- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tak Ada Kanvas, Daun Pun Jadi


TS
artepink
Tak Ada Kanvas, Daun Pun Jadi

Quote:
Melukis dengan medium tembok, kaleng, kain apalagi di kertas kanvas pastilah jamak dijumpai. Tapi bagaimana jika keinginan melukis ditumpahkan ke tulang daun. Nggak kebayang, kan?
Quote:
Anak muda yang tertarik menjajal hal baru dalam urusan karya lukis tersebut adalah Amin Fuad dan beberapa temannya di Klub Kuburupo Art Genk (realistic art community) Unnes. Mereka mencoba cara yang berbeda untuk menghasilkan karya lukis yang cantik dan apik dengan medium daun.
Klub itu sudah berdiri pada akhir 2010 dan tanggal 16 November kemarin baru berulang tahun. Namun gagasan melukis di atas tulang-tulang daun baru muncul sekitar tahun 2012.
Itu semua berawal dari inisiasi seorang dosen Biologi Unnes yang menemukan metode pengawetan daun dengan merontokkan klorofil daun, lantas merangkul beberapa mahasiswa Seni Rupa Unnes yang memiliki kemampuan melukis dengan baik. Mereka ''ditantang'' melukis di atas daun yang sudah dihilangkan klorofilnya itu. Alasannya jelas, daun yang sudah tidak berklorofil tidak akan cepat membusuk dan itu cocok dijadikan hiasan karena yang tersisa hanya rangka daunnya saja.
Hanya, tak semua jenis daun bisa dirontokan klorofilnya lalu digunakan sebagai medium lukisan. Hanya daun bertulang keras saja yang dapat digunakan, seperti daun nangka, mahoni, mangga dan beberapa jenis daun tulang keras lain.
Rempong Banget, dan hanya baru ada di Unnes lho....
Nggak gampang memang melukis di atas tulang daun untuk menghasilkan hasil lukisan yang cantik. Bentuk mediumnya yang kecil dengan tekstur kasar dan penuh lubang itu membuat para anggota klub harus berumit-ria ketika melukis. Ditambah lagi, kebanyakan anggota klub adalah pelukis beraliran realisme. Jadi, mereka terbiasa melukis objek semirip aslinya. Bagaimana konsep serupa itu diterapkan untuk melukis pada tulang-tulang daun? Rempong, itu pasti.
Tingkat kesulitannya cukup tinggi karena medium gambarnya cukup kecil dan bertekstur kasar. Dibutuhkan kejelian dan ketelatenan untuk melukisnya. Nah, itu sebabnya nggak semua anggota di klub ini mau melukis di atas tulang daun.
Perlu diketahui, tak ada cat khusus yang digunakan untuk melukis di atas tulang daun. Mereka biasanya memakai cat minyak, cat tembok, cat poster atau cat akrilik. Yang membedakan, kuas yang digunakan adalah kuas dengan ukuran sangat kecil, yaitu ukuran 000 atau tripel 0.
Klub itu sudah berdiri pada akhir 2010 dan tanggal 16 November kemarin baru berulang tahun. Namun gagasan melukis di atas tulang-tulang daun baru muncul sekitar tahun 2012.
Itu semua berawal dari inisiasi seorang dosen Biologi Unnes yang menemukan metode pengawetan daun dengan merontokkan klorofil daun, lantas merangkul beberapa mahasiswa Seni Rupa Unnes yang memiliki kemampuan melukis dengan baik. Mereka ''ditantang'' melukis di atas daun yang sudah dihilangkan klorofilnya itu. Alasannya jelas, daun yang sudah tidak berklorofil tidak akan cepat membusuk dan itu cocok dijadikan hiasan karena yang tersisa hanya rangka daunnya saja.
Hanya, tak semua jenis daun bisa dirontokan klorofilnya lalu digunakan sebagai medium lukisan. Hanya daun bertulang keras saja yang dapat digunakan, seperti daun nangka, mahoni, mangga dan beberapa jenis daun tulang keras lain.
Rempong Banget, dan hanya baru ada di Unnes lho....
Nggak gampang memang melukis di atas tulang daun untuk menghasilkan hasil lukisan yang cantik. Bentuk mediumnya yang kecil dengan tekstur kasar dan penuh lubang itu membuat para anggota klub harus berumit-ria ketika melukis. Ditambah lagi, kebanyakan anggota klub adalah pelukis beraliran realisme. Jadi, mereka terbiasa melukis objek semirip aslinya. Bagaimana konsep serupa itu diterapkan untuk melukis pada tulang-tulang daun? Rempong, itu pasti.
Tingkat kesulitannya cukup tinggi karena medium gambarnya cukup kecil dan bertekstur kasar. Dibutuhkan kejelian dan ketelatenan untuk melukisnya. Nah, itu sebabnya nggak semua anggota di klub ini mau melukis di atas tulang daun.
Perlu diketahui, tak ada cat khusus yang digunakan untuk melukis di atas tulang daun. Mereka biasanya memakai cat minyak, cat tembok, cat poster atau cat akrilik. Yang membedakan, kuas yang digunakan adalah kuas dengan ukuran sangat kecil, yaitu ukuran 000 atau tripel 0.
Quote:
Beberapa foto tentang lukisan di atas tulang daun dan anggota kuburupo

Spoiler for lukisan 1:

Spoiler for lukisan 2:

Spoiler for lukisan 3:

Spoiler for lukisan 4:

Spoiler for lukisan 5:

Spoiler for lukisan 6:

Spoiler for lukisan 7:

Keren-keren ma unik kan, kalau pengen pesen karya-karya seperti itu untuk orang tersayang, bisa kok, ini link mereka
Jasa lukisan di atas tulang daun


HusniArt memberi reputasi
1
10.7K
Kutip
134
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan