- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ingin Batalkan Kenaikan Harga, Rizal Ramli Sarankan Oktan BBM Premium Jadi 83


TS
warsarawa
Ingin Batalkan Kenaikan Harga, Rizal Ramli Sarankan Oktan BBM Premium Jadi 83
JAKARTA, KOMPAS.com - Menurunkan jumlah oktan bahan bakar subsidi jenis premium, dinilai dapat
menjadi salah satu solusi pembatalan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya,
dalam solusi tersebut akan diajukan dan dibahas
bersama pimpinan parlemen. "Turunkan oktan premium, karena terlalu tinggi. Jadi
kita buat BBM untuk rakyat yang oktannya rendah,"
ujar mantan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Rizal Ramli, saat ditemui di Komplek
Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2014). Rizal mengatakan, tingkat oktan premium saat ini
mencapai 88-90. Jumlah tersebut dinilai terlalu
tinggi. Ia menyarankan agar jumlah oktan diturunkan
menjadi sekitar 83. Dengan diturunkannya oktan
BBM, menurut Rizal, masyarakat berpenghasilan
tinggi yang biasa menggunakan premium untuk mobil mewah, akan beralih menggunakan pertamax. Oktan yang rendah, sebut Rizal, tidak cocok digunakan
untuk mesin mobil baru, apalagi yang terbilang
mewah. "Nanti yang pakai BBM bersubsidi hanya
nelayan, angkutan umum, dan pengendara sepeda
motor. Jadi volume penggunaan premium bisa turun
hingga 40 persen," kata Rizal. Selain itu, ia juga mengusulkan agar harga pertamax
dinaikan. Menurut Rizal, kelebihan yang didapat dari
penjualan pertamax, nantinya akan digunakan untuk
menutupi subsidi premium. Bahkan, kata Rizal, negara
bisa memperoleh keuntungan lebih dari mekanisme
tersebut. "Prinsipnya, yang mampu bayar lebih mahal. Malah
negara bisa untung hingga 130 triliun," kata Rizal. Rizal mengatakan, usulan tersebut masih akan
diajukan kepada pimpinan DPD dan beberapa komisi di
DPR. Ia berharap agar pemerintah di bawah
pemerintahan Presiden Joko Widodo dapat
mengambil kebijakan yang lebih memperhatikan
kepentingan rakyat kecil.
menjadi salah satu solusi pembatalan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya,
dalam solusi tersebut akan diajukan dan dibahas
bersama pimpinan parlemen. "Turunkan oktan premium, karena terlalu tinggi. Jadi
kita buat BBM untuk rakyat yang oktannya rendah,"
ujar mantan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Rizal Ramli, saat ditemui di Komplek
Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2014). Rizal mengatakan, tingkat oktan premium saat ini
mencapai 88-90. Jumlah tersebut dinilai terlalu
tinggi. Ia menyarankan agar jumlah oktan diturunkan
menjadi sekitar 83. Dengan diturunkannya oktan
BBM, menurut Rizal, masyarakat berpenghasilan
tinggi yang biasa menggunakan premium untuk mobil mewah, akan beralih menggunakan pertamax. Oktan yang rendah, sebut Rizal, tidak cocok digunakan
untuk mesin mobil baru, apalagi yang terbilang
mewah. "Nanti yang pakai BBM bersubsidi hanya
nelayan, angkutan umum, dan pengendara sepeda
motor. Jadi volume penggunaan premium bisa turun
hingga 40 persen," kata Rizal. Selain itu, ia juga mengusulkan agar harga pertamax
dinaikan. Menurut Rizal, kelebihan yang didapat dari
penjualan pertamax, nantinya akan digunakan untuk
menutupi subsidi premium. Bahkan, kata Rizal, negara
bisa memperoleh keuntungan lebih dari mekanisme
tersebut. "Prinsipnya, yang mampu bayar lebih mahal. Malah
negara bisa untung hingga 130 triliun," kata Rizal. Rizal mengatakan, usulan tersebut masih akan
diajukan kepada pimpinan DPD dan beberapa komisi di
DPR. Ia berharap agar pemerintah di bawah
pemerintahan Presiden Joko Widodo dapat
mengambil kebijakan yang lebih memperhatikan
kepentingan rakyat kecil.
0
3K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan