- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Nih gan, warisan di Sulawesi yang masih ada dari Sebelum Masehi


TS
Kaskus Promo
Nih gan, warisan di Sulawesi yang masih ada dari Sebelum Masehi



Quote:
Gak abis-abis kekayaan di Indonesia Timur yaitu Sulawesi ya Gan. Dari utara sampe selatan, banyak banget wisata alam, history dan edukasi yang bisa kita dapet. Nah kali ini Tim Daihatsu Terios 7 Wonders coba ngebuktiin warisan budaya yang dilakukan bersama travel blogger dan awak media untuk mengeksplorasi keindahan Sulawesi dengan tema Terios 7 Wonders “Amazing Celebes Heritage”.

Tim Daihatsu Terios 7 Wonders Amazing Celebes Heritage harus menempuh jarak 447 km dari Rantepao menuju Tanjung Bira, akhirnya tim ekspedisi Daihatsu Terios 7 Wonders Amazing Celebes Heritage sukses menyelesaikan etape kelima. Perjalanan ditempuh melalui jalur Makale, Rekang, Sidrap, Watampone, Sinjai, dan Bulukumba, dalam waktu hampir 9 jam non-stop. Rombongan pun menyentuh bibir pantai Tanjung Bira pada malam hari.

Apalagi sih keajaiban yang ada di bumi Sulawesi?
Cekidot Gan!
Quote:
Quote:
Kapal Nabi Nuh

Setelah bermalam di bibir pantai, pada pagi harinya tim langsung bergerak ke pusat daerah pembuatan kapal tradisional Pinisi, namanya Desa Bira, Bontobahari, Bulukumba dan berjumpa salah satu pengerajin Syarifudin, 73.
Tim juga berinteraksi dengan kapal-kapal yang masih terlihat dalam proses pengerjaan. Syarifudin bercerita soal sejarah Pinisi di Tanjung Bira. Menurut kepercayaan suku setempat, Pinisi sudah ada sebelum 1.500 Masehi atau pada zaman Nabi masih hidup. Bahkan, warga setempat yang banyak berprofesi sebagai pengerajin Pinisi percaya kalau nenek moyangnya merupakan salah satu yang membuat bahtera milik Nabi Nuh.
Dari latar belakang ini, kemudian keahlian membuat Pinisi terus menurun dari generasi ke generasi warga Bulukumba, sampai saat ini. Salah satu ciri khas pengrajin kapal Pinisi di Tanjung Bira adalah keahliannya yang bersifat alami.
Spoiler for kapal phinisi:

Peralatan yang mereka gunakan relatif sederhana, mulai dari gergaji kayu, kapak, cangkul mini, palu, dan mata pahat. Untuk membengkokkan kayu yang digunakan pada bodi kapal, pengrajin masih memanfaatkan teknik membakar, bukan dengan mesin press yang sudah banyak digunakan pengrajin asal negara lain.
"Untuk membuat kapal sepanjang 50 meter dan lebar 10 meter, mereka tidak butuh menggambar sketsa dulu, tanpa cetak biru, desain grafis, atau perhitungan matematika yang jelimet. Jadi, semuanya ada di dalam otak mereka, mulai memilih kayu sampai akhirnya Pinisi jadi," beber Indra Aditya, salah satu pimpinan tim.

Quote:
Quote:
Bukan Kapal Biasa

Hebatnya lagi, kapal Pinisi hasil pengrajin asal Tanjung Bira sudah dikenal sampai ke mancanegara. Menurut warga setempat, Australia menjadi salah satu negara pemesan tetap, karena punya permintaan dari perusahaan wisata. Selain itu, pesanan juga datang dari Amerika Serikat dan Italia.
"Pesanan paling paling sering datang dari Italia. Salah satu alasannya mereka punya program pariwisata Pinisi Nusantara yang berkeliling ke Labuan Bajo, Lombok, Pulau Komodo, dan pulau Rinca (NTB)," jelas Syarifudin.
Kualitas kapal Pinisi Indonesia juga sudah terbukti tangguh menerjang ombak, salah satunya dibuktikan oleh Gita Arjakusuma, pelaut Indonesia yang berhasil melayarkan kapal tradisional Pinisi Nusantara dari Indonesia ke pantai barat Amerika sejauh 11.000 mil selama 67 hari. Gita berhasil tiba di pameran internasional, Vancouver Expo 1986.
Setiap kapal yang diproduksi di Tanjung Bira harganya bervariasi, mulai dari Rp 1,2 miliar-Rp 3,3 miliar tergantung dari ukuran si pemesan. Harga itu belum termasuk fasilitas modern yang biasanya dilengkapi untuk memanjakan tamu yang berkunjung, mulai dari ruang tidur mewah, AC, kolam renang mini, Jacuzi, dan lain sebagainya. Sungguh ilmu yang didapat di Tanjung Bira ini sangat menarik, sebanding dengan usaha yang diperlukan untuk mencapai daerah ini. Rombongan bersama Daihatsu Terios menemui ujian dimana kondisi jalan yang rusak parah. Persoalan yang dihadapi bukan jalan penuh lubang atau kontur naik-turun seperti sebelumnya, tetapi jalan terbuat dari tumpukkan batu.
"Teman-teman harus bergoyang-goyang selama 30 km perjalanan menuju Tanjung Bira, ini rintangan terberat yang dihadapi tim selama ekspedisi berlangsung," kata Endi. Untungnya, dengan kualitas suspensi dan durability yang dimiliki Terios, seluruh peserta bisa melalui rintangan ini tanpa kendala sama sekali.

Quote:
Quote:
Mengenal Suku Kajang di Pemukiman Adat Amatoa

Meninggalkan Bulukumba, petualangan Terios 7 Wonders akan dilanjutkan menuju Kajang, untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat Suku Pedalaman Kajang yaitu berinteraksi langsung ke pemukiman adat Amatoa, di Kajang yang memegang teguh adat dan tradisi. Mereka menolak teknologi serta modernisasi. Punto Sagone, seorang suku Kajang yang menjabat sebagai Bontowali (konon setingkat menteri di kabinet modern), bilang suku Kajang bukan merupakan bagian dari pemerintahan Kabupaten Bulukumba. “Kami punya wilayah adat sendiri yang terpisah dari pemerintahan. Tanah kami adalah tanah adat dan bukan tanah pemerintah,” katanya tegas.
Di sini, tim Terios 7 Wonders merasa takjub oleh atraksi menegangkan bakar linggis (nikkuatupanroli). Seorang lelaki tua. Puntodipa namanya, 99 tahun umurnya, beberapa kali dengan santai memegang batang linggis yang panas membara sekitar 700 derajat Celcius tanpa merasakan sakit. Linggis ini sebelumnya dibakar oleh api yang membara. Pesan moralnya, kata Punto Sagone, jangan merasa takut apabila bertindak benar. Pesen idup buat agan-agan nih..
Spoiler for suku kajang:

Suku Kajang juga memilih busana sehari hari serba hitam. Busana ini, menurut keyakinan mereka, sudah dipilihkan oleh Yang Maha Kuasa. Hitam, menurut mereka, adalah bagian dari ideologi yang mengajarkan hidup sederhana. “Dimulai di dalam kandungan hingga akhirnya masuk liang lahat manusia berhadapan dengan kegelapan yang sama dengan warna hitam,” kata Punto Sagone. Karena itu, siapapun yang masuk ke perkampungan ini diharuskan mengenakan baju hitam. Kalau tidak punya, silakan menyewa. Harga sewa satu potong baju berikut kain hitamnya adalah 250 ribu rupiah. Uniknya, di dalam perkampungan, tim Terios 7 Wonders manyaksikan banyak orang tanpa mengenakan pakaian serbahitam. “O itu. Mereka itu pendatang,” elak Bontu Sagone yang berbisik pada peserta 7 Wonders untuk tidak sungkan-sungkan menelponnya bila memerlukan bantuan.

Quote:
Quote:
Filosofi di Tanah Amatoa

Menurut mereka, filosofi hidup warga Suku Kajang adalah hidup sangat sederhana dengan menolak segala sesuatu yang berbau teknologi. Ideologi mereka disebut sebagai "tallase kamase-mase", berupa prinsip hidup yang memerintahkan masyarakat untuk hidup bersahaja.
Tidak memiliki keinginan berlebih dalam kehidupan sehari-hari, misalnya makan, pakaian, dan lain sebagainya. Mereka juga sangat menjaga mengambil hasil berlebihan dari dalam hutan, setidaknya bisa ditekan seminimal mungkin sehingga tidak mengganggu kelestarian hutan.
"Salah satu ciri khas yang terlihat kasat mata, adalah warna pakaian yang biasa Suku Kajang gunakan, pasti hitam atau berwarna gelap," jelas Endi Supriatna. Hitam dipilih karena menggambarkan filosofi jalan hidup mereka di dunia.
"Ketika masih dalam kandungan, situasinya gelap, kemudian akhirnya mati akan masuk liang kubur yang juga gelap. Ini alasan mengapa mereka memilih warna hitam," lanjut Endi.
Spoiler for suku kajang:

Suku Kajang dipimpin oleh ketua adat berdasarkan garis keturunan dan menjabat semur hidupnya. Mereka percaya kalau sudah hidup sejak ratusan tahun yang lalu. Hingga kini, sudah mencapai 22 generasi ketua adat memimpin Suku Kajang.
Jalan akses menuju Tana Toa dari Bulukumba, relatif pendek sekitar 5 km dari jalan utama dan ditempuh tim dalam waktu singkat. Lokasi ini juga tidak terisolasi, relatif dekat dengan peradaban modern. Berbeda dengan Suku Badui Dalam di Banten atau Kampung Naga di Garut, Jawa Barat, yang relatif lebih terpencil.
Tapi, meski tidak berjauhan dengan peradaban modern, bukan lantas menjadikan warga Suku Kajang ini kehilangan jati diri. Mereka tetap berpegang teguh pada keyakinannya, soal hidup sederhana dan bersahaja, sesuai ajaran kepercayaannya.

Quote:
Quote:
Mitos

Masyarakat Ammatoa meyakini ajaran agama adat yang disebut Patuntung, yang dalam bahasa Makassar artinya mencari sumber kebenaran. Ajaran Patuntung mengajarkan manusia wajib menyandarkan diri pada tiga pilar utama, yaitu menghormati Turiek Akrakna (Tuhan), tanah yang diberikan Turiek Akrakna, dan nenek moyang.
Turiek Akrakna (Tuhan) menurunkan wahyu pada masyarakat Kajang dalam melalui manusia pertama yang bernama Ammatoa. Masyarakat Kajang meyakini kalau tempat pertama kali Ammatoa diturunkan ke bumi adalah kawasan yang sekarang menjadi tempat tinggal mereka. Makannya, lokasi ini mereka sebut sebagai Tana Toa atau tanah tertua.
Di tempat ini juga mereka percaya manusia pertama diciptakan, dengan proses turunnya To Manurung (manusia dari langit) atas perintah Turek Akrakna. Dalam perjalanannya menuju bumi, To Manurung dipercaya menunggangi seekor burung Kajang. Nama ini kemudian dijadikan komunitas mereka sampai sekarang.
Suku Kajang dipimpin oleh ketua adat berdasarkan garis keturunan dan menjabat semur hidupnya. Mereka percaya kalau sudah hidup sejak ratusan tahun yang lalu. Hingga kini, sudah mencapai 22 generasi ketua adat memimpin Suku Kajang.
Jalan akses menuju Tana Toa dari Bulukumba, relatif pendek sekitar 5 km dari jalan utama dan ditempuh tim dalam waktu singkat. Lokasi ini juga tidak terisolasi, relatif dekat dengan peradaban modern. Berbeda dengan Suku Badui Dalam di Banten atau Kampung Naga di Garut, Jawa Barat, yang relatif lebih terpencil.
Tapi, meski tidak berjauhan dengan peradaban modern, bukan lantas menjadikan warga Suku Kajang ini kehilangan jati diri. Mereka tetap berpegang teguh pada keyakinannya, soal hidup sederhana dan bersahaja, sesuai ajaran kepercayaannya.

Ckckckck, luar biasa ya gan warisan budaya dari Sulawesi, coba kalo kita aja belum tau, gimana mau mewariskan ke anak cucu?
Sebagai orang Indonesia kita kudu bangga dan menjaga kebudayaan ini Gan, jangan sampe malah ngerusak.



[URL="http://bs.serving-sys.com/BurstingPipe/adServer.bs?cn=tf&c=20&mc=click&pli=11216323&PluID=0&ord=[timestamp]SUMBER[/URL]
Diubah oleh Kaskus Promo 16-10-2014 11:02
0
48K
Kutip
278
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan