- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Hot_TRIT] Bu Dokter Minta Cowok dan Uang Sekoper


TS
embolisasi
[Hot_TRIT] Bu Dokter Minta Cowok dan Uang Sekoper
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Menurut John, pelesir ke tempat hiburan malam yang diikuti 9 dokter itu merupakan 'salam pembuka' dari kerja sama antara perusahaan farmasi dan para dokter secara individu. "Sebelumnya, salah satu dari sembilan dokter sudah memiliki komitmen dengan salah seorang di kantor pusat," ujar John.
Dokter itu kemudian bercerita kepada rekan-rekannya, termasuk menceritakan tentang entertain ke dunia malam. Efeknya, delapan dokter tertarik dan atasan John pun dikontak. Selanjutnya, John diminta mengawal kesembilan dokter ke tempat hiburan malam.
KS, singkatan dari kerja sama, adalah istilah di kalangan medrep yang berarti si dokter berkomitmen untuk meresepkan obat yang ditawarkan medrep. Sebagai ganjarannya, si dokter akan mendapat hadiah bisa berupa uang, barang-barang berharga termasuk mobil dan rumah. "Mayoritas sih minta uang," ujar John.
Seorang mantan medrep mengaku pernah menghadapi dokter meminta sesuatu yang sempat membuatnya terkejut. "Dokter itu minta dicarikan cowok," katanya.
"Dokternya seorang perempuan," tanya lawan bicaranya. "Bukan! Dokternya cowok!" sahutnya. Ia mengaku pernah dua kali menerima permintaan seperti itu.
Karena memenuhi permintaan dokter jadi aturan tak tertulis, maka medrep tersebut memenuhi permintaan sang dokter. "Setelah nanya sana-sini, akhirnya dapat juga," ujarnya.
Mesti KS itu tidak berbentuk hitam di atas, namun para dokter dituntut untuk memenuhinya. "Kalau tidak memenuhi dia akan di-black list oleh kalangan medrep," imbuhnya. Medrep dari perusahaan farmasi berbeda, tak segan-segan membagi nama dokter yang dinilai tidak fair, sudah menerima hadiah tapi tak mau melaksanakan isi komitmen KS.
Menurut John, pada Maret 2014, uang sebesar Rp 200 juta mengalir ke dokter spesialis penyakit dalam atau internis yang dikenalnya di acara pelesir malam. Uang dari perusahan tempat kerja John tersebut diserahkan di rumah sang dokter di daerah BSD, Tangerang Selatan, pada suatu malam.
"Tadinya mau disetorkan lewat bank, tapi sang dokter tak setuju. Lalu regional manager perusahaan obat datang ke rumah si dokter. Si regional manager menyerahkan satu koper besar berisi uang Rp 200 juta," ungkap John.
Uang tersebut, menurut John, merupakan pembayaran di depan atas komitmen si dokter untuk meresepkan tiga jenis obat. Salah satunya, ungkapnya, merupakan obat untuk mengatasi mual.
John memberikan gambaran, pemberian uang Rp 200 juta menunjukkan bahwa si dokter harus meresepkan obat senilai Rp 800 juta. Jangka waktunya tidak dibatasi. Namun, menurut John, dokter di BSD itu rupanya sangat rajin meresepkan tiga jenis obat yang disepakati dalam KS. "Dalam tempo tiga bulan dia lunas karena bisa mencapai target KS," katanya.
Dokter dan perusahaan farmasi tersebut, menurut John, sudah menjalin kerja sama sejak tahun lalu. Selama tahun 2013, si dokter diguyur dana Rp 1 miliar. Imbalannya, si dokter meresepkan obat-obat yang telah disepakati senilai Rp 6 miliar.
John juga mengatakan, industri farmasi tak berbeda dari industri lain pada umumnya. Semua biaya yang muncul atas sebuah produk, dihitung sebagai cost dan dibebankan ke konsumen. "Artinya, seluruh biaya entertain dokter itu ditanggung oleh pasien. Hancur kan," katanya. Menurutnya, semua perusahaan farmasi menyiapkan anggaran untuk pendekatan ke dokter.
Sebagian perusahaan menggunakan anggaran itu untuk memfasilitasi para dokter menghadiri acara-acara ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan si dokter. Namun, ada juga perusahaan yang menggunakan anggaran tersebut untuk memenuhi hasrat duniawi sang dokter.INSYAF
Ane yakin hanya segelintir dokter yg rusak spt ini, So, be wise to give comment
Ane atut dibata kaskuser yang dokter soalnya

Dokter itu kemudian bercerita kepada rekan-rekannya, termasuk menceritakan tentang entertain ke dunia malam. Efeknya, delapan dokter tertarik dan atasan John pun dikontak. Selanjutnya, John diminta mengawal kesembilan dokter ke tempat hiburan malam.
KS, singkatan dari kerja sama, adalah istilah di kalangan medrep yang berarti si dokter berkomitmen untuk meresepkan obat yang ditawarkan medrep. Sebagai ganjarannya, si dokter akan mendapat hadiah bisa berupa uang, barang-barang berharga termasuk mobil dan rumah. "Mayoritas sih minta uang," ujar John.
Seorang mantan medrep mengaku pernah menghadapi dokter meminta sesuatu yang sempat membuatnya terkejut. "Dokter itu minta dicarikan cowok," katanya.
"Dokternya seorang perempuan," tanya lawan bicaranya. "Bukan! Dokternya cowok!" sahutnya. Ia mengaku pernah dua kali menerima permintaan seperti itu.
Karena memenuhi permintaan dokter jadi aturan tak tertulis, maka medrep tersebut memenuhi permintaan sang dokter. "Setelah nanya sana-sini, akhirnya dapat juga," ujarnya.
Mesti KS itu tidak berbentuk hitam di atas, namun para dokter dituntut untuk memenuhinya. "Kalau tidak memenuhi dia akan di-black list oleh kalangan medrep," imbuhnya. Medrep dari perusahaan farmasi berbeda, tak segan-segan membagi nama dokter yang dinilai tidak fair, sudah menerima hadiah tapi tak mau melaksanakan isi komitmen KS.
Menurut John, pada Maret 2014, uang sebesar Rp 200 juta mengalir ke dokter spesialis penyakit dalam atau internis yang dikenalnya di acara pelesir malam. Uang dari perusahan tempat kerja John tersebut diserahkan di rumah sang dokter di daerah BSD, Tangerang Selatan, pada suatu malam.
"Tadinya mau disetorkan lewat bank, tapi sang dokter tak setuju. Lalu regional manager perusahaan obat datang ke rumah si dokter. Si regional manager menyerahkan satu koper besar berisi uang Rp 200 juta," ungkap John.
Uang tersebut, menurut John, merupakan pembayaran di depan atas komitmen si dokter untuk meresepkan tiga jenis obat. Salah satunya, ungkapnya, merupakan obat untuk mengatasi mual.
John memberikan gambaran, pemberian uang Rp 200 juta menunjukkan bahwa si dokter harus meresepkan obat senilai Rp 800 juta. Jangka waktunya tidak dibatasi. Namun, menurut John, dokter di BSD itu rupanya sangat rajin meresepkan tiga jenis obat yang disepakati dalam KS. "Dalam tempo tiga bulan dia lunas karena bisa mencapai target KS," katanya.
Dokter dan perusahaan farmasi tersebut, menurut John, sudah menjalin kerja sama sejak tahun lalu. Selama tahun 2013, si dokter diguyur dana Rp 1 miliar. Imbalannya, si dokter meresepkan obat-obat yang telah disepakati senilai Rp 6 miliar.
John juga mengatakan, industri farmasi tak berbeda dari industri lain pada umumnya. Semua biaya yang muncul atas sebuah produk, dihitung sebagai cost dan dibebankan ke konsumen. "Artinya, seluruh biaya entertain dokter itu ditanggung oleh pasien. Hancur kan," katanya. Menurutnya, semua perusahaan farmasi menyiapkan anggaran untuk pendekatan ke dokter.
Sebagian perusahaan menggunakan anggaran itu untuk memfasilitasi para dokter menghadiri acara-acara ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan si dokter. Namun, ada juga perusahaan yang menggunakan anggaran tersebut untuk memenuhi hasrat duniawi sang dokter.INSYAF
Ane yakin hanya segelintir dokter yg rusak spt ini, So, be wise to give comment

Ane atut dibata kaskuser yang dokter soalnya


0
14.5K
127


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan