Pertama, Kamu Harus Ingat. Kamu Sudah Menjatuhkan Pilihanmu Pada Dia, Jadi Sudah Tugasmu Untuk Memercayainya.

Perasaan cemburu yang kelewat batas itu bisa jadi berakar dari trauma yang kamu alami dalam hubungan-hubunganmu sebelumnya. Mungkin kamu pernah dibohongi atau dikhianati oleh pacar-pacarmu terdahulu, sehingga tanpa sadar kamu selalu ingin memastikan pacarmu yang saat ini tidak melakukan hal yang sama. Tapi ingatlah bahwa mereka orang yang berbeda.

Toh dengan pengalamanmu terdahulu, kamu pasti juga bisa memilih dengan lebih baik dan lebih bijak. Jadi percayalah pada pilihanmu saat ini. Tidak adil baginya jika kamu terus-menerus membandingkannya dengan bayangan masa lalumu. Jadi jika kamu sudah memilihnya, cobalah untuk percaya pada dia.

Kepercayaan adalah bentuk sanjungan tertinggi yang dapat kamu berikan terhadap seseorang, termasuk pacarmu. Jika kamu benar-benar menyayanginya bukankah lebih baik memberi dia pujian, daripada mencemoohnya terus menerus dengan kecemburuan yang tidak beralasan.

Kamu Harus Berhenti Menganggap Orang Lain Sebagai Sainganmu

Perasaan cinta atau sayang itu tidak bisa dijelaskan ala ilmu pasti. Bahkan kamu sendiri mungkin tidak bisa menjelaskan secara pasti apa yang membuatmu jatuh hati pada pacarmu. Jadi jangan pernah merasa bahwa kamu harus memahami seutuhnya alasan dia memilihmu dibandingkan orang lain. Karena jika kamu terus-menerus merasa tidak layak jadi pilihannya, kamu tidak akan pernah berhenti mencemburui orang lain.

Padahal — kecuali kalau kamu Miss Universe — pasti akan selalu ada orang yang lebih cantik, muda, langsing, atau pintar daripada kita. Apa iya setiap ketemu orang-orang seperti itu, kamu mesti memastikan kembali kenapa pacarmu memilihmu bukan mereka. Jadi, disamping kamu harus percaya sama pilihanmu, kamu juga harus percaya pada pilihannya. Gak ada gunanya terus-menerus membandingkan dirimu dengan orang lain, karena yang dipilih dia itu ya kamu, bukan orang lain.

Lagipula, gak akan ada orang yang bisa mencintaimu seutuhnya jika kamu sendiri masih belum bisa menerima segala kekurangan dan kelebihanmu.

Yakinkanlah Dirimu Bahwa Tanpa Dia Pun, Kamu Akan Baik-Baik Saja

Dalam hubungan asmara, kamu pasti akan sering terlena dengan kebersamaanmu dengan dia. Kamu juga jadi sering mendapat pemikiran kalau kamu gak akan bisa hidup tanpa dia. Meski kedengarannya romantis, tapi sebenarnya pemikiran itu tidak baik untukmu dan justru akan menjerumuskanmu lebih dalam ke pusaran kecemburuan yang tiada akhir.

Kecemburuan itu datang dari ketakutan untuk kehilangan. Jadi sebisa mungkin justru belajarlah untuk meyakinkan dirimu bahwa tanpa dia pun kamu akan tetap baik-baik saja. Bayangkan hal terburuk ketika kamu kehilangan dia dan apa-apa saja yang harus kamu persiapkan untuk pulih kembali. Jika kamu lebih siap dengan kemungkinan kehilangan dia, kamu tidak akan lagi merasa perlu untuk mencemburui semua orang yang (dalam pikiranmu) akan mengambilnya.

Hal tersebut tidak berarti kamu tidak menikmati kebersamaan kalian. Hubungan yang masih memberi ruang berkembang bagi masing-masing individu itu justru ciri hubungan yang sehat. Toh gak semua hubungan ditakdirkan untuk bertahan selamanya, jadi memang kamu harus selalu mempersiapkan diri untuk perpisahan.

Jangan Sengaja Bermain-Main Agar Dia Juga Cemburu

Jika kamu orangnya sering merasa cemburu, kamu pasti pingin pacarmu untuk mengerti perasaan itu. Alhasil, kamu mungkin juga sering berpura-pura tertarik dengan teman kerja, kuliah, atau bahkan adiknya untuk sekedar menggoda dan memicu rasa cemburunya. Ceritanya biar perasaan berbalas gitu, masa’ cuma kamu aja yang cemburuan. Tapi tahu gak sih kalau kebiasaan provokasi seperti itu sebenarnya tidak baik untuk hubungan kalian.

Terus-menerus memainkan tipuan tersebut berarti kamu terus mengolok-olok komitmen yang kalian bangun bersama. Baik kamu ataupun pacarmu juga tidak akan ada yang merasa senang dengan perlakuan kalian terhadap satu sama lain. Dan kalau pun dia mengkhianatimu dan kalian putus, amit-amit*, jangan sampai justru kamu mempersenjatai dia dengan serangan balik yang sebenarnya tidak benar.


Selalu upayakan untuk bersikap tulus dalam sebuah hubungan. Jadi, nantinya jika kamu memang diselingkuhi amit-amit lagi* , kesalahan itu murni mencerminkan kekurangan di pihak dia bukan kamu.

Jangan Biarkan Imajinasi Meracuni Penilaian Rasionalmu

Pikiran manusia adalah instrumen paling hebat di muka bumi ini. Hanya dengan kekuatan imajinasi, manusia bisa menciptakan berbagai penemuan hebat yang kita pakai sekarang. Tapi imajinasi itu juga bisa jadi berbahaya kalau digunakan untuk memupuk kebencian. Jadi kamu harus berhati-hati menggunakan imajinasi jika mendapati pacarmu sedang berada di luar kota dan tidak bisa dihubungi.

Kamu bisa saja membayangkan hal-hal terburuk. Tapi sebenarnya kamu juga dapat menghindari frustrasi dari bayangan-bayangan buruk itu dengan justru membayangkan yang sebaliknya. Karena imajinasi sepenuhnya ada dalam kuasamu, belajarlah untuk selalu mempertanyakan kembali gambaran buruk yang tampaknya secara otomatis terbentuk di kepalamu.

Tapi yang berbahaya adalah ketika kamu membiarkan gambaran yang terbentuk di kepalamu itu untuk mempengaruhi kenyataanmu. Begitu pacarmu pulang atau bisa dihubungi, tanpa bukti apapun kamu justru langsung bersikap dingin dan acuh karena kesal. Padahal pacarmu pasti akan lebih senang jika disambut dengan pertanyaan positif dibanding kecurigaan. Misalnya:

Gelas yang Terlalu Erat Digenggam Akan Pecah. Jadi, Jangan Terlalu Mengekang Hubunganmu.

Rumah yang sehat adalah rumah dengan ventilasi yang cukup supaya semua penghuninya bisa dapat udara segar. Sama seperti rumah, hubungan yang sehat juga butuh ventilasi sehingga gak ada pihak yang merasa terpenjara. Kecemburuanmu yang berlebihan bisa jadi kurungan yang justru membuat pacarmu semakin ingin melarikan diri. Jadi bersikaplah tenang dan berikan dia kebebasan yang justru akan semakin mengingatkannya akan kehangatan rumah.

Disamping itu pada hakikatnya, kamu hanya bisa mengendalikan dirimu sendiri, bukan orang lain. Jadi, daripada terus-menerus mencoba mengendalikan orang lain, pacar, selingkuhan, atau teman-temannya, kendalikanlah dirimu supaya kamu bisa merasa tenang dan tidak terlalu mudah terluka. Lagipula jika kamu membutuhkan berbagai ‘kunci dan gembok’ untuk menjaga dia agar tetap bersamamu, mungkin sudah sepatutnya kamu merelakan kepergiannya. Karena sesungguhnya orang yang ditakdirkan untukmu adalah orang yang tidak akan pergi meninggalkanmu meski ada badai atau tsunami.