Kaskus

News

eCiputraAvatar border
TS
eCiputra
Olah Bambu Jadi Sepatu, Taufiq Bisa Raup Rp 250 Juta per Bulan
Olah Bambu Jadi Sepatu, Taufiq Bisa Raup Rp 250 Juta per Bulan

Inovasi, menjadi prinsip dasar pengusaha sepatu bernama Taufiq
Rahman. Pria yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini membuat sepatu
dengan bahan baku yang tak biasa.

Sepatu berbahan baku kulit, kanvas atau katun sudah biasa, namun
Taufiq membuat inovasi membuat sepatu dari bahan baku pohon bambu. Meski
dari bambu, produk sepatunya bukan bentangan bambu panjang yang
dipotong, melainkan serat bambu yang dipintal menjadi benang.

Idenya berawal pada 2013 lalu, ia berpikir untuk membuat sepatu
berbahan serat bambu. Sebelum terjun ke bisnis ini, ia sempat
memproduksi ribuan pasang kaus kaki berbahan sama setiap bulannya. Namun
produk kaus kaki jenis sudah banyak diproduksi produsen-produsen lain
di Bandung.

"Akhirnya saya bikin sepatu, saya dan akhirnya jadi sepatu. Baru saya
pasarkan secara resmi saat Indonesia Fashion week, lalu Inacraft.
Terakhir Indo Leather and Footwear," kata Taufiq ditemui detikFinance
saat mengikuti Pameran Produksi Indonesia di Harris Convention Center,
Festival City Link, Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/5/2014)

Taufiq tahu betul bagaimana cara mengembangkan bisnisnya meski baru
berjalan beberapa tahun. Strategi pemasarannya dengan rajin mengikuti
pameran. Dengan kegigihan Taufiq, produknya berhasil mendapat tempat di
hati konsumen dalam dan luar negeri.

"Itu dari India, Amerika, Itali. Mereka takjub," paparnya.

Respons pasar yang makin positif, membuat dirinya semakin percaya
diri (pede) untuk meningkatkan produksi. Dalam sebulan Taufiq mampu
memproduksi 500 pasang sepatu serat bambu yang diberi merek Parker, sama
dengan produk kaus kakinya.
Rata-rata sebanyak 400 pasang sepatu
laku terjual dalam sebulan. "Saya yakin tahun depan ini akan meledak,"
kata Ketua Umum Asosiasi Perajin Alas Kaki Indonesia ini.

Taufiq membanderol sepatunya dengan harga premium karena produksinya
belum skala besar. Ia membanderol sepatunya dengan harga Rp 800 ribu per
pasang.

"Kalau sudah produksi massal akan jauh lebih murah harganya, bisa
sampai di bawah Rp 500 ribu," kata Taufiq yang juga anggota Komunitas
Bambu Nusantara.

Banyak nilai jual dan keunggulan yang ditawarkannya dari sepatu
berbahan serat bambu ini. Pertama menurutnya, sepatu ini memiliki zat
yang bisa membunuh bakteri, jamur sehingga tidak menimbulkan bau. Selain
itu, daya serap dari sepatu ini 3,5 kali lipat lebih besar dibanding
sepatu berbahan katun.

"Tidak menimbulkan alergi dan dia hangat ketika musim hujan," tambahnya.

Selain itu, hal menarik dari sepatu ini adalah proses pembuatannya
yang berbeda dengan produk lain. Serat bambu dipintal menjadi benang,
lalu dicelup dan kemudian dirajut sesuai corak yang diinginkan. Barulah
bagian tersebut diproses dan digabungkan dengan bagian bawah.

"Saya akan mengembangkan yang corak seperti gedung sate, monas, atau lainnya," katanya.

Pendapatan yang ia kantongi per bulan dari bisnis sepatu bambu diperkirakan mencapai Rp 250 juta, dengan rata-rata sepatunya dijual Rp 600-700 ribu per pasang.

Bahan baku serat bambunya masih diimpor, kebanyakan dari Tiongkok.
Belum ada perusahaan di Indonesia yang memproduksi serat bambu. Padahal,
pohon bambu melimpah ruah dari Sabang sampai Merauke, dan bisa ditanam
di mana saja tanpa dipengaruhi musim tertentu.

Ia berharap ada solusi untuk hal ini, sehingga bahan bakunya tak
perlu diimpor, karena dia yakin serat bambu bisa menjadi alternatif
pengganti bahan katun atau kulit.

"Bagaimana agar pemerintah mendorong agar ada satu industri yang
membuat serat bambu. Bambu lahan luas, kapan saja bisa tanam, karena tak
butuh musim dan lahan khusus," jelasnya.

Workshop Parker, Sepatu Bambu
Jalan Sanggar Hurip Kencana VI No. 14-16A, Bandung, Jawa Barat

sumber
Diubah oleh eCiputra 24-06-2014 16:16
0
1.5K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan