Masyarakat indonesia sangat terbiasa dengan budaya ketimuran, dimana adab, tatanan kesopanan dan kewibawaan serta simbol menjadi salah satu tolak ukur untuk menilai seseorang. bertolak belakang dengan masyarakat barat yang memang sudah tipikalnya liberal dimana substansi lebih diutamakan dari pada simbol. perbedaan kultur barat dan timur sangatlah jelas yaitu norma. sikap individualis tentu menjadi ciri dari faham liberal dimana hak individu lebih tinggi daripada yang lain termasuk norma. namun bagi masyarakat timur norma-norma yang disepakati secara bersama demi kepentingan umum, maka itu berada diatas kepentingan pribadi.

keterkaitannya dengan Susi Pudjiastuti adalah Reintepretasi mengenai kesopanan dan kewajaran seorang mentri oleh masyarakat. dewasa ini masyarakat sudah sangat pintar menilai perseoalan yang terjadi dalam dunia politik, termasuk mengenai masalah Susi yang dinilai sebagian masyarakat tidak layak menjadi menteri karena dianggap nyeleneh dalam berbagai momen seperti merokok di istana negara, bertato, kimpoi cerai, sampai persoalan beliau yang tidak lulus SMA. Inilah realita yang saat ini ada dimasyarakat yaitu persepsi kenegaraan selalu dikaitkan dengan personal grooming.

personal grooming sangat penting dalam kehidupan publik figur seperti bu Susi ini. namun bukan berarti masyarakat boleh dengan semena-mena memvonis atau bahkan mengutuk seseorang hanya melihat dari sisi personal grooming saja. Masyarakat harus belajar bagaimana tidak menghakimi seseorang dari luarnya saja, namun harus berfikir lebih mendalam tentang substansi kemampuan seseorang yang dapat memberikan kontribusi pada bangsa dan negara tercinta Indonesia. Akan tetapi bukan berarti sepakat dengan gaya bu Susi Pudjiastuti yang "koboy" tersebut, dengan kata lain selain kemampuan dan nalar yang kuat seorang susi pudjiastuti harus juga sadar bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang taat pada simbol dan norma yang diyakini sebagai kebaikan. jadi, sudah sepantasnya pula bahwa ibu susi pudjiastuti juga memberikan sikap yang terbaik dan menjadi teladan masyarakat Indonesia.

Jadi masyarakat jangan terlalu gampang memvonis pada seseorang dan diharapkan juga bagi pejabat publik bisa memberikan keteladanan bagi masyarakatnya meskipun hal yang dilakukan tidak melanggar hukum tapi masyarakat membutuhkan tuntunan dari mereka.

Salam hangat

Yusep Ginanjar

CEO and FOUNDER
www.bright-consultant-indonesia.com