- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Anak 12 Tahun menjadi CEO bisnis Milyaran Rupiah


TS
bimo.singo
Anak 12 Tahun menjadi CEO bisnis Milyaran Rupiah








Spoiler for Prolog:
Malam minggu mau ngapain ?? Bingung?? Kali ini saya mau share artikel menarik dan semoga memotifasi agan kaskuser lainya. Kali ini tentang pria kecil berkulit hitam berumur 12 Tahun yang sukses membangun bisnis hingga bernilai Milyaran Rupiah. Bisnisnya dengan ide simpel dan dari barang kesukaanya yang sering dia pakai DASI KUPUKUPU bisa menghantarkan CEO muda ini memiliki Bisnis Milyaran Rupiah
Spoiler for Penampakan Si Bocah:

Spoiler for Artikel Lengkapnya:
Klik News – Tidak semua generasi muda zaman sekarang suka bermanja dengan orang tuanya. Moziah Bridges, misalnya, di usia 12 tahun sudah menekuni dunia wirausaha. Di saat yang sama, ia rela mengurangi waktu bermain dan mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.
Bisnis yang ia jalankan tidak main-main. Nilainya ditaksir mencapai 150 ribu dollar AS.
Ia memulai bisnisnya saat masih berusia 9 tahun dengan bimbingan orang tuanya. Bridges yang masih belum beranjak remaja itu kini sudah memimpin tim yang terdiri dari 5 orang. Tidak heran, ia dan bisnisnya sudah banyak diliput media. Ia pernah tampil di acara TV Shark Tank dan hadir di majalah O milik Oprah Winfrey dan majalah Vogue.
“Saya suka mengenakan dasi kupu-kupu karena membuat saya merasa percaya diri dan bersemangat,”tulis Bridges dalam situs resminya. “Mendesain dasi yang berwarna-warni merupakan bagian dari visi saya untuk membuat dunia makin menyenangkan dan menggembirakan.”
Bahkan di usia belia, anak yang sudah menjadi penggemar fashion ini tak segan berpakaian yang bergaya. Di usia 4 tahun, Bridges mengenakana setelan jas dan dasi kapanpun ia keluar dan ingin mengenakan pakaiannya sendiri.
Bisnisnya yang bernama “Mo’s Bows” lahir dari kecintaannya atas dasi kupu-kupu dan ketidakpuasannya atas pilihan warna busana-busana yang tersedia bagi anak-anak seusianya di pasar saat ini. Yang juga tidak kalah buruk ialah seleksi busana yang dijual untuk segmen anak. Ia merasa kurang puas saat menemukan dasi-dasi itu hanya dipakai dengan klip, tidak ditalikan dengan manual. Ia yakin bahwa pria sejati harus memakai dasinya sendiri, bukan asal pakai. Neneknya mengajarkannya menjahit dengan tangan dan menggunakan mesin jahit manual dengan menggunakan scrap untuk menciptakan aksesoris di leher yang disukainya.
Dalam beberapa bulan, ia sudah menciptakan koleksi busana anak dengan lebih dari 2 lusin dasi kupu-kupu. Para teman dan keluarga jatuh cinta dengan karya-karyanya.Bridges menaikkan produksinya, memamerkan juga dasi kupu-kupu yang lebih rapi dan berkelas dari kain vintage sang nenek dalam sebuah kumpulan cetakan bunga-bunga dan nuansa Afrika, dan bahkan sehelai gaun taffeta.
Berita itu pun menyebar luas ke banyak orang dan segera setelah itu, Bridges menerima pesanan melalui Facebook dan menjualnya semua di Etsy Store. Seiring dengan naiknya permintaan, ibu, nenek, dan anggota keluarga Bridges lainya pun membantunya mengelola proses produksi dan bisnis secara umum.
Kini setiap dasi kupu-kupu masih dijahit sendiri meskipun Bridges telah muali beralih dari material vintage/ lama menuju tweed dan gingham, dengan kain satin dan sutra formal. Dasinya masih tersedia di toko onlinenya sendiri, di situs kerajinan tangan Etsy dan di berbagai butik di sepenjuru Texas, South Carolina, dan Tennessee.
Saat ditanya siapa yang menjadi idolanya, ia mengatakan mengidolakan Daymond John, yang menjadi pembimbingnya sejak tampil di Shark Tank.
Seolah keberhasilan awalnya di bisnis belum memadai, Bridges juga menjadi filantropis. Musim panas tahun ini, ia menyumbangkan 1600 dollar untuk mengirimkan 10 orang anak dari rumahnya di Memphis ke Glenview Summer Camp.
Dalam sebuah tulisan di blognya, Bridges menuliskan,”Memphis dianggap yang terparah dalam masalah kelaparan anak-anak, mayoritas anak-anak hanya makan saat sekolah masih buka. Di pusat kegiatan masyarakat, anak-anak mendapatkan makanan dan waktu bermain. Memberikan sumbangsih pada komunitas membantu saya untuk lebih rendah hati. Kegiatan ini juga mebuat saya tersenyum karena saya melihat anak0anak lain tersenyum dan menikmati kegiatan kamp.”
Apakah gebrakan selanjutnya dari entrepreneur anak satu ini? Dalam sebuah wawancara terkini, Bridges mengatakan ia ingin kuliah dan mulai mendirikan bisnis busana jika nanti sudah berusia 20.
Ia sudah menetapkan cita-citanya.Moziah Bridges memiliki kehidupan yang bahagia dan berwarna-warna dengan keberhasilan bisnis, amal sosial, keseimbangan kegiatan sekolah dan sosial dan tujuan yang positif di masa depannya. Meski menjadi pebisnis di usia muda, bukan berarti masa kecilnya terebut. Bahkan ia masih selalu tidur pukul 8.30 malam tepat seperti yang dilakukan anak-anak seusianya.
Editor: Marga B
Bisnis yang ia jalankan tidak main-main. Nilainya ditaksir mencapai 150 ribu dollar AS.
Ia memulai bisnisnya saat masih berusia 9 tahun dengan bimbingan orang tuanya. Bridges yang masih belum beranjak remaja itu kini sudah memimpin tim yang terdiri dari 5 orang. Tidak heran, ia dan bisnisnya sudah banyak diliput media. Ia pernah tampil di acara TV Shark Tank dan hadir di majalah O milik Oprah Winfrey dan majalah Vogue.
“Saya suka mengenakan dasi kupu-kupu karena membuat saya merasa percaya diri dan bersemangat,”tulis Bridges dalam situs resminya. “Mendesain dasi yang berwarna-warni merupakan bagian dari visi saya untuk membuat dunia makin menyenangkan dan menggembirakan.”
Bahkan di usia belia, anak yang sudah menjadi penggemar fashion ini tak segan berpakaian yang bergaya. Di usia 4 tahun, Bridges mengenakana setelan jas dan dasi kapanpun ia keluar dan ingin mengenakan pakaiannya sendiri.
Bisnisnya yang bernama “Mo’s Bows” lahir dari kecintaannya atas dasi kupu-kupu dan ketidakpuasannya atas pilihan warna busana-busana yang tersedia bagi anak-anak seusianya di pasar saat ini. Yang juga tidak kalah buruk ialah seleksi busana yang dijual untuk segmen anak. Ia merasa kurang puas saat menemukan dasi-dasi itu hanya dipakai dengan klip, tidak ditalikan dengan manual. Ia yakin bahwa pria sejati harus memakai dasinya sendiri, bukan asal pakai. Neneknya mengajarkannya menjahit dengan tangan dan menggunakan mesin jahit manual dengan menggunakan scrap untuk menciptakan aksesoris di leher yang disukainya.
Dalam beberapa bulan, ia sudah menciptakan koleksi busana anak dengan lebih dari 2 lusin dasi kupu-kupu. Para teman dan keluarga jatuh cinta dengan karya-karyanya.Bridges menaikkan produksinya, memamerkan juga dasi kupu-kupu yang lebih rapi dan berkelas dari kain vintage sang nenek dalam sebuah kumpulan cetakan bunga-bunga dan nuansa Afrika, dan bahkan sehelai gaun taffeta.
Berita itu pun menyebar luas ke banyak orang dan segera setelah itu, Bridges menerima pesanan melalui Facebook dan menjualnya semua di Etsy Store. Seiring dengan naiknya permintaan, ibu, nenek, dan anggota keluarga Bridges lainya pun membantunya mengelola proses produksi dan bisnis secara umum.
Kini setiap dasi kupu-kupu masih dijahit sendiri meskipun Bridges telah muali beralih dari material vintage/ lama menuju tweed dan gingham, dengan kain satin dan sutra formal. Dasinya masih tersedia di toko onlinenya sendiri, di situs kerajinan tangan Etsy dan di berbagai butik di sepenjuru Texas, South Carolina, dan Tennessee.
Saat ditanya siapa yang menjadi idolanya, ia mengatakan mengidolakan Daymond John, yang menjadi pembimbingnya sejak tampil di Shark Tank.
Seolah keberhasilan awalnya di bisnis belum memadai, Bridges juga menjadi filantropis. Musim panas tahun ini, ia menyumbangkan 1600 dollar untuk mengirimkan 10 orang anak dari rumahnya di Memphis ke Glenview Summer Camp.
Dalam sebuah tulisan di blognya, Bridges menuliskan,”Memphis dianggap yang terparah dalam masalah kelaparan anak-anak, mayoritas anak-anak hanya makan saat sekolah masih buka. Di pusat kegiatan masyarakat, anak-anak mendapatkan makanan dan waktu bermain. Memberikan sumbangsih pada komunitas membantu saya untuk lebih rendah hati. Kegiatan ini juga mebuat saya tersenyum karena saya melihat anak0anak lain tersenyum dan menikmati kegiatan kamp.”
Apakah gebrakan selanjutnya dari entrepreneur anak satu ini? Dalam sebuah wawancara terkini, Bridges mengatakan ia ingin kuliah dan mulai mendirikan bisnis busana jika nanti sudah berusia 20.
Ia sudah menetapkan cita-citanya.Moziah Bridges memiliki kehidupan yang bahagia dan berwarna-warna dengan keberhasilan bisnis, amal sosial, keseimbangan kegiatan sekolah dan sosial dan tujuan yang positif di masa depannya. Meski menjadi pebisnis di usia muda, bukan berarti masa kecilnya terebut. Bahkan ia masih selalu tidur pukul 8.30 malam tepat seperti yang dilakukan anak-anak seusianya.
Editor: Marga B
[CENTER]




[CENTER]




0
2.6K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan