Ketika Perbedaan Menjadi Jurang Hubungan (ini solusinya)
TS
RIANCONSPIRACY
Ketika Perbedaan Menjadi Jurang Hubungan (ini solusinya)
Ketika Perbedaan Menjadi Jurang Hubungan
Quote:
Tuhan memang satu, kitanya saja yang tidak seksama.
Kasus kali ini adalah kasus klasik yang telah menginspirasi banyak sekali lagu. Pernahkah merasakan langsung atau mendengar pengalaman orang yang 'tersentil' ketika mendengar lagu Peri Cintaku dari Marcell? Cerita TS bersinggungan dengan lirik lagu ini. Jujur, TS belum pernah menjalani hubungan beda agama, karena TS menolak repot. TS juga punya banyak pertanyaan ketika mendengar ada yang terpaksa putus karena beda agama. Salah satunya adalah, “Apakah sebelum berpacaran kalian tidak tahu agama satu sama lain?”
Namun, sebenarnya cara melihat perbedaan agama itu berbeda untuk tiap orang. Ada yang bisa menerima, ada juga yang tidak. Banyak kasus yang dimulai oleh pihak keluarga yang tidak setuju, dan di Indonesia, keluarga masih tetap menjadi salah satu faktor penentu untuk kelanggengan atau kelanjutan sebuah hubungan.
Kasus:
Quote:
agan dan Gea telah berpacaran selama lebih dari 5 tahun. Hubungan kalian berkomitmen, dekat dan menyenangkan. Agan merasa Gea adalah sosok yang agan cari selama ini. Gea adalah orang yang jujur, pekerja keras, dan pendengar yang luar biasa. Yang paling penting adalah, kalian membuat satu sama lain merasa nyaman. Kalian pun mulai melihat ke arah pernikahan.
Keluarga kalian sudah saling mengenal. Agan cukup dekat dengan ibunya Gea, dan Gea pun diterima keluarga agan dengan cukup baik. Sampai ketika mereka melihat keseriusan dari hubungan kalian, mulailah hujan berisi banyak pertanyaan dan arahan. Keluarga agan senang dengan Gea, tetapi hanya akan merestui hubungan kalian kalau Gea setuju untuk pindah ke agama yg agan anut. Keluarga Gea tidak terlalu bermasalah dengan perbedaan agama kalian, kecuali bapaknya, yang merupakan seorang yg sangat taat dan lumayan fanatik dengan agama yang di anutnya. Bapaknya mulai mempertanyakan arah hubungan kalian, dan terus mengingatkan Gea untuk mencari pasangan hidup yang seiman.
Sebenarnya, kalian berdua tidak mempedulikan tentang perbedaan agama di antara kalian. Tetapi, sekarang dengan adanya desakan yang mengganggu dari orang-orang tersayang, kalian dipaksa untuk peduli.
Analisa:
Quote:
Nah, nah. Mulailah momen dimana agan berharap bisa bangun dari mimpi buruk ini. Mimpi buruk yang seharusnya sudah agan prediksi dari awal. Kamu tentu berharap kalau keluarga akan mengerti dan menerima perbedaan, atau Gea akan mau pindah agama. Tentu hal itu juga nyaris tidak mungkin, mengingat bapaknya yang sangat taat dan lumayan fanatik dengan agama yang di anutnya. Gea pun cukup taat dalam menjalankan agamanya. Agan bisa melihat bahwa hubungan kalian mulai bergerak menuju "Jl. Tidak Mungkin Bertahan", bukan "Jl. in aja dulu" ahaha. Padahal kalian saling sayang dan berkomitmen untuk terus bersama. Sekarang, hubungan kalian mulai goyah. Sekumpulan pertengkaran sepele yang merupakan refleksi dari kekhawatiran kalian pun mulai terjadi. Ingin sekali agan egois dan minta Gea untuk pindah demi agan. Tetapi, agan pun tahu bahwa agama adalah suatu hal personal yang tidak seharusnya di ikut campuri. Namun, orang tua agan pun mulai merongrong agan dengan banyak hal. Mereka ingin agan menikah dengan yang seiman, karena mereka percaya bahwa suami adalah iman dari rumah tangga. Agan hanya ingin bersama Gea, tetapi agan tidak ingin mengecewakan orang tua.
Solusi (pilihan ganda):
Quote:
1. Jalani sampai mentok
Spoiler for :
Kalian berdua masih bingung. Tidak ingin putus, tetapi tidak tahu juga harus berbuat apa agar keluarga memberi restu. Karena kedua pihak belum mampu (atau mau) membuat keputusan, ya mengapa tidak melakukan langkah klasik, yaitu menjalaninya sambil tetap berpikir positif? Langkah ini cukup beresiko, karena belum tentu ujung dari perjalanan ini adalah restu dan kebahagiaan. Bisa juga, ya ujung-ujungnya kalian harus putus. Who knows what happens next?
2. Cari tahu apa prioritas
Spoiler for :
Kalian ingin tetap bersama, tetapi tidak tahu harus berbuat apa dengan perbedaan agama. Pertanyaan terbesarnya adalah, lebih penting yang mana, agama atau bersama? TS mengerti, pertanyaan itu cukup mengejutkan. Jangan melotot dulu. Diskusikan baik-baik. Apakah kalian berdua percaya bahwa kalian harus menganut agama yang sama? Kalau iya, apa alasannya? Apa karena kalian berdua menganggap agama memang sepenting itu, atau karena syarat ‘administrasi’ demi restu keluarga? (Ya, mungkin solusi yang kedua ini akan memancing banyak reaksi. Ingat, ini hanya salah satu pilihan). Bicarakanlah dengan serius, demi mencari tahu langkah apa yang terbaik untuk kalian berdua. Apabila kalian komit untuk menjalani hubungan beda agama, maka kalian harus benar-benar siap dengan segala konsekuensi. Kalian harus sangat yakin dengan keputusan ini, agar bisa memberikan penjelasan rasional pada orang-orang terdekat.
3. Berhenti berenang sebelum tenggelam
Spoiler for :
Ya, pilihan yang ketiga adalah untuk putus. Agan takut hubungan kalian akan terus mengambang tanpa tujuan, dan semakin lama kalian menjalaninya, mungkin akan semakin sulit untuk melepaskan satu sama lain. Apalagi, kalian sangat sayang dengan orang tua dan tidak ingin membantah mereka. Jadi, mungkin putus adalah jawabannya. Lebih baik sakit hati di awal, dibanding harus merasakan akhir yang sangat pahit. Apabila agan dan Gea yakin untuk putus, bersiaplah dengan kemungkinan sakit hati yang berkepanjangan. Jangan ditunda-tunda putusnya. Tapi tenang saja, TS percaya sakit hati itu akan sembuh, walaupun yang menentukan kapannya adalah kamu sendiri.
Selamat memilih, dan TS doakan yang terbaik buat agan yah.
Quote:
I believe that love will always find a way to live, but it doesn’t care about your expectations.