awal kemunculan nya, dia dikecam oleh masyarakat, bahkan kaskuser. karena beliau merokok di halaman istana kepresidenan.


namun seminggu setelah pemberitaan merokok itu, media massa pun menggempur otak rakyat indonesia untuk mencritakan hal hal yg positif ttb susi, dan saya rasa itu semua omong kosong


saya manusia paling menolak keputusan penunjukan susi menjadi menteri. ini sangat berbahaya bagi dampak psikologis anak anak, mereka akan berpikir "SMP aja bisa jadi menteri, jd buat apa sekolah?" doktrin sesat semacam inilah yg saya takutkan gan.



jika mau, sungguh banyak orang diluar sana yg sudah otaknya pintar, kaya raya lagi. menjadi kaya itu tak cukup, harus punya "otak" gan.
agan pilih mana, "jebolan harvard dan kaya raya sama tamat smp dan kaya raya?" saya rasa manusia normal dimuka bumi ini akan memilih yg jebolan harvard dan kaya raya.




Pak Jokowi dan susi jelas tak bisa dibandingkan gan, Pak Jokowi itu bekerja untuk rakyat, sedangkan susi?
Pak Jokowi itu tulus sama rakyat dan pak jokowi jg punya track record yg baik di birokrat.



gini ya, saya ulangi lagi alurnya. biar logika nya dapet.

- susi merokok dan dimuat di media massa. netizen pun banyak sekali yg menyindir susi, termasuk kaskuser.

- seminggu kemudian, media massa berlomba lomba memberitakan hal hal "positif" ttg susi, yg entah darimana hal positif itu datangnya. dan sekonyong konyong, kaskuser pun membabi buta mendukung susi yg entah darimana dalilnya. inimah kaya SBY taun 2004 yg dizholimi mega dan akhirnya rakyat kasihan sama dia.


agan lihat? betapa hebatnya media memainkan otak dan hati rakyat indonesia. dukung boleh bro, tapi jgn lebay. ane miris ada prof dari itb yg dibodohin sama kaskuser tempo hari, padahal mungkin kaskuser itu, SD pun tak lulus!




ayo pikir gan