Kaskus

News

morenotes02Avatar border
TS
morenotes02
Ahok Ulang Sejarah Obama di Amrik
Filsuf legendaris, Plato, pernah bilang, jika negara mau maju-berjaya, negara harus dipimpin manusia berkarakter LEADER. Sayangnya, di Republik ini mayoritas politisinya sekedar bertipe manager, broker, bahkan medioker. Menurut Plato, beda antara keduanya adalah jika manager bekerja sesuai perintah hukum dan bertindak sekadar business as usual, maka LEADER selain bekerja berdasarkan konstitusi, kelebihannya adalah ia kreatif, inovatif, bahkan inspiratif. LEADER adalah pemberani, risk-taker dan berpikir out of the box. Hanya dengan itu, ia bisa membuat terobosan besar. Kalau broker dan medioker wujud nyatanya adalah politisi pemburu rente (rent-seeking politician).
Ahok Ulang Sejarah Obama di Amrik
Foto: setkab.go.id

Maka, jika manager adalah follower, LEADER pasti pioneer, ia pelopor, perintis jalan yang selalu di depan. LEADER juga pasti seorang visioner karena ia memberi arah dan orientasi pada perubahan. Transformasi dalam konteks apa pun, niscaya membutuhkan peran LEADER. Ringkasnya, LEADER adalah pencipta sejarah, yang kerap saat ia mencipta, banyak orang belum menyadarinya, bahkan ada yang menentangnya. LEADER pasti pro dan berorientasi pada kebaruan dan menentang status-quo. Karena LEADER melampaui zamannya, maka penentangnya pasti ketinggalan zaman.

Dalam politik, dunia mengenal Soekarno, Deng Xiao Ping, atau di era kini Barrack Obama sebagai LEADER. Soekarno jelas LEADER karena ia proklamator, otak bagi pemerdekaan Indonesia. Perannya yang utama adalah membebaskan Indonesia dari kolonialisme. Tiga setengah abad lebih dijajah, Indonesia akhirnya merdeka. Ia ajarkan, kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tak hanya itu, Soekarno adalah LEADER karena iya menggagas Pancasila sebagai ideologi negara. Ia memberi fondasi ideologis bagi bangsa Indonesia.

Sementara Deng Xiao Ping, ia adalah Bapak Bangsa Cina yang dengan Politik Pintu Terbuka-nya (Open Door Policy) mentransformasi Cina dari Negeri Tirai Bambu yang tertutup, miskin, kumuh, jorok, menjadi negeri terbuka nan modern, bahkan kosmopolit. Ketua Deng adalah peletak dasar bagi Cina modern hari ini dengan kekuatan ekonomi spektakuler dan kedigdayaan militer menjadi negara super power yang disegani dunia.

Sementara Obama, ia Presiden pertama Amerika Serikat (AS) berkulit hitam. Obama meluluhlantakkan keyakinan usang selama berabad-abad bahwa Presiden AS harus berkategori WASP (White, Anglo-Saxon, Protestant). Semua kategori itu ia tabrak. Barrack Husein Obama bahkan berdarah Kenya, dan ayahnya penganut Muslim. Obama juga bukan Anglo-Saxon, dan meskipun Kritistiani, ia bukan penganut Kristen Protestan mainstream. Jika pendahulunya, Presiden J F Kennedy yang menganut Katolik ditembak mati dan tidak menuntaskan periode kepemimpinannya, Obama, figur Afro-Amerika justru menduduki singgasana di Ruang Oval, Gedung Putih, sebagai Presiden AS hingga 2 periode.

Kini, Indonesia memiliki "Obama". Ia adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang siang ini dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok yang berlatar etnis Tionghoa, non-Jawa dan penganut Kristiani, masuk kategori LEADER versi Plato karena ia sukses mendobrak politisasi SARA dalam politik Indonesia. Koh Ahok meretas jalur melewati hadangan elitisme partai politik yang menggurita di lingkar kekuasaan. Dia melompati pagar-pagar oligarki politik kepentingan. Yang bisa melampaui semua handicap di atas hanya figur-figur istimewa dengan mental petarung dan berkeyakinan teguh.

Kokoh menghayati Pancasila dan memuliakan konstitusi, Ahok berhasil mewujudkan kesetaraan dan spirit anti-diskriminasi dalam politik. Ahok mengajarkan bahwa dalam politik tak penting warna kulit hitam, putih atau coklat. Juga tak penting bentuk rambut ikal, lurus atau keriting. Demikian pula, mata belok atau sipit. Yang utama dalam politik adalah integritas dan kapasitas. Ia juga layak disebut LEADER karena berani membuktikan bahwa di negara demokrasi Pancasila yang berdaulat adalah pasal-pasal Konstitusi, bukan ayat-ayat Kitab Suci.

Jelas tak pernah dibayangkan sebelumnya, di ibu kota negara Indonesia, negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, Ahok bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta. Politik Ahok jelas bukan politik identitas dengan memanipulasi SARA, melainkan politik nilai yang mengutamakan integritas, kredibilitas, kapasitas dan rekam jejak mengagumkan. Ahok adalah LEADER yang telah mencipta sejarah baru bagi pematangan-pendewasaan politik Indonesia. Selamat datang Gubernur Ahok. Jadilah pemimpin amanah yang melayani dan mencintai rakyatmu. Warga Jakarta menagih janjimu mewujudkan Jakarta Baru.
- See more at: http://www.siperubahan.com/read/1769....GiFGCJ78.dpuf
0
1.9K
15
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan