- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Agama, menurutku


TS
hardy2000
Agama, menurutku
38 tahun hidup di alam dunia, saya tidak pernah bertemu orang kafir. Kalau cuma nggak sholat atau malas, sering. Tapi untuk ngomong langsung bahwa dia kafir, belum pernah. Jika ditanya apakah percaya Yuhan, Surga dan Neraka? Mereka menjawab, saya percaya.
Hal itu tak lain karena saya hidup di Indonesia, negara yang beragama. Sehingga kekafiran atau keatheisan merupakan sebuah aib tersendiri.
Sejak 3 tahun terakhir hidup di Jepang, barulah saya bertemu dengan orang kafir. Kafir dalam hal ini adalah atheis. Namun mereka bukan pembenci agama. Mereka sejak awal tidak beragama. kafir dan atheis dalam makna sebenarnya. Mereka tidak jahat dan tidak menyerang. Mereka tidak membenci dan menghargai. Yups, dari segi kemanusiaan mereka sama atau bahkan lebih bagus, daripada orang beragama. Terus di mana terdapat kafir jahat? Atheis jahat?
Mereka ada di dunia maya. Mereka bersembunyi dari tempatnya. Mereka merasa bebas. Dikiranya malaikat munkar dan nakir nggak punya jaringan internet untuk mengendus dan mencatat amal baik dan jari jarinya yang sering dengan jahatnya mengetik menafikan keberadaan Tuhan.
Dengan didukung jaringan internet yang lancar, saya menjelajah alam ghaib. Menjelajah relung relung dunia tanpa batas, katanya. Tanpa batas secara dimensi maupun tanpa batas secara moral. Masya Allah betapa beraninya mereka mengetik. (bukan berkoar). Jari jari lentik itu terus saja mengetik mempertanyakan keberadaan Allah, Surga , neraka dan rata rata tidak mempercayainya.
Golongan yang beragama pun sekedar mengatakan bahwa dia orang yang beragama dan menganggap itu hak pribadi yang nggak mau diketahui oleh siapapun. Tidak mau diganggu. Tidak mau dicampuri. bahkan tidak mau diingatkan jika ada yang salah.
Memang nggak bisa dibantah, banyak situs situs agama. Situs situs pendidikan. Bahkan saya seringkali saya belajar dari siaran dosen dosen terkemuka dari MIT maupun dari India yang terkenal dengan e learning nya. Tapi demikianlah, si kaum nggak percaya Tuhan semaikin merajalela menunjukkan eksitensi dan keberadaannya.
Sesekali UU ITE berhasil "ndemak" orang yang kebetulan sial. Yang kebetulan menghina seseorang dan dilaporkan. Beberapa kali orang yang "nggak seberapa bersalah" menurut anggapan umum, telah divonis sehingga menimbulkan empati yang luar biasa. Beberapa orang ditangkap karena pasal penghinaan. Tapi ketika mereka menghina Tuhan, siapa yang akan menangkap? Apakah mereka menunggu Tuhan sendiri yang akan menghukum?
Agama. Aagama menurutku adalah sebuah tuntunan. Apapun agama itu mengajak kepada kebaikan. Dan karena saya sudah meyakini islam, maka islam lah yang terbaik munurutku. Saya menghormati yang lain tapi tidak mengakui kebenarannya. Mohon dibedakan antara menghormati dan mengakui.
Sementara saya sering melihat orang atheis berlaku baik. namun tetap saj hati mereka kosong.
Pada suatu hari ada orang atheis yang masuk islam. Dalam sebuah ceramahnya beliau berkata, kenapa dia memeluk Islam padahal sistem di negaranya sudah baik? Sudah teratur? Sudah rapi?
Jawabnya, jika saya beragama, maka di masa tua ada sesuatu yang saya "arep arep". Ketika saya kelak mati ada sesuatu yang kami tunggu tunnggu. Berbeda jika kami atheis, nggak ada sesuatu yang kami tunggu.
Lagi pula seandainya saya sudah masuk islam dan ternya Allah itu tidak ada, akhirat tidak ada dan surga nerka tidak ada, saya tidak rugi.
Sementara kebalikannya, kadung saya atheis terus ternyata Allah, Surga dan Neraka itu ternyata ada? Matek aku...................
Jangan... jangan percaya pada provokasi kaum kafir bahwa agama menimbulkan kekacauan. Justru agamA menawarkan kedamaian. Yang tidak perNah didapat oleh kaum atheis.
Note:
Kafir dalam tulisan ini adalah orang yang tidak beragama
Hal itu tak lain karena saya hidup di Indonesia, negara yang beragama. Sehingga kekafiran atau keatheisan merupakan sebuah aib tersendiri.
Sejak 3 tahun terakhir hidup di Jepang, barulah saya bertemu dengan orang kafir. Kafir dalam hal ini adalah atheis. Namun mereka bukan pembenci agama. Mereka sejak awal tidak beragama. kafir dan atheis dalam makna sebenarnya. Mereka tidak jahat dan tidak menyerang. Mereka tidak membenci dan menghargai. Yups, dari segi kemanusiaan mereka sama atau bahkan lebih bagus, daripada orang beragama. Terus di mana terdapat kafir jahat? Atheis jahat?
Mereka ada di dunia maya. Mereka bersembunyi dari tempatnya. Mereka merasa bebas. Dikiranya malaikat munkar dan nakir nggak punya jaringan internet untuk mengendus dan mencatat amal baik dan jari jarinya yang sering dengan jahatnya mengetik menafikan keberadaan Tuhan.
Dengan didukung jaringan internet yang lancar, saya menjelajah alam ghaib. Menjelajah relung relung dunia tanpa batas, katanya. Tanpa batas secara dimensi maupun tanpa batas secara moral. Masya Allah betapa beraninya mereka mengetik. (bukan berkoar). Jari jari lentik itu terus saja mengetik mempertanyakan keberadaan Allah, Surga , neraka dan rata rata tidak mempercayainya.
Golongan yang beragama pun sekedar mengatakan bahwa dia orang yang beragama dan menganggap itu hak pribadi yang nggak mau diketahui oleh siapapun. Tidak mau diganggu. Tidak mau dicampuri. bahkan tidak mau diingatkan jika ada yang salah.
Memang nggak bisa dibantah, banyak situs situs agama. Situs situs pendidikan. Bahkan saya seringkali saya belajar dari siaran dosen dosen terkemuka dari MIT maupun dari India yang terkenal dengan e learning nya. Tapi demikianlah, si kaum nggak percaya Tuhan semaikin merajalela menunjukkan eksitensi dan keberadaannya.
Sesekali UU ITE berhasil "ndemak" orang yang kebetulan sial. Yang kebetulan menghina seseorang dan dilaporkan. Beberapa kali orang yang "nggak seberapa bersalah" menurut anggapan umum, telah divonis sehingga menimbulkan empati yang luar biasa. Beberapa orang ditangkap karena pasal penghinaan. Tapi ketika mereka menghina Tuhan, siapa yang akan menangkap? Apakah mereka menunggu Tuhan sendiri yang akan menghukum?
Agama. Aagama menurutku adalah sebuah tuntunan. Apapun agama itu mengajak kepada kebaikan. Dan karena saya sudah meyakini islam, maka islam lah yang terbaik munurutku. Saya menghormati yang lain tapi tidak mengakui kebenarannya. Mohon dibedakan antara menghormati dan mengakui.
Sementara saya sering melihat orang atheis berlaku baik. namun tetap saj hati mereka kosong.
Pada suatu hari ada orang atheis yang masuk islam. Dalam sebuah ceramahnya beliau berkata, kenapa dia memeluk Islam padahal sistem di negaranya sudah baik? Sudah teratur? Sudah rapi?
Jawabnya, jika saya beragama, maka di masa tua ada sesuatu yang saya "arep arep". Ketika saya kelak mati ada sesuatu yang kami tunggu tunnggu. Berbeda jika kami atheis, nggak ada sesuatu yang kami tunggu.
Lagi pula seandainya saya sudah masuk islam dan ternya Allah itu tidak ada, akhirat tidak ada dan surga nerka tidak ada, saya tidak rugi.
Sementara kebalikannya, kadung saya atheis terus ternyata Allah, Surga dan Neraka itu ternyata ada? Matek aku...................
Jangan... jangan percaya pada provokasi kaum kafir bahwa agama menimbulkan kekacauan. Justru agamA menawarkan kedamaian. Yang tidak perNah didapat oleh kaum atheis.
Note:
Kafir dalam tulisan ini adalah orang yang tidak beragama
0
3.6K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan