KAWAN, kaubilang dirimu merpati. Menebarkan cinta dan kasih. Tapi mengapa kau punya misi dibaliknya? Mengajakku ke jalanmu yang menurutku rancu?

Kawan, kaubilang dirimu merpati. Putih bersih nan tulus. Tapi mengapa kau anggap diriku domba tersesat? Bukankah itu sebuah penghinaan?

Kawan, kaubilang dirimu merpati. Menyampaikan Firman Tuhan. Tapi mengapa harus dengan pemaksaan? Apakah itu ajaran agama langit?

Kawan, kaubilang dirimu merpati. Menunjukkan jalan keselamatan. Tapi mengapa harus aku yang kau jadikan korban? Bukankah kautahu bahwa aku sudah memiliki iman?

Sudahlah kawan, jangan kau merayuku dengan umpan berupa sembako, pakaian bekas, obat-obatan, pendidikan gratis, dan kemudahan-kemudahan duniawi yang tak seberapa nilainya.

“Lebih baik aku mati sebagai pengamen jalanan, daripada harus menukarkan iman!”

Kini kutahu, bahwa kau tak putih lagi berteman denganku.

Maka, biarkan aku selamanya menjadi domba tersesat, kawan! Jangan kau gembalakan aku dengan tipu muslihat yang berbalut nikmat.

Karena sejatinya, aku sedang berjalan menuju Tuhanku Yang Maha Gagah, yang tidak membutuhkan sekutu, apalagi anak.”
1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
(QS. Al-Ikhlas : 1-4).

Pelajaran : Hati-hati pemurtadan di sekeliling kita! Lindungi diri, keluarga, teman, masyarakat, dari bahaya pemurtadan yang tak sesuai dengan HAM, (Untuk bebas memilih agama). Mari belajar islam lebih dalam, agar arus pemurtadan bisa kita cegah bersama. []

Oleh: Anang Fauzy,

Sumber