- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Eyes On You


TS
auroracs88
Eyes On You
Disclaimer
Cerita yang dibawakan oleh TS adalah karangan dan fiktif belaka, jika ada kesamaan ide, waktu dan tempat itu hanyalah kebetulan semata.
Mohon tidak KEPO dan mengganggu privasi penulis, cukup enjoy my story
Alex dan Lala, dua sahabat yang sedang bermain bersama di taman seberang rumah. Suara tawa mereka yang khas menunjukkan kedua anak kecil itu sedang bersenang-senang di bawah terik matahari yang cerah. Usia Alex lebih tua 2 tahun dibanding Lala, tapi dia merasa dirinya sudah dewasa dan harus menjaga gadis kecil berusia 4 tahun itu.
“Aaalexx, lagi ngapain?” Lala berlari menghampiri Alex dengan dua tangkai bunga mawar di tangan, dia melihat laki-laki itu sedang sibuk dengan kuas dan cat warna warni miliknya.
“Tentu aja gue lagi melukis! Nih liat lukisan gue bagus kan?!” dengan bangga Alex memperlihatkan lukisannya kepada Lala. Lala menatap lukisan itu. Apa? Hanya coretan-coretan tidak jelas dan berantakan? Lala memiringkan kepala, menatap Alex yang sedang nyengir kuda.
“Apa itu? kok cuma coretan-coretan?”
“Yah, masa lo gak tau seni sih? Ini, walaupun hanya coretan-coretan tapi nanti akan jadi gambar yang terkenal dan mahal tau!” Alex menjulurkan lidah, menggulung lukisan, membereskan alat-alat melukis dan berlari kembali ke rumahnya yang terletak di seberang jalan meninggalkan Lala yang masih berdiri di tempatnya sambil menatap punggung Alex.
“Alex tunggu!”
Lala berlari menghampiri Alex, dia memberikan setangkai bunga mawar yang dipetiknya di belakang taman lalu tersenyum. Alex tersipu malu, mengambilnya cepat dan berlari menuju rumah tapi di tengah jalan kuasnya terjatuh dan menggelinding ke pinggir jalan. Dia membalikkan badan untuk mengejar kuas, sebuah mobil melaju dengan kencang, Lala melihat mobil itu sedang melaju kencang segera berlari dan mendorong Alex ke sisi jalan lainnya.
“Lalaaa!"
--------------------------------
2 hari setelah kejadian itu, Lala masih dirawat di rumah sakit. Alex dan Papanya menjenguk Lala.
“La, gimana keadaan lo?” Tanya Alex dengan suara bergetar.
"Lex, jangan bersedih!" hibur lala mendengar suara parau Alex.
“La, gue harus pergi. Tapi lo jangan khawatir, gue pasti akan sering kirim surat buat lo.”
Ternyata selain untuk menjenguk Lala, Alex dan Papanya bermaksud untuk berpamitan karena mereka harus pindah ke luar negeri. Alex terpaksa ikut bersama Papanya, padahal dia tidak ingin berpisah dengan sahabatnya yang sedang sakit.
“Kenapa kamu harus pergi, Lex? Kalau kamu pergi, aku nggak punya teman bermain lagi deh. Apa kamu perginya lama?" Lala mulai gemetaran mendengar sahabatnya harus pergi meninggalkannya. Ribuan pertanyaan mulai dia lontarkan sambil menunduk, meremas sprei tempat tidurnya. Air mata sedikit membasahi perban yang membalut matanya. Alex berusaha menenangkan Lala, dia menggenggam tangan gadis kecil itu, dan meyakinkannya bahwa dia akan kembali.
"Kalau kamu udah kembali ke sini, kamu harus mencariku ya. Aku akan menunggumu. Janji?” ucap Lala di tengah isakannya yang mulai reda sambil mengangkat jari kelingkingnya, tanpa menunda Alex segera mengaitkan jari kelingkingnya dengan Lala.
"Gue Janji!"
Cerita yang dibawakan oleh TS adalah karangan dan fiktif belaka, jika ada kesamaan ide, waktu dan tempat itu hanyalah kebetulan semata.
Mohon tidak KEPO dan mengganggu privasi penulis, cukup enjoy my story

Quote:
Prolog
Alex dan Lala, dua sahabat yang sedang bermain bersama di taman seberang rumah. Suara tawa mereka yang khas menunjukkan kedua anak kecil itu sedang bersenang-senang di bawah terik matahari yang cerah. Usia Alex lebih tua 2 tahun dibanding Lala, tapi dia merasa dirinya sudah dewasa dan harus menjaga gadis kecil berusia 4 tahun itu.
“Aaalexx, lagi ngapain?” Lala berlari menghampiri Alex dengan dua tangkai bunga mawar di tangan, dia melihat laki-laki itu sedang sibuk dengan kuas dan cat warna warni miliknya.
“Tentu aja gue lagi melukis! Nih liat lukisan gue bagus kan?!” dengan bangga Alex memperlihatkan lukisannya kepada Lala. Lala menatap lukisan itu. Apa? Hanya coretan-coretan tidak jelas dan berantakan? Lala memiringkan kepala, menatap Alex yang sedang nyengir kuda.
“Apa itu? kok cuma coretan-coretan?”
“Yah, masa lo gak tau seni sih? Ini, walaupun hanya coretan-coretan tapi nanti akan jadi gambar yang terkenal dan mahal tau!” Alex menjulurkan lidah, menggulung lukisan, membereskan alat-alat melukis dan berlari kembali ke rumahnya yang terletak di seberang jalan meninggalkan Lala yang masih berdiri di tempatnya sambil menatap punggung Alex.
“Alex tunggu!”
Lala berlari menghampiri Alex, dia memberikan setangkai bunga mawar yang dipetiknya di belakang taman lalu tersenyum. Alex tersipu malu, mengambilnya cepat dan berlari menuju rumah tapi di tengah jalan kuasnya terjatuh dan menggelinding ke pinggir jalan. Dia membalikkan badan untuk mengejar kuas, sebuah mobil melaju dengan kencang, Lala melihat mobil itu sedang melaju kencang segera berlari dan mendorong Alex ke sisi jalan lainnya.
“Lalaaa!"
--------------------------------
2 hari setelah kejadian itu, Lala masih dirawat di rumah sakit. Alex dan Papanya menjenguk Lala.
“La, gimana keadaan lo?” Tanya Alex dengan suara bergetar.
"Lex, jangan bersedih!" hibur lala mendengar suara parau Alex.
“La, gue harus pergi. Tapi lo jangan khawatir, gue pasti akan sering kirim surat buat lo.”
Ternyata selain untuk menjenguk Lala, Alex dan Papanya bermaksud untuk berpamitan karena mereka harus pindah ke luar negeri. Alex terpaksa ikut bersama Papanya, padahal dia tidak ingin berpisah dengan sahabatnya yang sedang sakit.
“Kenapa kamu harus pergi, Lex? Kalau kamu pergi, aku nggak punya teman bermain lagi deh. Apa kamu perginya lama?" Lala mulai gemetaran mendengar sahabatnya harus pergi meninggalkannya. Ribuan pertanyaan mulai dia lontarkan sambil menunduk, meremas sprei tempat tidurnya. Air mata sedikit membasahi perban yang membalut matanya. Alex berusaha menenangkan Lala, dia menggenggam tangan gadis kecil itu, dan meyakinkannya bahwa dia akan kembali.
"Kalau kamu udah kembali ke sini, kamu harus mencariku ya. Aku akan menunggumu. Janji?” ucap Lala di tengah isakannya yang mulai reda sambil mengangkat jari kelingkingnya, tanpa menunda Alex segera mengaitkan jari kelingkingnya dengan Lala.
"Gue Janji!"
Diubah oleh auroracs88 09-10-2014 21:13


anasabila memberi reputasi
1
18.4K
Kutip
234
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan