Sampai saat ini tidak ada obat atau vaksin yang bisa melawannya. Infeksi karena virus Ebola biasanya akan berakhir dengan kematian. Satu hal yang ‘menggembirakan’: penyakit ini tidak mudah tertularkan.

Epidemi



Virus Ebola pertama kali ditemukan tahun 1976 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu, menurut WHO, terjadi 15 epidemi di negara-negara Afrika. Sebelum tahun 2014 ini, Ebola mewabah di Uganda dan Republik Demokratik Kongo pada tahun 2012.


Virus mini yang mematikan



Virus Ebola berasal dari hutan tropis di Afrika Tengah dan Asia Tenggara. Mereka termasuk famili Filovirus. Di bawah mikroskop, elektron virus ini terlihat seperti benang panjang yang tipis. Ada beberapa jenis virus Ebola. Tidak semua bisa menjangkiti manusia.


Korban penyakit Ebola


Penyakit Ebola khususnya ditemukan di desa-desa terpencil di kawasan Afrika Tengah dan Barat, terutama di Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Sudan, Gabon, Pantai Gading, Uganda, dan kini mewabah di Guinea, Sierra Leone dan Liberia.


Cara penularan



Virus Ebola ditularkan dari manusia ke manusia melalui cairan tubuh. Tidak melalui udara. Jadi harus ada kontak tubuh langsung. Mereka yang merawat pasien yang terkena virus Ebola beresiko besar tertular. Selain itu, penularan juga bisa terjadi jika pelayat menyentuh jenazah sosok yang meninggal karena Ebola.


Pembawa virus



Binatang juga bisa menjadi pembawa virus. Virus Ebola mampu memperbanyak diri di hampir semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu menularkan virus tersebut. Manusia yang menyentuh hewan sakit atau mati, berisiko tertular penyakit ini.


Ketika virus menyerang



Antara dua dan 21 hari usai terinfeksi, penderita mulai merasa lemah. Mereka mengalami demam, sakit kepala dan nyeri otot. Lalu mereka kehilangan nafsu makan, keram perut, diare, muntah dan mengalami gangguan koagulasi. Setelah itu virus menyerang kanal usus lambung, limpa kecil dan paru-paru. Pasien yang terinfeksi bisa meninggal dalam kurun waktu 6-16 hari setelah gejala penyakit muncul.

Foto : Tragis Korban Ebola dibiarkan Membusuk di Jalan








Sumber : dw& nytimes