Ini pertama kali saya membuat thread di forum ini. Berhubung saya baru masuk di perkuliahan dengan prodi hukum. Makanya saya ingin memperdalami apa saja Hukum itu melalui Forum melek hukum di Kaskus ini.
Mengapa saya menggunakan judul seperti itu ? karena saya masih perihatin akan keadaan Negara tercinta kita. Masih banyak rakyat - rakyat yang tertindas akibat keserakahan kaum - kaum kapitalis yang dengan sewenang mereka menidas rakyat -rakyat kecil secara tidak langsung.

Disini saya ingin menceritakan pengalaman saya sebagai anggota dari ormas dari regional tempat saya kuliah.

Saat itu saya dan ormas saya ingin pergi ke sebuah tempat dimana terjadi konflik sengketa tanah antara Petani dari desa Darmakeradenan tepatnya di Aji barang, Jawa Tengah tepatnya di sekretariat STAN AMPERA dengan PT RSA milik Yayasan Diponegoro.
Dimana konflik semakin memanas belakangan ini, disana kami ingin melakukan Rapat Umum Anggota (RUA). Akan tetapi terjadi penolakan persetujuan dari Kepala Desa sana. Dengan dalil menuduh ormas saya saat itu ingin membahas tentang persengketaan dengan pihak STAN AMPERA. Atas penolakan tersebut kami tetap melanjutkan RUA tersebut hingga 1 hari 1 malam, karena kami sudah menargetkan akan selesai dalam 3 hari. Di malam hari itu banyak sekali pemuda - pemuda yang datang menghampiri sekre dengan wajah seperti habis meminum minuman keras. Saya rasa itu ada suruhan dari pihak bersangkutan dalam mencari informasi melalui ormas kami terkait persengketaan tesebut.
Di pagi harinya kami melanjutkan Rapat, dan di siang hari muncul konflik yang membuat rapat kami terhenti. Setelah di selidiki ternyata pihak kepala desa mulai bersikeras untuk mengusir saya dan ormas saya dari sekre tersebut dengan membawa Militer dan Kapolsek setempat pun turun tangan atas peristiwa tersebut. Karena saya masih baru di ormas tersebut saya tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut, akan tetapi senior saya lah yang turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut di balai desa.
Setelah kelar, saya bertanya kepada senior saya. Dan dia mengatakan bahwa Kepala desa setempat masih kukuh tidak mengizinkan kami dengan alasan tadi. Dan disana senior saya di caci maki oleh beberapa orang yang senior saya duga adalah warga sekitar, akan tetapi dia bertanya kepada STAN AMPERA siapa orang-orang yang mencaci senior saya, dia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang suruhan dari pihak bersangkutan. Para mandor dari perkebunan yang di miliki PT. RSA, merekalah orang yang mengusir warga Darmakeradenan yang ingin bercocok tanam di area wilayah yang sekarang sudah dikuasi oleh PT. RSA.
Dan di balai desa tersebut, senior saya di tegur oleh polisi setempat bahwa dia mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut (dimana kewajiban seorang polisi yang harus mengayomi masyarakat ?)
Singkat cerita saya dan ormas saya berkemas untuk pergi meninggalkan desa tersebut dan kami tidak boleh kesana lagi karena mengganggu.
Dan akhirnya kami melanjutkan RUA di tempat lain.

Maaf jika ada kesalahan dalam cerita diatas, saya hanya ingin berbagi pengalaman pertama saya terhadap kondisi di negara ini walaupun itu masih sebagian kecil.
Lalu mengapa saya menceritakan disini, karena dihukumlah saya belajar. Siapa tahu ada pakar-pakar hukum hebat disini yang mau menanggapi permasalahan ini. Karena dalam kejadian ini pihak tani atau STAN AMPERA sudah tidak bisa merebut kembali hak tanahnya karena tidak satu orangpun dari mereka yang memiliki surat atas kepemilikan tanah tersebut walaupun itu memang tanah mereka. Makanya konflik ini sudah tidak bisa kalau dibahas tentang hukum.

Demikian THREAD dari saya, SALAM DEMOKRASI...