Virus Ebola yang akhir-akhir ini buat gaduh dunia dimanfaatkan ‘popularitasnya’ oleh orang tidak bertanggung jawab. Satu email yang mengaku dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berikat ‘warning’ terkait wabah itu yang disertai tips bagaimana melindungi diri. Sayangnya, email itu sengaja diinfeksi malware yang berbahaya bila menjangkit komputer user.

Spammer memanfaatkan rasa was-was netizen yang dihantui oleh penyebaran virus tersebut. Mewabah di Afrika Barat dan bagian dunia lain, satu email dikirimkan untuk meredakan kekhawatiran itu.

Namun, alih-alih meredakan was-was, email ini justru menambah masalah. Satu tips diberikan yang disematkan di lampiran, meminta penerima email membuka attachment tersebut. Jika itu dilakukan maka malware siap mengintai.

Sekali klik saja lampiran diakses, malware yang masuk keluarga trojan bernama DarkComet akan berikan akses penuh ke penjahat siber untuk me-remote komputer terinfeksi. Pengirim malware kemudian akan miliki akses ke sejumlah fitur komputer seperti mikrofon, mencuri kata sandi, atau bahkan mengunci dan mematikan komputer dari jarak jauh.

Menurut temuan Trustwave, kampanye ‘jahat’ ini berbeda dengan spammer lain yang umumnya targetkan jutaan korban. Malware ‘Ebola‘ hanya miliki target ‘satu’ yakni organisasi kesehatan. Jumlah calon korban sendiri hanya sekitar ratusan organisasi.

Hal ini disengaja sebab dengan mengirim ke organisasi yang miliki kepentingan (kesehatan) maka kemungkinan besar mereka akan membuka lampiran. Trustwave menilai daripada mengirim ke pengguna acak dengan volume tinggi, lebih baik menargetkan ke pengguna terpilih meski dalam volume rendah.