- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kronologi Menteri Susi Rancang Penangkapan 3 Kapal Asing di Pulau Derawan


TS
naijir
Kronologi Menteri Susi Rancang Penangkapan 3 Kapal Asing di Pulau Derawan
Berau - Blusukan Menteri Kelautan dan Perikanan
(KP) Susi Pudjiastuti ke Pulau Derawan, Berau,
Kalimantan Timur (Kaltim) membuahkan hasil. Tiga
kapal asing beserta 15 orang nelayannya berhasil
ditangkap.
DetikFinance yang berkesempatan mengikuti
perjalanan Susi, Minggu (16/11/2014) melihat
langsung penangkapan yang di luar rencana ini.
Susi dijadwalkan mengunjungi beberapa pulau kecil
di sekitar Derawan. Ada pulau Maratua sebagai
pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia.
Berlanjut ke pulau Kakaban dan Sanglaki.
Malam harinya, Susi menghabiskan waktu di pulau
Derawan. Dua agendanya malam itu, makan
bersama Bupati Berau Makmur beserta jajaran
Kementerian KP dan pelepasan 69 tukik atau anak
penyu hijau.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Namun
secara mendadak, Susi bersama Bupati Berau
berjalan ke arah perkampungan nelayan. Ia melihat
berbagai aktivitas, seperti penjualan cenderamata,
pakaian, hingga hasil laut.
Susi melakukan obrolan singkat dengan para
nelayan. Awalnya pembicaraan hanya seputar
aktivitas nelayan setiap harinya. Kemudian salah
satu nelayan tersebut mengeluhkan kapal dan
nelayan asing yang sering mencuri ikan di sekitar
pulau Derawan.
Obrolan menjadi panas, ketika Susi mulai terkaget-
kaget mendengar informasi nelayan. Mulai dari
penangkapan ikan menggunakan bom, mengancam
dan merampas hasil tangkapan nelayan hingga
mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Kejar kapal itu. Bakar saja kapalnya, biar kapok.
Orangnya ditahan. Saya yang tanggung jawab,"
sebut Susi dengan tegas di antara kerumunan
tersebut.
Susi tak puas. Ia mengajak nelayan duduk di
sebuah warung menjelaskan lebih lanjut. Begitu pun
dengan rombongan yang mengikutinya duduk di
warung tersebut.
Pembicaraan tidak terasa telah memakan waktu
sekitar satu jam. Saat nelayan melaporkan, Ia
langsung meminta konfirmasi dari pihak terkait
yang ada malam itu. Seperti Bupati Berau,
Kepolisian, Dandim, dan jajarannya di KKP.
"Bikin operasi gabungan. Kepolisian, Dandim dan
pengawasan kementerian jadi satu. Lima kapal
cukup, tangkap semuanya," perintah Susi.
Beranjak dari warung, Susi melanjutkan ke salah
satu aula terbuka di sekitar penginapan. Ia
meminta beberapa orang kumpul pada satu meja
melanjutkan rencana penangkapan.
"Nggak bisa tunggu besok, harus sekarang. Kalau
tidak, kabur mereka," kata Susi setengah
berteriak pada pukul 03.00 WITA.
Tim patroli pun segera bergerak cepat
menggunakan 3 kapal. Operasi dimulai pukul 04.00
WITA dan kembali ke pulau Derawan 3 jam
kemudian. Tim gabungan membawa 3 kapal
berukuran sedang, dan 2 perahu kecil. Serta 15
orang awak kapal.
"Proses selanjutnya akan kita buatkan BAP.
Kemudian kita kembangkan lebih lanjut. Karena
dicurigai masih banyak mereka di sekitar sini,"
kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan
Pulau Kecil KKP.
[url= m.detik.com/finance/read/2014/11/17/123852/2750207/4/2/kronologi-menteri-susi-rancang-penangkapan-3-kapal-asing-di-pulau-derawan] sumber [/url]
(KP) Susi Pudjiastuti ke Pulau Derawan, Berau,
Kalimantan Timur (Kaltim) membuahkan hasil. Tiga
kapal asing beserta 15 orang nelayannya berhasil
ditangkap.
DetikFinance yang berkesempatan mengikuti
perjalanan Susi, Minggu (16/11/2014) melihat
langsung penangkapan yang di luar rencana ini.
Susi dijadwalkan mengunjungi beberapa pulau kecil
di sekitar Derawan. Ada pulau Maratua sebagai
pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia.
Berlanjut ke pulau Kakaban dan Sanglaki.
Malam harinya, Susi menghabiskan waktu di pulau
Derawan. Dua agendanya malam itu, makan
bersama Bupati Berau Makmur beserta jajaran
Kementerian KP dan pelepasan 69 tukik atau anak
penyu hijau.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Namun
secara mendadak, Susi bersama Bupati Berau
berjalan ke arah perkampungan nelayan. Ia melihat
berbagai aktivitas, seperti penjualan cenderamata,
pakaian, hingga hasil laut.
Susi melakukan obrolan singkat dengan para
nelayan. Awalnya pembicaraan hanya seputar
aktivitas nelayan setiap harinya. Kemudian salah
satu nelayan tersebut mengeluhkan kapal dan
nelayan asing yang sering mencuri ikan di sekitar
pulau Derawan.
Obrolan menjadi panas, ketika Susi mulai terkaget-
kaget mendengar informasi nelayan. Mulai dari
penangkapan ikan menggunakan bom, mengancam
dan merampas hasil tangkapan nelayan hingga
mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Kejar kapal itu. Bakar saja kapalnya, biar kapok.
Orangnya ditahan. Saya yang tanggung jawab,"
sebut Susi dengan tegas di antara kerumunan
tersebut.
Susi tak puas. Ia mengajak nelayan duduk di
sebuah warung menjelaskan lebih lanjut. Begitu pun
dengan rombongan yang mengikutinya duduk di
warung tersebut.
Pembicaraan tidak terasa telah memakan waktu
sekitar satu jam. Saat nelayan melaporkan, Ia
langsung meminta konfirmasi dari pihak terkait
yang ada malam itu. Seperti Bupati Berau,
Kepolisian, Dandim, dan jajarannya di KKP.
"Bikin operasi gabungan. Kepolisian, Dandim dan
pengawasan kementerian jadi satu. Lima kapal
cukup, tangkap semuanya," perintah Susi.
Beranjak dari warung, Susi melanjutkan ke salah
satu aula terbuka di sekitar penginapan. Ia
meminta beberapa orang kumpul pada satu meja
melanjutkan rencana penangkapan.
"Nggak bisa tunggu besok, harus sekarang. Kalau
tidak, kabur mereka," kata Susi setengah
berteriak pada pukul 03.00 WITA.
Tim patroli pun segera bergerak cepat
menggunakan 3 kapal. Operasi dimulai pukul 04.00
WITA dan kembali ke pulau Derawan 3 jam
kemudian. Tim gabungan membawa 3 kapal
berukuran sedang, dan 2 perahu kecil. Serta 15
orang awak kapal.
"Proses selanjutnya akan kita buatkan BAP.
Kemudian kita kembangkan lebih lanjut. Karena
dicurigai masih banyak mereka di sekitar sini,"
kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan
Pulau Kecil KKP.
[url= m.detik.com/finance/read/2014/11/17/123852/2750207/4/2/kronologi-menteri-susi-rancang-penangkapan-3-kapal-asing-di-pulau-derawan] sumber [/url]
0
2.6K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan