- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ditelantarkan Rezim SBY, akibatnya 10 Desa Nunukan 'bedol Desa' Bergabung Ke Malaysia


TS
citox.
Ditelantarkan Rezim SBY, akibatnya 10 Desa Nunukan 'bedol Desa' Bergabung Ke Malaysia






Miskin, Warga Nunukan Pindah Kewarganegaraan Malaysia
Kamis, 13 November 2014 - 14:19 wib | ant -
Miskin, Warga Nunukan Pindah Kewarganegaraan Malaysia (Foto: Antara)Miskin, Warga Nunukan Pindah Kewarganegaraan Malaysia
NUNUKAN - Warga perbatasan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memilih berpindah tempat tinggal dan menjadi warga negara Malaysia. Warga beralasan hal itu dikarenakan desakan ekonomi, kebutuhan pendidikan, dan minimnya pelayanan kesehatan di kampung halaman.
Kepala Desa Samunti, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Pagalu di Nunukan, mengatakan, jumlah warga yang telah pindah tempat tinggal ke wilayah Kota Kinabalu Negeri Sabah, Malaysia, sebanyak 20 kepala keluarga (KK) dari total 85 KK di desanya.
Dari 20 KK tersebut, lanjut dia, sebagian besar telah menjadi warga negara Malaysia dan sebagian lagi masih menjadi pendatang asing ilegal namun telah memiliki pekerjaan tetap di sana.
Faktor utama yang menyebabkan warganya berpindah tempat tinggal ke Malaysia adalah desakan ekonomi dan pendidikan yang sangat sulit diperoleh di kampung halamannya di Desa Samunti, Kecamatan Lumbis Ogong. Hal itu ia jelaskan saat mengunjungi warganya yang bekerja sebagai buruh kebun di Sei Bilal Kelurahan Nunukan Barat Kecamatan Nunukan.
Pagalu mengatakan, perpindahan warga negara Indonesia (WNI) di desanya telah berlangsung sejak puluhan tahun silam dan tetap terjadi hingga saat ini. Tindakan tersebut selalu disebabkan hal yang sama, yakni sulitnya mendapat penghidupan yang layak di tanah kelahirannya tersebut. Warga Desa Samunti yang berpindah tempat tinggal ke Malaysia masih sering bolak-balik ke kampung kelahirannya untuk menjenguk sanak keluarga.
Kondisi kehidupan warga setempat sangat memprihatinkan karena belum ada penerangan listrik, sarana pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur jalan. Hal yang sama disebutkan Butuk (40), warga Desa Samunti, yang bekerja sebagai buruh kebun di Pulau Nunukan sejak sebulan lalu. Ia mengungkapkan perpindahan itu memang karena sulitnya mendapatkan mata pencaharian di kampungnya.
Pekerjaan warga di desa tersebut hanya berkebun, sementara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari sangat susah akibat tidak adanya akses transportasi darat ke wilayah terdekat, seperti Desa Mansalong di Kecamatan Lumbis. "Hanya Desa Mansalong yang dekat dengan kampung kami. itu pun hanya bisa ke sana (Mansalong) dengan menggunakan katinting (perahu bermesin) melalui sungai yang berarus deras dengan waktu perjalanan selama 24 jam," kata Butuk terpaksa meninggalkan empat anaknya di Desa Samunti demi mencari pekerjaan di ibu kota Kabupaten Nunukan.
Pagalu juga mengeluhkan tidak adanya sarana komunikasi di kampung halamannya menjadi penyebab warganya berpindah ke Malaysia. Sebab, seluruh fasilitas disediakan Pemerintah Negeri Jiran, terutama rumah tempat tinggal dan sarana telekomunikasi serta penerangan listrik.
http://news.okezone.com/read/2014/11...araan-malaysia
Perbatasan Indonesia-Malaysia
Warga Eksodus ke Malaysia, Wabup Nunukan tak Banyak Komentar
13 November 2014 20:30 wib

Suasana permukiman masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia, di Desa Lanjak, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, Senin (12/12/2011). ANT/Jessica Wuysang
Metrotvnews.com, Nunukan: Ribuan warga dari tiga desa di Kabupaten Nunukan dikabarkan pindah ke Malaysia. Kabar itu dikuatkan dengan kesaksian sejumlah warga desa di perbatasan Indonesia dan Malaysia, termasuk Kepala Desa Samunti, Kecamatan Lumbis Ogung.
Namun, Wakil Bupati Nunukan, Hj Asmah Gani, memilih tidak banyak berkomentar ketika ditanya kabar tersebut. Wabup mengaku masih menunggu laporan dari Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Nunukan yang meninjau langsung daerah tersebut.
"Ibu belum berani banyak komentar. Karena kami tunggu laporan pasti dulu dari tim yang dikirimkan masuk ke Lumbis. Nanti, setelah ada laporan baru kita bisa tindaklanjuti," kata dia.
Lumbis Ogung merupakan salah kecamatan baru dari pemekaran dari Kecamatan Lumbis. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kecamatan itu memang kekurangan akses transportasi. Untuk sampai ke daerah itu, warga harus mengarungi sungai dengan batu besar. Belum lagi, sarana dan prasarana penunjang kesehatan dan pendidikan masih sangat minim.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Niko Hartono, mengatakan, eksodus besar-besaran itu akibat desakan ekonomi dan kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan. "Dua warga mereka menjadi anggota DPRD di Sabah, Malaysia. Bisa jadi ini juga yang mempengaruhi mereka untuk berpindah, apalagi memang mereka ini memiliki dua kewarganegaraan," kata Niko.
Niko menambahkan, eksodus besar-besaran kali ini merupakan yang kedua dilakukan warga Lumbis. Hal yang sama terjadi pada 1984. Sebagian besar warga Lumbis pada saat itu memilih kewarganegaraan Malaysia.
Dia menyayangkan respon Pemkab Nunukan yang terkesan lamban menyikapi kasus itu. Bahkan Niko mengecam sikap Bupati Nunukan, Basri, yang dinilai menutupi kabar tersebut. "Saya yakin Pak Basri sampai saat ini juga belum pernah menginjakkan kakinya di Lumbis Ogung. Jangan terkesan cuek dengan persoalan-persoalan seperti ini. Kita takutkan Pemerintah Malaysia malah mengklaim daerah kita lagi sebagai daerah mereka," kata Niko.
Rencananya, DPRD Nunukan bakal memanggil Basri dan jajarannya untuk mendiskusikan kasus dimaksud guna menindaklanjuti seluruh informasi yang diterima tim investigasi DPRD. Selain itu, dia meminta Pemerintah Pusat turun langsung ke daerah guna melihat permasalahan nyata yang dialami masyarakat.
http://news.metrotvnews.com/read/201...anyak-komentar
Tak diurus pemerintah, 3 Desa di Nunukan ini diklaim Malaysia
Kamis, 13 November 2014 08:08
Merdeka.com - Anggota DPRD Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara kaget dengan hasil kunjungannya di Kecamatan Lumbis Ogong. Hal ini karena informasi dari masyarakat setempat, bahwa tiga dari 10 desa di kecamatan itu telah diklaim Malaysia sebagai miliknya.
Anggota DPRD dari PAN, Ramli membenarkan jika ratusan kepala keluarga warga negara Indonesia berdomisili di tiga desa di Kecamatan Lumbis Ogong, tetapi wilayahnya telah lama diklaim sebagai milik Malaysia.
"Ketiga desa yang dimaksud yakni Desa Sumantipal, Desa Sinapad dan Desa Kinokod dengan luas wilayah 54.000
http://www.merdeka.com/peristiwa/tak...-malaysia.html
Anggota DPRD Nunukan: 10 Desa di Perbatasan Sebagian Penduduknya Gabung Malaysia
Kamis, 13/11/2014 13:20 WIB
Jakarta - Satu desa perbatasan Indonesia-Malaysia di Nunukan, Kalimantan Utara sudah pindah seluruh penduduknya menjadi warga Malaysia. Dan kini ada 10 desa lainnya di perbatasan yang sebagian penduduknya sudah menjadi warga Malaysia.
"Mereka sudah eksodus kewarganegaraan," tutur Anggota DPRD Nunukan Ramli saat berbincang, Kamis (13/11/2014).
Ramli mendapat laporan setelah meninjau ke lokasi dan berdialog dengan masyarakat pada Rabu (12/11). "Wilayah mereka memang dekat dengan perbatasan. Dan sudah sejak tahun 1960-an, orangtua mereka bekerja di Malaysia," tambah dia.
Ramli merisaukan apabila desa-desa ini penduduknya menjadi warga Malaysia, maka kawasan perbatasan pun akan bergeser. Apalagi di kawasan itu masih berstatus abu-abu.
"Mereka mendapatkan pekerjaan yang memadai. Bahkan penduduk di sana dikuliahkan di Medan sama Malaysia," imbuh dia.
Ramli berharap pemerintah pusat segera bertindak. Jangan sampai soal penduduk dan perbatasan ini menjadi bumerang. "Penduduk ini pindah kewarganegaraan karena diperhatikan, suplai barang dan kesejahteraan juga diberikan Malaysia," tutup dia
http://news.detik.com/read/2014/11/1...abung-malaysia
Sedih! Satu Desa di Nunukan Seluruh Warganya Pindah Kewarganegaraan Malaysia
Kamis, 13/11/2014 13:11 WIB
Jakarta - Kabar tak enak datang dari kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Seluruh warga Desa Kinokot, Nunukan, Kalimantan Utara pindah kewarganegaraan Malaysia. Mereka memilih Malaysia karena merasa lebih diperhatikan.
"Warga desa ini seluruhnya 100 persen memilih menjadi warga negara Malaysia," kata Anggota DPRD Nunukan, Ramli dalam keterangannya, Kamis (13/11/2014).
Politisi PAN ini mendapat laporan setelah mengunjungi kawasan perbatasan bersama kolega di DPRD pada Rabu (12/11). Mereka berdialog dengan masyarakat di sana. Didapatlah informasi soal Desa Kinokot itu.
"Wilayah itu memang dekat dengan Malaysia, kawasan Sabah. Ini sejak lama masyarakat di desa itu memang kerja di Malaysia di perkebunan," jelas Ramli.
Yang merisaukan, desa yang masuk wilayah Indonesia itu tentu bisa diklaim menjadi milik Malaysia. Apalagi berada di zona perbatasan dan penduduknya sudah memegang warga negara Malaysia.
"Ini soal kesejahteraan. Dengan Malaysia mereka mendapat suplai gaji, fasilitas pendidikan semua disiapkan negara Malaysia," tutup dia.
http://news.detik.com/read/2014/11/1...araan-malaysia
Ini Janji Pak Jokowi Saat Debat Pilpres Lalu:
Kedaulatan RI Diganggu, Jokowi: Kita Bikin Rame
22 Juni 2014 21:32 wib

