Alkisah seorang suami yang sayang pada istrinya membelikan istrinya mobil secara kredit. Surat - surat semua diatasnamakan istrinya. Tak ada yang tahu perjalanan nasib, si suami dipanggil oleh Allah. Maka tentu saja si istri harus melanjutkan cicilan yang bila si istri tidak punya pendapatan sendiri pasti akan sangat berat. Maka mobil yang sebelumnya merupakan hadiah untuk istri terkasih berubah menjadi beban. Padahal jika diatasnamakan suaminya, pas di tengah jalan suaminya meninggal, biasanya ada asuransi (walaupun nggak semua) yang membebaskan semua tanggungan pada saat si "atas nama" meninggal dunia.

Sahabat yang dicintai Allah, pada tulisan ini jangan membahas masalah hukum kredit via bank konvensional yang bisa jadi riba. Atau asuransi non syariah yang bisa jadi haram. Ini hanya lah cerita sepenggal yang bisa jadi terjadi di sekitar kita. Pada saat kita belum berdaya meuju penbiayaan yang syariah. Inti dari persoalan, janganlah demi memberikan hadiah kepada istri terus istri akan menanggung jika ada apa apa.
Jika memang memberi hadiah buat istri, berikan yang nggak perlu kredit. Berikan yang cash cash saja. Jika beluim mampu semampunya saja. Ataupun jika terpaksa kredit karena memang kebutuhan yang mendesak maka pakai nama sendiri saja. walaupun mungkin ada serah terima secara syari atas barang yang dikredit itu kepada istrinya.

jangan kau wariskan Utang Buat Istri dan Ahli Warismu