11/2014).

Dulu, toilet pria dan wanita di stasiun tersebut berbeda ruang. Tapi setelah renovasi beberapa bulan lalu, toiletnya malah dicampur. Sebab ruangan yang sebelumnya digunakan untuk toilet wanita dijadikan ruang tambahan untuk musala.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan service commuter yang kian baik. Tidak elok rasanya jika kondisi fisik dan ketertiban commuter sudah sangat memadai, di sisi lain fasilitas sederhana seperti toilet diabaikan.

Anda pernah melihat hal serupa? Atau malah pernah antre di satu ruang toilet dengan lawan jenis? Bagaimana rasanya?

http://news.detik.com/read/2014/11/2...campur?9911012


Buat sy kreatif saja idenya jadi ntar ada yg kencing berdiri dan jg ada yg kencing duduk