Jakarta; Tanpa ragu, calon Presiden Joko Widodo akan melakukan tindakan yang tegas jika kedaulatan RI diancam negara lain. Meski mengedepankan diplomasi, namun setiap saat dia siap bertindak jika kedaulatan NKRI diganggu bangsa lain.
"Kita bikin rame," ujar Jokowi menjawab pertanyaan Capres Prabowo Subianto soal strategi dan kebijakan jika wilayah NKRI diklaim oleh negara lain.
Meski mengedepankan diplomasi, pria kurus ini tak mau dianggap remeh oleh bangsa asing jika kelak dirinya menjadi pemimpin. Pemerintahannya akan mengambil sikap yang tegas dan berani mengambil resiko.
"Apapun akan saya lakukan jika kedaulatan kita dinganggu, apa pun saya pertaruhkan," tegas Jokowi dalam debat di hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...ita-bikin-rame
Menlu Cek Warga Nunukan yang Jadi Warga Negara Malaysia
Jumat, 14/11/2014 05:16 WIB
Jakarta - Kabar kurang enak datang dari Nunukan, Kalimantan Utara. Dilaporkan, ada sebagian warga desa di perbatasan sana yang memilih jadi warga negara Malaysia. Menlu Retno Marsudi janji memeriksanya. "Nanti saya cek dulu ya, Nunukan ya," kata Retno di Myanmar, Kamis (13/11/2014) malam. Retno tak mau berkomentar banyak sebelum mengetahui detail kasus tersebut.
Sebelumnya, anggota DPRD Nunukan Ramli kaget ternyata banyak warga desa di perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Kalimantan Utara memilih menjadi warga Malaysia. Alasannya mereka merasa lebih diperhatikan dan mendapat kesejahteraan. "Mereka malah senang pindah ke Malaysia," imbuh politisi PAN tersebut.
Ramli yang berdialog dengan warga perbatasan, Rabu (12/11) pun hanya bisa geleng-geleng mendengar pengakuan itu. Memang, suplai barang dan pekerjaan lebih menjanjikan di Malaysia. Mereka mendapat gaji yang lumayan, belum lagi pendidikan anak-anak mereka bagus. "Ada 10 desa yang sebagian penduduknya sudah menjadi WN Malaysia," tutup dia.
http://news.detik.com/read/2014/11/1...egara-malaysia
------------------------------
Mudah-mudahan tak lama lagi Pak Jokowi 'blusukan' ke desa-desa perbatasan RI-Malaysia di wilayah Kalimantan itu, sebelum mereka resmi menjadi warga Malaysia sehingga ada alasan yang cukup kuat bagi Pemerintah Malaysia untuk mengklaim daerah itu sebagai wilayah territorinya!



0
7.6K
51


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan