- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi: Lebih Baik Bertarung Daripada Hanya Ikut Kepentingan Negara Lain
TS
abdi.dongkap
Jokowi: Lebih Baik Bertarung Daripada Hanya Ikut Kepentingan Negara Lain
Quote:
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konfernsi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia (Asia-Pacific Economic Cooperation-APEC) di Beijing, Tiongkok, Senin (10/11) hingga Selasa (11/11).
Kehadiran Jokowi adalah yang pertama di forum internasional setelah dilantik 20 Oktober lalu.
Figur Jokowi cukup menarik perhatian para peserta APEC, karena dikenal dengan gaya pemipin yang lugas, sederhana, apa adanya. Dia juga dikenal dengan gaya menyapa serta melihat pembangunan di masyarakat melalui blusukan.
Forum APEC dihadiri 21 kepala negara dari Asia-Pasifik, di antaranya Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Tiongkok Xi Jianping, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee.
Forum ini juga dihadiri hampir 500 orang pemimpin perusahaan besar di dunia.
Dalam forum ini, berbagai isu ekonomi dikemukakan. Berbagai kepentingan juga disampaikan oleh tiap-tiap kepala negara.
Jokowi mengakui ada tarik-menarik kepentingan dari para pemipin dunia untuk memberi pengaruh, khusunya terhadap Indonesia.
Namun Indonesia tidak terpengaruh dengan tarik-menarik tersebut. Indonesia berada di tengah dengan menempatkan politik luar negeri bebas-aktif sebagaimana diamanatkan konstitusi.
"Kelihatan, pas makan malam kenapa saya ada di sebelah kanannya Presiden Xi Jinping (Tiongkok), di sana ada Obama (Amerika), lalu Putin (Rusia). Saya berada di mana, tengah. Itu simbol. Simbol-simbol itu harus bisa dibaca," kata Jokowi dalam wawancara doorstop di hotel Kempinski, Senin malam.
Ia menyebut Indonesia menjadi satu negara yang menjadi rebutan dunia, terutama para peserta APEC. Pasalnya, Indonesia punya posisi strategis di kawasan ASEAN dan Asia serta dunia.
Indonesia juga negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan berhasil menyelaraskan antara demokrasi dan Islam.
Menanggapi ide kawasan perdagangan bebas Asia-Pasifik yang ditawarkan Tiongkok tetapi berlawanan dengan Trans Asia-Pasifik, Jokowi menegaskan tidak mau masuk ke satu kepentingan saja.
Indonesia memiliki strategi sendiri setelah berhitung dan berkalkulasi dengan produk-produk yang dimiliki Indonesia.
“Kita enggak masuk ke situ. Kita harus berkalkulasi dulu produk-produk kita. Apa yang menguntungkan kita, jangan kita ditarik untuk kepentingan mereka. Lebih bagus tarung kalau seperti itu, karena banyak produk kita yang tidak masuk ke pasar mereka. Padahal ditanam rakyat,” jelas Jokowi.
Ia menyebut contoh rotan, kelapa sawit, kertas, hasil tangkapan ikan, dan sejumlah produk lainnya yang tidak dibuka akses pasarnya bagi Indonesia. Padahal yang menghasilkan produk-produk itu bukan perusahaan besar tetapi rakyat biasa.
“Hal seperti itu harus berani kita meminta membuka. Jangan kita diminta membuka dan orang lain membanjiri negeri kita,” tuturnya.
Dia menegaskan persoalan-persoalan seperti itu yang disampaikan pada pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara.
Sepanjang Senin (10/11), Jokowi mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Viet Nam, Truong Tan Sang, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jokwi juga meminta pola kerja sama yang berimbang, tanpa menganggap lemah yang lain.
“Selalu saya sampaikan, termasuk dengan Obama. Saya kan blak-blakan, sampai mereka kaget. Saya mintanya kan to the point aja, enggak belok-belok,” tuturnya. [R-14/L-8]
Kehadiran Jokowi adalah yang pertama di forum internasional setelah dilantik 20 Oktober lalu.
Figur Jokowi cukup menarik perhatian para peserta APEC, karena dikenal dengan gaya pemipin yang lugas, sederhana, apa adanya. Dia juga dikenal dengan gaya menyapa serta melihat pembangunan di masyarakat melalui blusukan.
Forum APEC dihadiri 21 kepala negara dari Asia-Pasifik, di antaranya Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Tiongkok Xi Jianping, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee.
Forum ini juga dihadiri hampir 500 orang pemimpin perusahaan besar di dunia.
Dalam forum ini, berbagai isu ekonomi dikemukakan. Berbagai kepentingan juga disampaikan oleh tiap-tiap kepala negara.
Jokowi mengakui ada tarik-menarik kepentingan dari para pemipin dunia untuk memberi pengaruh, khusunya terhadap Indonesia.
Namun Indonesia tidak terpengaruh dengan tarik-menarik tersebut. Indonesia berada di tengah dengan menempatkan politik luar negeri bebas-aktif sebagaimana diamanatkan konstitusi.
"Kelihatan, pas makan malam kenapa saya ada di sebelah kanannya Presiden Xi Jinping (Tiongkok), di sana ada Obama (Amerika), lalu Putin (Rusia). Saya berada di mana, tengah. Itu simbol. Simbol-simbol itu harus bisa dibaca," kata Jokowi dalam wawancara doorstop di hotel Kempinski, Senin malam.
Ia menyebut Indonesia menjadi satu negara yang menjadi rebutan dunia, terutama para peserta APEC. Pasalnya, Indonesia punya posisi strategis di kawasan ASEAN dan Asia serta dunia.
Indonesia juga negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan berhasil menyelaraskan antara demokrasi dan Islam.
Menanggapi ide kawasan perdagangan bebas Asia-Pasifik yang ditawarkan Tiongkok tetapi berlawanan dengan Trans Asia-Pasifik, Jokowi menegaskan tidak mau masuk ke satu kepentingan saja.
Indonesia memiliki strategi sendiri setelah berhitung dan berkalkulasi dengan produk-produk yang dimiliki Indonesia.
“Kita enggak masuk ke situ. Kita harus berkalkulasi dulu produk-produk kita. Apa yang menguntungkan kita, jangan kita ditarik untuk kepentingan mereka. Lebih bagus tarung kalau seperti itu, karena banyak produk kita yang tidak masuk ke pasar mereka. Padahal ditanam rakyat,” jelas Jokowi.
Ia menyebut contoh rotan, kelapa sawit, kertas, hasil tangkapan ikan, dan sejumlah produk lainnya yang tidak dibuka akses pasarnya bagi Indonesia. Padahal yang menghasilkan produk-produk itu bukan perusahaan besar tetapi rakyat biasa.
“Hal seperti itu harus berani kita meminta membuka. Jangan kita diminta membuka dan orang lain membanjiri negeri kita,” tuturnya.
Dia menegaskan persoalan-persoalan seperti itu yang disampaikan pada pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara.
Sepanjang Senin (10/11), Jokowi mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Viet Nam, Truong Tan Sang, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jokwi juga meminta pola kerja sama yang berimbang, tanpa menganggap lemah yang lain.
“Selalu saya sampaikan, termasuk dengan Obama. Saya kan blak-blakan, sampai mereka kaget. Saya mintanya kan to the point aja, enggak belok-belok,” tuturnya. [R-14/L-8]
sumbernyah
0
1.4K
Kutip
14
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan