Sebagai pebisnis, Jaya terbilang tangguh dan tahan banting. Bagaimana tidak, meski kerap ditipu dan bangkrut, ia tak bergeming..

Menggunakan t-shirt plus celana bahan, penampilan Jaya Setiabudi terlihat sangat santai di gelaran kopdarnya komunitas Yuk Bisnis, Sabtu (11/8) kemarin. Tak tampak sebagai seorang pebisnis yang kerap warawiri bersama kolega.
Menariknya, di acara itu, dirinya ternyata memberikan beberapa materi yang berkaitan dengan dunia bisnis. Setiap kata-katanya pun didengarkan oleh audience dengan seksama.
Ia begitu sederhana, meski selama ini di kenal sebagai seorang penulis buku, trainer serta pengusaha yang sukses. Ia pun sering diundang untuk mengisi berbagai seminar yang berkaitan dengan bisnis.
Pria lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Aditama Surabaya (ITATS) itu mengawali karir sebagai seorang bisnisman pada tahun 1998. Awalnya, ia sempat bekerja di Astra Microtonics Tecnology (AMT) selama setahun empat bulan. Hingga akhirnya, mengundurkan diri dan beralih untuk menjadi bisnisman.
“Saya bekerja untuk belajar dan membangun etos kerja, makanya setelah saya sudah mendapatkannya saya pun langsung mengundurkan diri,” ujar Jaya kepada TNOL.

Ia mengaku keputusannya untuk menjadi seorang pengusaha, karena terispirasi dari cita-cita ayah tercintanya yang ingin menjadi pengusaha. Cerita Jaya, ayahnya dahulu adalah seorang karyawan swasta biasa, sampai tua ia pun bekerja banting tulang untuk mencari nafkah.

Tak heran, ayahnya sempat berpesan kepada Jaya. ”Lebih baik jadi bos daripada jadi karyawan. Karyawan nggak kerja nggak bisa makan, bos nggak kerja tetap bisa makan,” ujar Jaya menirukan perkataan ayahnya.

Jaya mengawali usaha dengan membuka bisnis di bidang industrial supply, lambat laun usahanya pun kian melebar dan mulailah ia mendirikan berbagai usaha. Antara lain PT KS Technology yang bergerak di bidang industrial automation, PT Momentum Technology (distributor spare part dan sensor), PT Momentum Entrepreneur Mindset (training entrepreneurship).

PT Karya Setia Abadi (distributor oli dan konstruksi baja ringan), CV Kawan Setia Industri (pemasok food and beverage serta memiliki jaringan retail store ”The Farmer”) dan PT Momentum Retail Management (jasa konsultan bisnis retail).

Cukup banyak bidang usaha yang dikembangkannya. Namun, Jaya mengakui, dari setiap usaha yang dibangun tidak semuanya berlangsung sukses. Ada juga bisnis yang bangkrut atau gulung tikar, penyebabnya pun sangat beragam. Mulai dari salah menerapkan strategi pemasaran, ditipu, tersangkut hukum dan lain sebagainya.

“Mungkin ada sekitar 5 usaha yang saya geluti akhirnya gagal,” kata Jaya.

Kendati sering tertipu dan tersandung beberapa kasus tidak mengenakkan lainnya, toh tidak membuat Jaya patah arang. Dirinya tetap semangat untuk menjadi seorang bisnisman yang tangguh dan handal. Semua itu bisa terjadi karena setiap memulai bisnis, ia sudah mempersiapkan diri untuk menjadi bangkrut.

Sehingga, secara mental dia tidak akan cepat down ketika mengalami kesulitan. “Seorang pebisnis harus bisa memotivasi dirinya sendiri, untuk bisa bangkit dari keterpurukan,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, pria berkacamata ini tak lagi turun langsung dalam mengelola bisnis-bisnisnya. Ia menyerahkan seluruh bisnisnya tersebut kepada kalangan profesional dan Jaya hanya memegang saham-sahamnya saja. Nah, untuk saat ini Jaya sibuk untuk turun langsung mengajak masyarakat khususnya kaum muda untuk menjadi pengusaha.

Makanya, tak heran, akhirnya Jaya mendirikan Young Entrepreneur Academy (tempat kursus menjadi enterpreneur), serta Yuk Bisnis.com, yakni sebuah website yang memberikan kesempatan kepada komunitas bisnis untuk bisa saling sharing dan berjualan. Menurutnya, membentuk sebuah komunitas berdampak positif. Karena, dengan membentuk komunitas dan berdiri di dalamnya, Jaya mengaku bisa mendapatkan banyak keuntungan. Yakni, link bisnis yang tentunya akan berdampak luar biasa bagi dirinya.

Yuk bisnis.com sendiri dibentuk belumlah lama, yakni sekitar April 2012. Meski begitu, website ini telah didatangi sekitar 50.000 pengguna, yang menjual beragam produk-produk yang beranekaragam mulai dari gadget, kuliner, percetakan, penjualan pakaian bayi, supplier bahan bangunan, hingga laundry.

Written by Novriyadi