Judul tulisan ini mengadopsi buku dengan Judul yang sama yang ditulis oleh Djuyoto Suntani (DS) dan diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Perdamaian Tahun 2007. Djuyoto Suntani adalah Presiden The World Peace Communitee (WPC) sebuah Institusi Kemasyarakatan Internasional yang memiliki jaringan di seluruh dunia dan mempunyai pengaruh sangat kuat pada dunia internasional. Djuyoto Suntani juga adalah pencipta “Gong Perdamaian Dunia (GPD)”.
Gong Perdamaian Dunia diciptakan oleh Djuyoto Suntani (DS) bersama Gde Sumarjaya Linggih akhir tahun 2002 pasca “bom Bali I”. Atas prakarsa Susilo Bambang Yudoyono (Menko Polkam RI), GPD dibunyikan untuk pertama kalinya oleh Presiden dan Wakil Presiden RI di Bali pada tanggal 31 Desember 2002 pukul 00.00 wita untuk mencanangkan “2003 sebagai Tahun Perdamaian Indonesia”. Gong yang dibunyikan tersebut adalah gong yang berasal dari desa Plajan, Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah. Gong itu dibuat oleh seorang wali 450 tahun yang lalu dan digunakan untuk da’wah syiar Islam di lereng gunung muriah. Gong yang bernilai sakral tersebut adalah milik ibu Mursini, generasi ketujuh dari wali yang membuatnya.
Sebagai putra yang lahir di lereng gunung Muriah, Djuyoto Suntani membuat duplikat gong tersebut untuk dijadikan gong perdamaian dunia. sebagai satu-satunya sarana persaudaraan dan pemersatu ummat manusia. Duplikat Gong Perdamaian Dunia telah dipasang secara permanen di China, India, Swiss, Helsinki (Finlandia), Maputo (Mozambik), Godollo (Hongaria) dan selanjutnya menyusul akan dipasang di gedung putih, Washington DC (Amerika), Caracas (Venezuela), Islamabad (Pakistan), London (Inggris), Berlin (Jerman), Paris (Perancis), Moskow (Rusia), Istanbul (Turki), Cape Town (Afsel), Madrid (Spanyol), Amsterdam (Belanda) dan tahun 2015 dipasang di seluruh dunia termasuk satu unit Gong Perdamaian Dunia akan dipasang di bulan.
Sebagai bangsa Indonesia, kita semua sepatutnya menyambut baik dan mendukung sepenuhnya ide cemerlang ini sebab apa yang dilakukan oleh bapak Djuyoto Suntani (DS) sudah sesuai sebagaimana amanah UUD 1945 yaitu “ikut aktif menjaga perdamaian dunia”.[/quote]
INDONESIA BAGIAN DARI DUNIA
Quote:
Djuyoto Suntani (DS) mensinyalir adanya konspirasi global yang berusaha menghancurkan bangsa Indonesia agar pecah menjadi 17 negara merdeka. Gerakan ini telah berhasil menghilangkan Uni Soviet dari peta dunia. Uni Soviet yang selama 70 tahun adalah satu negara kuat terpecah menjadi 15 negara merdeka yaitu; Azerbaijan, Kazakstan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, Kirgiztan, Latvia, Lithumania, Estonia, Belarusia, Ukraina, Moldova, Georgia, Armenia dan Rusia.
Selain Uni Soviet, Yugoslavia juga telah dilenyapkan peta negaranya dari muka bumi setelah bertahan selama 70 tahun. Tahun 1991-1992 Yugoslavia dipecah menjadi 6 negara merdeka yaitu: Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzeqovina, Macedonia dan Serbia Montonegro. Tahun 2005 Montonegro lepas dari Serbia.
Jauh sebelum imperium Uni Soviet runtuh dan terpecah belahnya Yugoslavia telah diprediksikan dan diramalkan oleh bapak Djuyoto Suntani. Sama halnya dengan Indonesia, jauh sebelum Megawati Soekarno Putri terpilih menjadi Presiden RI ke 5 telah diramalkan oleh bapak DS bahwa Indonesia satu waktu akan dipimpin oleh Presiden wanita. Ini dituangkan dalam buku yang ditulis oleh DS “perspektif wanita Indonesia abad 21” tahun 1988. Secara pribadi saya himbau kepada kita semua agar tidak menyepelekan buku “Tahun 2015, Indonesia Pecah” yang ditulis oleh DS karena hal itu merupakan warning bagi kita semua yang mencintai NKRI agar waspada. Buku tersebut ditulis berdasarkan perenungan yang sangat mendalam, kajian secara cermat bersumber dari siklus alam, peranan konspirasi jaringan global, berbagai tanda-tanda dan fenomena alam, sejarah perpolitikan nusantara, telaah ilmiah sampai rumusan rumit dalam bentuk prediksi spiritual.
KONSPIRASI GLOBAL
Quote:
Menurut DS, konspirasi global yang berusaha menghancurkan bangsa Indonesia agar pecah menjadi “17 negara merdeka” dikomando oleh satu gerakan Illuminati Internasional melalui jaringan the Luciferians Conspiration dengan operator lapangan Freemasonry. Jaringan tingkat tinggi dunia yang kini menguasai dan mengendalikan bumi ini menggunakan kata sandi misteri angka “666”. Kantor Pusatnya di Brussel – Belgia berbentuk salib terbalik dengan sandi puncak angka “666”. Kantor operasional di Dallas – Amerika Serikat menggunakan gedung bernama “666” (666 Building).
Pada awal 1990 an jaringan the Luciferians Conspiration sepakat menyusun strategi untuk menghancurkan ekonomi Indonesia. Mereka memutuskan tahun 1997 sebagai awal proses penghancuran. Mereka menyusun skenario maha dahsyat “menghancurkan kekuatan Indonesia”. Pada Juli 1997 perekonomian Indonesia babak belur. Mereka melakukan serangan Jum’at. Setiap hari Jum’at, saat karyawan Bank Indonesia melaksanakan shalat Jum’at dengan bantuan teknologi canggih gerakan Illuminati mengambil simpanan cadangan dollar USA di Bank Indonesia. Minggu kedua Juli 1997 nilai tukar dollar kerupiah Rp.2.400 tiba-tiba naik menjadi Rp.3.500 pada Jum’at sore harinya, pasar dan pelaku ekonomi jadi panik. Jum’at berikutnya naik ke level Rp.5.500 seterusnya setiap Jum’at sore bergerak naik ke Rp. 7.000 sampai menembus angka Rp.20.000.-
Setelah strategi serangan Jum’at berhasil, gerakan itu melangkah ke strategi berikutnya yaitu memecah belah antara pemimpin dan membuat pengkotak-kotakan.
Gerakan mereka terbungkus rapi dengan mengatasnamakan demokrasi, hak azasi manusia dan kebebasan pers. Setelah berhasil memecah-belah kekuatan pemimpin bangsa, mereka masuk pada strategi berikutnya yaitu penyesatan opini dan penciptaan musuh bersama.
Illuminati Internasional membuat garis kebijakan mendasar pada patron penciptaan “Tata Dunia Baru”. Peta negara di dunia digambar ulang. Negara Uni Soviet dipecah menjadi 15 negara merdeka. Yugoslavia dipecah menjadi enam negara (sebentar lagi tujuh, Kosovo segera merdeka). Cekoslowakia menjadi dua, Irak segera dipecah menjadi “tiga Negara” (negara Syiah, negara Sunni dan negara Kurdistan). Peta NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) kini sedang digarap untuk dipecah menjadi “17 negara merdeka”. Dalam “versi mereka” Republik Indonesia disisakan tinggal “Republik Jamali” (Jawa, Madura dan Bali) sebagai induk imperium Majapahit Mataram.
Mereka mengusung tema “Tata Dunia Baru” secara terus menerus. Sejumlah negara Eropa yang melawan, diejek dengan sebutan “old Euro” (Eropa Tua) yang sudah usang. Dalam sistem “Tata Dunia Baru”, obsesi besar mereka, dunia harus berada dalam “Satu Sistem Pemerintahan (kapitalis di bawah AS), Satu Mata Uang (Dollar AS), Satu Sistem Agama (Sekulerisme-Universal).
Melalui matra berdimensi spiritual yang diletakkan pada gambar sebelah kiri mata uang “satu dollar USA”, mereka berambisi menguasai dunia. Dengan strategi “satu Dollar menguasai dunia”, mereka berupaya memporak-porandakan struktur budaya, tradisi masyarakat, ekonomi, politik internasional dan peta geografi dunia. Strategi itu dijabarkan lewat pemasangan lambang Illuminati pada mata uang satu dollar USA.
Simbol Illuminati Internasional berbentuk piramid terpancung dengan puncak satu mata (dajjal), dikenal sebagai Dewi Iris atau Dewi Mesir alias setan (dajjal). Pada gambar segitiga di sisi kiri “uang satu dollar USA” terdapat tulisan Annuit Coeptitis berarti setan setuju dengan gerakan Lucifer. Satu mata dalam segitiga (All Seeing Eye) merupakan mata setan (dajjal). Dajjal dalam pemahaman Islam dilukiskan berupa mahluk produk dunia. Sepak terjang mahluk bengis bermata satu, sangat membahayakan tatanan moral manusia.
Di bawah Dewi Iris terdapat piramid terpancung dengan 13 blok. Ke 13 blok merupakan grand strategy global menguasai dan mengendalikan seluruh isi dunia.
INDONESIA AKAN PECAH SETELAH TIGA KALI BERSATU
Quote:
Melihat latar belakang warisan sejarah, wilayah nusantara sudah dihuni orang ribuan tahun lalu. Berbagai peninggalan masa silam telah menunjukkan nenek moyang kita dulu sudah memiliki peradaban yang jauh lebih unggul dibanding bangsa Eropa. Di museum Sangiran-Jawa Tengah terdapat fosil manusia purba berusia jutaan tahun. Di daerah Fakfak tanah Papua terdapat “gunung nabi” berupa fosil berbentuk kapal berusia ribuan tahun. Di Kalimantan Barat ada temuan tentang Republik Borneo yang jauh lebih tua dibanding kehadiran United State of America (USA).
Di dataran tinggi Dieng-Jawa Tengah terdapat peninggalam candi berusia ratusan tahun. Melihat struktur tata ruang kawasan Dieng, dulu merupakan sebuah pusat kota sekaligus pusat kerajaan yang memiliki peradaban tinggi. Bukti riil kalau nenek moyang kita memiliki peradaban tinggii dapat dilihat pada peninggalan spektakuler candi Borobudur.
Pusat ibadah agama Budha di Magelang-Jawa Tengah itu merupakan karya legendaries nenek moyang kita yang jauh lebih unggul dibanding bangsa Eropa.
Pada saat candi Borobudur dibangun oleh Gunadharma pada abad kedelapan masehi, bangsa Eropa masih hidup dalam kegelapan. Bangsa Eropa masih menjadi bangsa primitif. Benua Amerika masih kosong. Benua Amerika baru ditemukan oleh Laksamana Muhammad Cheng Ho zaman Dinasti Ming pada abad ke 14. Sedangkan Christopher Colombus baru menjejakan kaki di benua Amerika 70 tahun kemudian. Penemu benua Amerika seorang Muslim asal China, Laksamana Muhammad Cheng Ho.
Tapi kenapa sekarang justru mereka jauh lebih unggul mampu “menguasai dunia” sementara kita menjadi bangsa terbelakang?. Kenapa bangsa kita selalu merasa inferior, rasa rendah diri, minder terhadap bangsa bule yang dulu belajar ilmu dari kita bangsa Asia?. Jawabnya Cuma satu: mentalitas, kita tidak punya nyali.
Quote:
1. Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda
Melihat sejarah masa silam, penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara dan sekarang menamakan diri sebagai bangsa Indonesia, selama ini telah tiga kali melakukan integrasi bersatu menjadi satu bangsa. Namun karena intrik di dalam negeri didukung oleh kekuatan luar, lalu pecah dan bubar. Berubah menjadi “negara-negara” atau kerajaan-kerajaan” kecil.
PERSATUAN PERTAMA
[quote]
Persatuan pertama dilakukan pada zaman kerajaan Sriwijaya abad 6 – 7 Masehi. Kerajaan dengan pusat kekuasaan di Sumatera Selatan dekat kota Palembang sekarang, memiliki kekuatan armada angkatan laut yang kuat, mampu menyatukan penduduk nusantara dalam satu bendera Sriwijaya. Waktu itu kerajaan Sriwijaya begitu dihormati dunia sebagai kerajaan besar, menjadi pusat agama Budha di Asia Tenggara, pusat ilmu pengetahuan serta pusat perdagangan. Pengaruh Sriwijaya sampai kawasan yang sekarang disebut Malaysia, Thailand dan Philipina.
Kebesaran Sriwijaya yang mampu menyatukan penduduk nusantara, memasuki tahun ke 70, hancur menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Ketika pemerintah pusat di Palembang mulai melemah, muncul pergolakan di berbagai daerah menuntut “merdeka” menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang mandiri. Hilangnya figur pemersatu menyebabkan “pemerintah pusat Sriwijaya” kehilangan wibawa, kemudian bermunculan kerajaan-kerajaan kecil di seluruh kepulauan nusantara.
PERSATUAN KEDUA
Quote:
Persatuan kedua terjadi terjadi pada abad ke 13-14 Masehi di bawah bendera Majapahit dengan pusat kerajaan di Trowulan-Jawa Timur sekarang. Sewaktu Hayam Wuruk menjadi raja, ia memiliki seorang Mahapatih bernama Gajah Mada yang memiliki nyali dan obsesi maha-besar. Gajah Mada yang memiliki tubuh ukuran sedang, bersumpah untuk menyatukan seluruh penduduk nusantara dalam satu bendera negara Majapahit. Sumpah legendaris itu dikenal dengan nama “Sumpah Palapa”.
Sumpah Palapa merupakan spirit, sebuah tekad yang sangat kuat menyatukan penduduk yang mendiami kepulauan nusantara. Dari pulau Andalas (Sumatera) di barat sampai tanah Papua di ujung timur. Rakyat di seluruh kawasan nusantara berada dalam satu kesatuan di bawah imperium Majapahit. Pengaruh wilayah Majapahit waktu itu bukan seukuran Republik Indonesia sekarang, melainkan jauh lebih luas lagi, sampai semenanjung Malaya, Philipina, Thailand, hingga Srilangka bahkan masuk ke Madagaskar di pantai timur Afrika.
Tapi sejarah kembali terulang. Kebesaran Majapahit tidak bisa dipertahankan. Ketika usia kerajaan itu mencapai angka 70 tahun, terjadi gesekan intrik politik dari dalam. Kehilangan figur kuat sebagai pemersatu Majapahit yang mampu mengendalikan kerajaan, menyebabkan wilayah kekuasaan di berbagai daerah, pelan-pelan melepaskan diri dari ikatan Majapahit. Pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Raden Patah sebagai keturunan langsung berdarah Sriwijaya dan Majapahit, membangun kerajaan baru di tanah Demak-Jawa Tengah sekarang.
PERSATUAN KETIGA
Quote:
Persatuan ketiga terjadi pada abad ke 20-21 dengan nama Republik Indonesia. Melalui deklarasi 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya – Jakarta Pusat, dikenal dengan nama “Sumpah Pemuda”, para pemuda berikrar : “Berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Berbahasa Satu Bahasa Indonesia, Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia”. Perjuangan panjang para pemuda Indonesia mengintegrasikan tanah nusantara menjadi satu bangsa yang merdeka dan berdaulat, diwujudkan melalui pembacaan proklamasi oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Quote:
2. Belajar dari Sriwijaya dan Majapahit
Quote:
Sejak 17 Agustus 1945 penduduk di tanah Nusantara secara resmi untuk “ketiga kali” bersatu menjadi “satu bangsa”. Pertama bernama Sriwijaya, kedua bernama Majapahit dan ketiga bernama Republik Indonesia.
Sekarang kita patut bertanya : apakah pengorbanan para pendiri republik yang susah payah menyatukan “tanah nusantara” itu mesti kembali terpecah-belah, hancur menjadi negara-negara kecil?. Kerajaan Sriwijaya pecah pada usia 70 tahun (abad ketujuh). Kerajaan Majapahit terpecah pada usia 70 tahun (abad ke 14), apakah Republik Indonesia juga akan pecah pada HUT RI ke 70 tahun 2015 (abad ke 21) nanti?. Apakah terjadi siklus “700 tahun”, tiap tujuh abad penduduk di persada nusantara bercerai berai ?.
Misteri siklus usia 70 tahun dalam siklus periode tujuh abad, telah memberi sinyal khusus di balik fenomena alam. Pertama kita bersatu di bawah payung Sriwijaya (mayoritas Budha) pada abad ketujuh. Kedua bersatu di bawah payung Majapahit (mayoritas Hindu) abad ke 14. Ketiga bersatu dibawah payung Republik Indonesia (mayoritas Islam) pada abad ke 21.
Apakah peringatan HUT RI ke 70 tahun 2015 (abad ke 21) “kapal Republik Indonesia” mesti pecah lagi?. Muncul negara-negara baru bernama Negara Aceh? Negara Riau? Negara Celebes? Negara Kutai? Negara Maluku? Negara Papua? Negara Bugis? Negara Borneo? Negara Tapanuli, dan seterusnya seperti yang sekarang sedang dirancang dalam peta baru oleh jaringan the Luciferians Conspiration menjadi “17 negara baru”?.
Mitos angka tahun ke 70 an biasa menjadi tanda “bubarnya sebuah Negara”. Imperium Uni Soviet yang maha luas, memiliki territorial terbesar di dunia, punya kekuatan militer menggetarkan jagat raya, bubar pada sekitar 70 an tahun. Uni Soviet pecah menjadi 15 negara merdeka. Negara Balkan Yugoslavia juga pecah menjadi 6 (enam) negara merdeka pada usia sekitar 70 an tahun.
Fenomena perpecahan bagi Republik Indonesia seperti saya lukiskan di atas, sudah tampak di depan mata. Melalui semangat otonomi daerah, para bupati dan walikota menjadi “raja-raja kecil” di daerah. Mereka sering memandang “sebelah mata” keberadaan pemerintah pusat. Apalagi pertanggung-jawaban jabatan mereka bukan lagi kepada pemerintah pusat.
Untuk mencegah pecahnya kapal NKRI yang kita cintai, kita membutuhkan “Sarana Pemersatu Bangsa”