Sifat khusyu’ dituntut dalam semua bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala, akan tetapi dalam ibadah shalat, sifat yang agung ini lebih terlihat wujud dan pengaruh positifnya.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali berkata: “Sungguh Allah telah mensyariatkan bagi hamba-hamba-Nya berbagai macam ibadah yang akan tampak padanya kekhusyu’an (anggota) badan (seorang hamba) yang bersumber dari kekhusyu’an, ketundukan dan kerendahan diri dalam hatinya. Dan termasuk ibadah yang paling tampak padanya kekhusyu’an adalah ibadah shalat.
Allah Ta’ala memuji hamba-hamba-Nya yang khusyu’ dalam shalat mereka dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (QS al-Mu’minuun: 1-2)”

Amad Asy-syuqairi adalah pembawa acara tv yang populer di Arab Saudi, acara yang ia bawakan kebanyakan berkaitan tentang edukasi, salah satu acara yang paling diminiati adalah program Ramadhan “Khawaatir”, diantara acara “khawatir' yang menarik berjudul “Arihna biha yaa Bilal” yang membahas tentang manfaat sholat dalam kehidupan.
Setelah saya menyaksikan video nya di Youtube, saya berpikir untuk menyalinnya dalam bentuk tulisan sehingga lebih mudah dijangkau terutama pembaca di seluruh Indonesia. Berikut ini salinan dari Video nya :
Pertama-tama relawan yang sekaligus pembawa acara Ahmad Asy-syuqairi melakukan scanning otak oleh Dokter ahli dari Amerika di labor, scan pertama ini dilakukan sebelum si relawan melakukan sholat, berikut ini gambar dari hasil scan tersebut :


Kegiatan scan otak yang kedua dilakukan setelah sholat yang tidak khusyu, hasilnya tidak terjadi banyak perubahan yang berarti pada otak dibanding dengan hasil scan sebelum sholat.


Terakhir kegiatan scanning dilakukan setelah relawan melakukan sholat dengan khusyu' sebisanya, hasilnya sungguh luar biasa, terjadi perubahan yang besar pada otak seperti terlihat pada gambar berikut :


Pada hasil yang terakhir ini dokter ahli menyatakan keheranan nya terhadap apa yang ia lihat, kemudian dia menjelaskan perubahan apa sebenarnya yang terjadi pada otak tsb. Dia menjelaskan :
“Curve area in frontal lobe is gone, and being less active : (it's mean) they basicly surrendering themself to the experience , to the practice whatever happened to them”.


artinya “Area lingkaran pada hasil scan otak sebelum sholat terlihat sudah hilang, dan menjadi tidak terlalu aktif. Ini pada dasarnya (berarti) bahwa mereka sedang pasrah atau menyerah diri pada pengalaman atau praktek yang sedang terjadi pada mereka”.
Subhanallah, kemudian Ahmad Asy-syuqairi (sang relawan) menjelaskan kepada Dokter ahli tsb. Bahwa Islam pada dasarnya berarti “Istislam” yaitu Menyerah diri kepada Allah, dan sholat yang ia lakukan merupakan salah satu bentuk kegiatan penyerahan diri kepada Nya. Terlihat wajah sang Dokter begitu takjub dan keheranan betapa agama Islam dan amalan sholat begitu harmoni.
Berikutnya Dokter menjelaskan perubahan lainnya yaitu “Bertambahnya aktifitas di area reward center (lihat tanda panah pada gambar 4) ,yang bertugas untuk memberikan rasa kasih sayang (compassion), dan juga memberikan perasaan positif”.


Ahmad Asy-syuqairi (sang relawan) menjelaskan kaitan amalan sholat dengan apa yang dijelaskan oleh Dokter tersebut, bahwa dalam sholat diwajibkan membaca surat Alfatihah, dimana terdapat dua ayat didalamnya yang menyebutkan tentang kasih sayang, yaitu pada Bismillahirrahmanirrahiim (Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang) kemudian ayat berikutnya berbunyi Alhamdulillahirobbil'aalamiin Arrahmanirrahim (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha pengasih dan Maha penyayang).

Secara bahasa khusyu’ berarti as-sukuun (diam/tenang) dan at-tadzallul (merendahkan diri). Sifat mulia ini bersumber dari dalam hati yang kemudian pengaruhnya terpancar pada anggota badan manusia.
Imam Ibnu Rajab berkata: “Asal (sifat) khusyu’ adalah kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia (kepada Allah Ta’ala). Tatkala Hati manusia telah khusyu’ maka semua anggota badan akan ikut khusyu’, karena anggota badan (selalu) mengikuti hati, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia”.
Maka jika hati seseorang khusyu’, pendengaran, penglihatan, kepala, wajah dan semua anggota badannya ikut khusyu’, (bahkan) semua yang bersumber dari anggota badannya”.

Imam Ibnul Qayyim berkata: “Para ulama sepakat (mengatakan) bahwa khusyu’ tempatnya dalam hati dan buahnya (tandanya terlihat) pada anggota badan”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Khusyu’ dalam shalat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah Ta’ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak berpaling (kepada urusan lain), dan bersikap santun di hadapan Allah, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan yang dilakukannya dalam shalat, dari awal sampai akhir. Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan (Setan) dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan shalat”.

Inilah makna ucapan salah seorang ulama salaf ketika beliau melihat seorang laki-laki yang bermain-main dalam shalatnya: “Seandainya hati orang ini khusyu’ maka akan khusyu’ semua anggota tubuhnya”.
Lebih lanjut, imam al-Bagawi memaparkan makna ini dalam ucapan beliau: “Para ulama berbeda (pendapat) dalam makna khusyu’, Ibnu ‘AbbasRadhiallahu’anhu berkata: “(Orang-orang yang khusyu’ adalah) mereka yang selalu tunduk dan merendahkan diri (kepada Allah Ta’ala). al-Hasan (al-Bashri) dan Qatadah berkata: “(Mereka adalah) orang-orang yang selalu takut (kepada-Nya)”. Muqatil berkata: “(Mereka adalah) orang-orang yang merendahkan diri (kepada-Nya)”. Mujahid berkata: “Khusyu’ adalah menundukkan pandangan dan merendahkan suara”. Khusyu’ (artinya) mirip dengan khudhu’, cuma khudhu’ ada pada (anggota) badan, sedangkan khusyu’ ada pada hati, badan, pandangan dan suara. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan (pada hari kiamat) khusyu’lah (merendahlah) semua suara kepada Yang Maha Pemurah” (QS Thaahaa: 108)”.

Sumber : http://zamazim.com/index.php/6-penel...-sholat-khusyu

Penutup
Mudah-mudahan setelah kita mengetahui manfaat sholat ini kita mulai rajin untuk sholat terutama sholat fardhu (wajib) 5 waktu secara berjamaah, tentunya dengan ikhlas kepada Allah tidak semata untuk mengejar keuntungan duniawi, sehingga sholat kita diterima oleh Allah baik di dunia maupun akhirat. Tentunya banyak keuntungan-keuntungan lainnya dari sholat yang belum kita ketahui.

Allah tidaklah memerintahkan atau melarang sesuatu kecuali terdapat hikmah yang besar dibaliknya, karena Dialah yang menciptakan kita, maka Pencipta lebih tau apa yang terbaik untuk ciptaan Nya, hanya saja akal kita yang terbatas sehingga kita tidak dapat menangkap sebagian dari hikmah-hikmah itu.

Tolong di ya gan