Masalahnya, Pemerintah Kota (Pemko) Sabang berencana membangun bunker minyak bawah laut di teluk itu. Sebuah bunker minyak raksasa untuk layani kapal-kapal besar yang melintas tak jauh dari perairan itu beberapa waktu yang lalu.

Pada tanggal 31 Oktober 2014, Walikota Sabang sudah menyurati Bu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan perihal Surat Permohonan Izin Survey dan Rekomendasi Barang Muatan Kapal Tenggelam.Ini berarti Kapal Kargo Sophie Rickmens yang sudah tidur selama 74 tahun akan diambil isinya.




Bangkai kapal dan isinya di dasar perairan adalah sumber ilmu pengetahuan yang menguak sejarah pertempuran besar di masa karamnya kapal. Ia menjadi habitat beragam jenis ikan, invertebrata, dan alga, membuat Sophie bagaikan surga para penyelam di Asia Tenggara. Oh ya, coba kamu menyelam di sini, pasti menantang dan mengasyikkan! Ruang kemudi kapal saja baru nampak di kedalaman 55 meter.

Bunker kapal minyak raksasa tentu menghasilkan uang berlimpah. Tapi, haruskah ditukar dengan hilangnya sejarah wisata laut, keragaman hayati, dan sumber kehidupan warga nelayan? Haruskah Sabang kehilangan identitasnya sebagai surga selam? Lalu, jika semua itu hilang bersama 'terkunci mati'-nya Sophie, apa warisan kita pada generasi Sabang nanti?

SUMBER
PETISI
gambar